Opini
Arus Balik Kebudayaan: Semesta Manusia dan Kosmologinya
Mendirikan Pustaka Bergerak; sebuah inisiatif kebudayaan yang menjangkau berbagai pelosok negeri.
Sudah saatnya kita sebagai anak negeri, menapaktilasi penanda ilmu pengetahuan leluhur itu secara kritis-reflektif.
Homo-Spiritual
Mengapa penulis berangkat dari uraian ini? Semata-mata untuk mengingatkan kembali bahwa manusia mulanya adalah homo-spiritualis (manusia spiritual) yang berevolusi menjadi homo-sapiens (manusia modern).
Manusia sapiens sejak beberapa ratus tahun belakangan berevolusi menjadi homo-materialis (rasio-sentris), lalu melanjutkan evolusinya menjadi homo-deus (meminjam istilah Yuval Noah Harari), dewa penghancur (antroposen).
Mitologi modern mengimajinasikan kehidupan manusia yang semakin maju dengan capaian-capaian gemilang sains-teknologi sebagai buah kecanggihan pikiran.
Sedangkan mitologi agama-agama mengabarkan kehidupan dunia yang bergerak menuju krisis dan kehancuran (kiamat?). Bagaimana mendialogkan keduanya?
Ada anomali modernitas yang kerapkali luput dalam pandangan mata dan perbincangan kritis-ilmiah, mengapa di saat ilmu pengetahuan berbasis rasionalisme-empirisme (sains dan teknologi) mengalami perkembangan begitu pesat, di saat yang sama problem kemanusiaan kian rumit dan kompleks?
Mengapa di saat ilmu-ilmu medis berikut teknologinya kian maju, justru penyakit fisik dan psikis kian menampakkan rupa. Maukah kita sejenak merenunginya?(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.