Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akmil 2001

Prestasi Kolonel Nur Wahyudi Suami Juliana Moechtar, Satgas Unifil Lebanon hingga Bebaskan Sandera

Sosok dan prestasi Kolonel Infanteri Nur Wahyudi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-79 RI di Istana Negara IKN.

Editor: Sakinah Sudin
YouTube Sekretariat Presiden
Kolonel Infanteri Nur Wahyudi saat menjadi Komandan Upacara HUT ke-79 RI di IKN, Sabtu (17/8/2024). Kolonel Nur Wahyudi merupakan suami Juliana Moechtar. 

Pada tanggal 28 Maret 1981, terjadi suatu peristiwa pembajakan pesawat DC-9 Garuda Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis bernama Komando Jihad.

Kopassus, yang waktu itu masih bernama Kopassandha, kemudian ditunjuk oleh Panglima ABRI pada saat itu yakni, Jenderal M. Jusuf untuk mengambil alih operasi pembebasan sandera dengan Letnan Kolonel Inf. Sintong Panjaitan sebagai pimpinan operasi, dengan memilih personel Kopassandha yang terbaik dimana saat itu Sat 81/Gultor belum terbentuk.

Operasi pembebasan sandera pun berjalan sukses dan secara dramatis melambungkan reputasi Kopassus di mata dunia internasional.

Berangkat dari pengalaman ketidaksiapan dalam menghadapi terorisme di era itu kemudian mendorong Kepala Badan Intelijen Strategis ABRI saat itu, Letnan Jenderal TNI L.B Moerdani, untuk menginisiasi agar segera membuat kesatuan baru setingkat Detasemen di lingkungan Kopassandha.

Pada 30 Juni 1982, dibentuklah Satuan Anti Teror Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha, melalui surat keputusan nomor: SKEP/4/VI/1982 tanggal 30 Juni 1982 yang merupakan Satuan Anti Teror pertama di Indonesia, dengan Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan sebagai komandan dan Kapten Inf. Prabowo Subianto selaku wakil komandan.

Kedua perwira tersebut dikirim untuk mengambil spesialisasi penanggulangan teror ke GSG-9 (Grenzschutzgruppe-9) Jerman dan sekembalinya ke Tanah Air dipercaya untuk menyeleksi dan melatih para prajurit Kopassandha yang ditunjuk ke Den-81.

Satuan-81 merupakan ujung tombak pertahanan dan keamanan Republik Indonesia. Tidak seperti satuan lain yang selalu mengekspos kegiatan mereka, visi dan misi Satuan-81 adalah untuk "tidak diketahui, tidak terdengar dan tidak terlihat".

(Kompas.com/ Rintan Puspita Sari) (Tribunnews.com/Pravitri Retno W) (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved