Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilu 2024

Sosok Legislator PKS Nur Huda Waskitha Naik Motor Butut saat Pelantikan tapi Ternyata Jutawan

Anggota DPRD Bantul Nur Huda Waskitha menjadi perbincangan usai menghadiri pelantikan dengan memakai motor.

Editor: Muh Hasim Arfah
dok Tribun
Anggota DPRD Bantul Nur Huda Waskitha menjadi perbincangan usai menghadiri pelantikan dengan memakai motor, Selasa (13/8/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM- Sudah hal biasa jika anggota DPRD pawai kendaraan terbaik saat pelantikan. 

Tak jarang para anggota DPRD memakai mobil mewah. 

Namun, hal itu tak terjadi kepada Nur Huda Waskitha

Anggota DPRD Bantul,  Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi perbincangan usai menghadiri pelantikan.

Ia menghadiri pelantikan dengan mengendarai motor bersama sang istri pulang dari ngarit.

Adapun Nur Huda termasuk dalam 45 anggota DPRD Bantul periode 2024-2029 yang resmi dilantik pada Selasa (13/8/2024).

Nur Huda Waskitha sebelumnya merupakan caleg dari PKS nomor urut 4 dengan perolehan suara 2.717 di Pileg 2024.

Nur Huda Waskitha Yoga terpilih dari daerah pemilihan (Dapil) Bantul 5 meliputi Srandakan, Sanden, Pandak dan Pajangan dengan total penduduk 151.613 jiwa.

Nur Huda Waskitha berusia 35 Tahun dan bertempat tinggal Bantul.

Nur Huda Waskitha juga sebelumnya ketua panitia kompetisi Fulsa PKS Sweet Seventeen tanggal 16-19 April 2015 di Spirit Futsal Arena, Pengasih, Kulonprogo untuk para Kader DPD PKS

Saat dikonfirmasi Tribun Jogja, dikutip dari Tribun Bengkulu, Nur Huda mengaku menggunakan sepeda motor itu karena telah menjadi kendaraan sehari-hari.

Meski sebenarnya, dia memiliki mobil L300 second yang diberikan oleh kakaknya.

"Dulu kan saya sempat jadi kuli bangunan saat corona (Pandemi Covid-19). Terus saya dikasih bonus sama kakak saya L300 second. Karena pembangunan selesai, L300 itu jadi saya yang disuruh pakai," ujar kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat dihubungi, Rabu (14/8/2024).

Nur Huda mengatakan ia sempat disangka tukang jahit baju oleh orang-orang saat menghadiri kegiatan pengukuran baju untuk pelaksanaan pengucapan sumpah janji anggota DPRD Bantul masa jabatan 2024-2029 dengan menggunakan sepeda motor jadul itu. 

"Waktu itu saya dikira sama orang-orang tukang jahit baju. Ya enggak apa-apa. Tapi lebih tepatnya saya malah sebagai petani. Dan pada akhirnya saya sama orang-orang itu akrab dan kemarin pas pelantikan jadi dekat," kata dia.

Di sisi lain, Nur Huda tidak menampik memiliki keinginan memiliki kendaraan mobil pribadi untuk aktivitas sehari-hari.

Pria yang terpilih menjadi anggota DPRD Bantul dari Dapil 5 (Kapanewon Pajangan, Pandak, Sanden dan Srandakan) itu berujar, jika sudah saatnya dan memiliki rezeki cukup, maka dirinya akan membeli kendaraan mobil pribadi.

"Manusia itu pasti ada pertumbuhan. Yang namanya mobil itu kan bisa jadi keinginan dan kebutuhan, sehingga nanti sudah ada saatnya, uang ada, dan mobil dibutuhkan ya saya tetap akan beli mobil itu. Tapi kalau Allah belum menghendaki ya kita pakai yang apa adanya," jelas Nur Huda.

Nur Huda juga sempat memiliki kendaraan mobil pribadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di mana, dia mendapatkan kendaraan itu dengan cara cicilan.

Namun, dikarenakan utang yang bertambah banyak akhinya dikembalikan ke pihak leasing mobil.

Pria 34 tahun itu memiliki aktivitas mendukung dan memberdayakan anak yatim, peternak domba dan pertanian pakan ternak hingga pertanian pisang cavendish.

"Jadi aktivitas sehari-hari saya sebelum jadi anggota DPRD, pagi hari ngasih makan domba, antar anak berangkat sekolah, berkebun di lahan pertanian di Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul. Kalau sudah selesai, sesekali ngurus lahan yang di Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman," paparnya.

Dikatakannya, pada pukul 15.00 WIB, Nur Huda akan menjemput anak pulang sekolah.

Lalu, pukul 16.00 WIB, Nur Huda kembali memberi makan domba. 

Aktivitas itu telah dilaluinya sejak beberapa tahun lalu.

Sebelum sukses seperti saat ini, ternyata Nur Huda memiliki pengalaman hidup yang cukup pahit.

Saat lulus Sekolah Menengah Atas, Nur Huda pernah memiliki usaha fotokopi.

Dia juga sempat meminjam surat Mbahnya untuk membuka usaha itu dikarenakan pihak bank tidak mau mencairkan uang pinjaman tanpa pemenuhan syarat tertentu. 

"Banyak bank yang dulu sudah saya datangi. Tapi mereka tidak mau kasih pinjaman. Akhirnya saya pinjam surat punya Mbah untuk cairkan pinjaman," beber Nur Huda.

Alih-alih usaha itu membesar, Nur Huda malah terpuruk dengan kondisi utang yang lebih besar.

Namun, lambat laut, utang itu ia lunasi dan sekitar 2019, Nur Huda memilih beralih ke pertanian. 

Apalagi, keluarga istri Nur Huda memiliki profesi sebagai petani dan peternak.

Demikian pula dengan keluarga dari ibunda Nur Huda yang berasal dari kalangan petani dan peternak.

Dengan begitu, Nur Huda semakin semangat agar sukses membidangi dua hal tersebut.

"Lalu, istri saya dulu asisten dosen. Terus sudah lulus S1 dan mau ambil S2, tiba-tiba punya anak. Akhirnya sekarang dia jadi dosennya anak-anak saya (ibu rumah tangga dan kerap membantu Nur Huda mengurusi domba serta pertanian). Anak saya sekarang ada lima. Paling pertama kelas 3 sekolah dasar dan yang paling kecil balita," jelasnya.

Sikutip dari situs petanimilenial.jogjaprov.go.id, dari hasil usaha domba, pertanian pakan ternak, hingga pisang cavendish, Nur Huda mampu mengumpulkan omzet sekitar Rp500 juta per bulan.

Bahkan, dia memiliki 15 orang karyawan. 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok Nur Huda, Anggota DPRD Pulang Ngarit Langsung Hadiri Pelantikan Naik Motor, Dulu Kuli Bangunan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved