Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Seminar Internasional 4 Ethos 4 Jusuf

Jenderal Jusuf Murka dan Gebrak Meja Depan Presiden: Bohong! Tidak Benar Semua! Saya Ini Orang Bugis

Di bawah pemerintahan Soeharto, Jenderal Jusuf yang punya nama lengkap Andi Muhammad Jusuf Amir bertahan sebagai Menteri Perindustrian hingga 1978.

Editor: Edi Sumardi
ARSIP NASIONAL
Mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan dan mantan Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir 

Bukan apa-apa, Jenderal Jusuf telah 13 tahun tak berdinas di militer.

“Dibanding Maraden Panggabean yang digantikan, dia (Jusuf) kalah lengkap karier militernya terutama di bidang staf dan teritorial. Tetapi siapa yang berani melawan kehendak Soeharto?,” tulis Atmadji Sumarkidjo dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit.

Dalam perjalanannya, Jenderal Jusuf dikenal sebagai orang dekat Presiden Soeharto.

Sekalipun begitu, David Jenkins dalam tulisannya Soeharto & Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer Indonesia 1975-1983 menggambarkan Jenderal Jusuf masih sebagai ‘jenderal lingkaran luar Soeharto’.

Popularitas Jenderal Jusuf sebagai orang nomor satu di ABRI melesat cepat.

Dia dianggap bisa menerjemahkan tugas yang diberikan langsung oleh Soeharto yakni manunggal dengan rakyat.

Tak hanya itu, mantan ajudan Kahar Muzakkar ini juga dikenal sangat dekat dengan prajurit.

Popularitas itu ternyata memiliki dampak.

Lantaran terlalu sukses, jaringan intelijen Soeharto yang dimotori Letjen Leonardus Benyamin Moerdani memasok informasi ke Istana.

Jenderal Jusuf dinilai memiliki ‘ambisi politik’.

Muncullah informasi intelijen yang menyebut niat Jenderal Jusuf menggalang kekuatan internal untuk menjadi presiden.

Ini terbaca dari seringnya dia mengunjungi barak-barak prajurit, serta perhatiannya yang besar terhadap kesejahteraan dan perlengkapan pasukan.

“Diduga, Jenderal Jusuf sedang melakukan penggalangan kekuatan—persis yang dilakukan Jenderal Sumitro sebelum peristiwa Malari meletus. Bedanya, Sumitro berorasi di kampus-kampus,” tulis A Pambudi dalam buku Sintong & Prabowo: Dari ‘Kudeta LB Moerdani’ sampai ‘Kudeta Prabowo.

Kasak-kusuk makin kencang. Jenderal Jusuf bahkan dirumorkan memberikan kenaikan pangkat langsung di lapangan bagi prajurit berprestasi demi mengerek popularitasnya.

Soeharto tak diam mendengar isu tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved