Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rekam Jejak dan Profil Nurdin Halid Waketum Golkar Disebut Dalam Kasus Hakim Agung, Bergelar Prof

Dalam sidang, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menanyakan hubungan antara saksi Bahdar Saleh, kakak kandung Gazalba Saleh dengan Nurdin

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Nama Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Nurdin Halid disebut dalam sidang kasus hakim agung Gazalba Saleh. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Nurdin Halid disebut dalam sidang kasus hakim agung Gazalba Saleh.

Dalam sidang, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menanyakan hubungan antara saksi Bahdar Saleh, kakak kandung Gazalba Saleh dengan Nurdin Halid.

Hal itu terungkap dalam sidang di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024).

"Kalau dengan Nurdin Halid saudara kenal," tanya jaksa kepada Bahdar dalam sidang.

Bahdar mengaku dirinya mengenal Nurdin Halid.

Jaksa KPK lantas menanyakan apakah Bahdar dan Nurdin Halid pernah membahas suatu perkara.

“Beliau pernah menanyakan, saya nggak tahu permasalahannya apa, sudah saya forward,” jawab saksi Bahdar.

Kasus Gazalba Saleh

Gazalba adalah terdakwa kasus penerimaan gratifikasi 18.000 dolar Singapura dari pihak berperkara, Jawahirul Fuad.

Jawahirul Fuad  menggunakan jasa bantuan hukum Ahmad Riyad sebagai pengacara.

Selain itu, Gazalba Saleh juga didakwa menerima SGD 1.128.000, USD 181.100, dan Rp 9.429.600.000.

Jika ditotalkan, maka nilai penerimaan gratifikasi dan TPPU yang dilakukan Gazalba Saleh senilai Rp 25.914.133.305 (Dua puluh lima miliar lebih).

Penerimaan uang tersebut terkait dengan pengurusan perkara di lingkungan Mahkamah Agung.

Nurdin Halid Calon Plt Ketum Golkar

Nurdin Halid adalah satu dari 12 calon Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.

Dia adalah politisi senior Golkar.

Nurdin Halid pernah menduduki kursi Ketua Umum PSSI periode 2003—2011 dan pernah menjadi anggota DPR-RI dari Partai Golkar pada 1999—2004.

Plt Ketum Golkar akan diputuskan malam ini, Selasa (13/8/2024), dalam rapat pleno di DPP Partai Golkar.

Penunjukan Plt Ketum Golkar dilakukan setelah Airlangga Hartarto mundur dari Ketum Golkar.

Tugas Plt Ketum Golkar cukup penting yakni mempersiapkan Musyawarah Nasional Luar Biasa yang nanti akan memutuskan siapa Ketum Golkar defenitif.

Selain Nurdin Halid, ada 11 Waketum Golkar lainnya yang berpeluang jadi Plt Ketum Golkar

1. Wakil Ketua Umum (Korbid Bidang Penggalangan Pemilih): Ridwan Kamil

2. Wakil Ketua Umum (Madya): Bambang Soesatyo

3. Wakil Ketua Umum (Korbid Perekonomian): Agus Gumiwang Kartasasmita

4. Wakil Ketua Umum (Korbid Politik, Hukum Dan Keamanan): Azis Syamsuddin

5. Wakil Ketua Umum (Korbid Kepartaian): Kahar Muzakir

6. Wakil Ketua Umum (Pratama): Nurdin Halid

7. Wakil Ketua Umum (Korbid Hubungan Kelembagaan): Melchias M. Mekeng

8. Wakil Ketua Umum (Korbid Pemenangan Pemilu): Ahmad Doli Kurnia

9. Wakil Ketua Umum (Korbid Badan Bencana Alam): Roem Kono

10. Wakil Ketua Umum (Korbid Kesejahteraan Rakyat): Hetifah Sjaifudian

11. Wakil Ketua Umum (Korbid Komunikasi Dan Informasi): Nurul Arifin

12. Wakil Ketua Umum (Korbid Penggalangan Strategis) Erwin Aksa.

Kemungkinan Melalui Mufakat

Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar Meutya Hafid, meminta penunjukan pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar tidak perlu melalui voting.

Adapun pemilihan Plt Ketua Umum Golkar akan dilaksanakan pada rapat pleno yang digelar Selasa (13/8/2024) malam.

"Tidak perlu ada voting dalam pemilihan Plt Ketum pada rapat pleno," kata Meutya, dalam keterangannya, Selasa.

Ketua Komisi I DPR RI itu menyarankan para wakil ketua umum (Waketum) Partai Golkar untuk duduk bersama musyawarah mufakat untuk pemilihan Plt Ketum.

Hal itu untuk menjaga kondusivitas internal partai usai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Golkar.

"Sehingga pleno dapat berjalan kondusif," ujar Meutya.

Untuk itu, Meutya menegaskan agar kader tak memaksa untuk meminta voting.

"Kader masih terkaget dengan keputusan ketua umum (Airlangga Hartarto), jangan dipaksa untuk voting. Jaga soliditas amat penting dan agar calon-calon yang akan berkontestasi menjaga cara-cara yang bermartabat," ucap Meutya.

Profil Nurdin Halid

Prof. Dr. (H.C.) Drs. H. A. M. Nurdin Halid (lahir 17 November 1958) adalah seorang pengusaha, politikus dan administrator sepak bola Indonesia.

Ia adalah Ketua Umum PSSI periode 2003—2011 dan pernah menjadi anggota DPR-RI dari Partai Golkar pada tahun 1999—2004.

Awali Karier di Koperasi

Nurdin Halid mengawali kariernya di koperasi.

sepakterjang NH di dunia koperasi dirintis mulai dari bawah ketika menjadi manajer penyuluh koperasi di Kabupaten Gowa tahun 1983.

Lalu tahun 1985 pindah ke Sidrap, sebelum diangkat menjadi kepala perwakilan Puskud Hasanudin di Kabupaten Pinrang tahun 1987.

Sukses di level kabupaten, NH ditarik ke Puskud Hasanuddin di Kota Makassar tahun 1992.

Hanya dalam dua tahun, NH mendapat kepercayaan menjadi Direktur Utama Puskud Hassanuddin.

Di tangan NH, wajah Puskud Hasanuddin berubah total menjadi ‘perusahaan koperasi’ berlabel konglomerat.

Beragam usaha digarap seperti membeli dan menjual produk petani, usaha jasa taksi, ekspor impor, hingga perkulakan.

Hasilnya, hanya dalam dua tahun, Puskud Hasanuddin meraup keuntungan Rp 17 miliar. 

Awal era Reformasi tahun 1998 ia terpilih sebagai ketua Umum Induk KUD (Inkud), kemudian Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin).

NH ketika berhasil menduduki kursi Ketua Umun Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) di Jakarta.

Seperti waktu di Puskud Hasanuddin, NH  pun mengubah paradigma bisnis Inkud untuk mengurus bisnis-bisnis besar, terutama menjadi distributor pupuk, minyak goreng, beras, dan gula.

Sepakbola

Nurdin Halid pernah menangani PSM Makassar musim 1995/1996.

Di bawah kepemimpinannya, Nurdin menggaet tiga pemain bintang dari luar Sulsel dan tiga pemain asing asal Amerika Latin (kedua terobosan itu menjadi tabu bagi klub Perserikatan seperti PSM).

Lalu, memberi gaji dan bonus besar kepada pemain, pelatih, dan tim ofisial.

Hasilnya, pada musim pertama di tangan NH, PSM menembus babak semifinal.

Musim berikutnya, melaju hingga final.

Puncaknya, ketika PSM merebut gelar jawara Liga Indonesia tahun 2000 dan menembus babak 8 Besar Liga Champions, termasuk meraih gelar juara internasional Ho Chi Minh Cup.

Nurdin Halid bahkan berani mengajukan Kota Makassar menjadi tuan rumah babak 8 besar Liga Champions Asia, meski harus menghabiskan dana miliaran rupiah untuk akomodasi tim tamu dan mempercantik Stadion Mattoangin.

Ketua Umum PSSI

Reputasi sebagai tokoh sentral kisah sukses PSM mengantar NH ke kursi nomor satu PSSI.

Langkah pertama NH ialah merumuskan Visi PSSI 2020, yaitu modernisasi sepakbola Indonesia untuk mewujutkan industri sepakbola dan berdaya saing di pentas global.

Untuk mewujutkan hal itu, NH melakukan sejumlah kebijakan strategis.

Pertama, membentuk pengurus cabang (pengcab) untuk memperpanjang rentang kendali PSSI sekaligus sukses meyakinkan FIFA tentang eksistensi Pengprov PSSI sebagai ‘induk’ Pengcab dan pemilik hak suara PSSI.

Kedua, mempercepat pengesahan Statuta PSSI sesuai FIFA Standard sebagai langkah reformasi FIFA memodernisasi anggotanya.

Ketiga, untuk membangun industri sepakbola, NH membentuk PT Liga Indonesia sebagai pengelola Liga Profesional sesuai persyaratan FIFA melalui AFC untuk bisa mendapat hak berlaga Liga Champions Asia dan Piala Dunia Antarklub.

Keempat, mempercepat proses profesionalisme klub sepakbola Indonesia (klub Liga Super dan klub Divisi Utama) dengan mengikuti lima persyaratan klub profesional yang tercantum dalam FIFA-AFC League Standard, yaitu aspek legal, infrastruktur, SDM, Youth Development, dan Finansial.

Kelima, mengingat klub amatir sangat banyak di Indonesia, NH melalui Badan Liga Amatir menambah strata Liga Amatir menjadi 3, yaitu Divisi I, II, dan III.

Keenam, membuat sejarah baru: Indonesia untuk pertama kali menjadi tuan rumah Piala Asia tahun 2007 setelah berhasil meyakinkan Presiden AFC Moh. Hammam dan mendapat dukungan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

PSSI meraih sukses sebagai tuan rumah dan mendapat pujian dari AFC dan FIFA.

Kesembilan, sukses besar menggelar Piala Asia 2007 mendorong Nurdin Halid membuat lompatan: mencalonkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia (PD) 2022.

Ia mengusung tema ‘Green World Cup, Save Our Plannet’.

Gagasan besar PSSI mendapat dukungan penuh pemerintah melalui Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menpora Adhyaksa Dault.

Dan, FIFA maupun AFC memuji keberanian PSSI di bawah komando NH untuk bersaing dengan negara sepakbola maju seperti Inggris, AS, Rusia, Australia, Jepang, Korsel, Qatar, Belanda, dan Portugal.

Sayang, sikap pemerintah berubah 360 derajat setelah Menpora dijabat oleh Andi Alfian Mallarangeng.

Banyak pihak yang menyesalkan keputusan Pemerintahan SBY yang membatalkan pencalonan Indonesia karena peluang Indonesia sangat terbuka.

Belakangan, Qatar yang terpilih menjadi tuan rumah PD 2022 dan Rusia sebagai tuan rumah PD 2018.

“Sepakbola adalah aset sangat berharga bagi Bangsa Indonesia. Sepakbola menghidupkan ekonomi daerah dan nasional, memperkuat kohesi sosial yang multikultural, dan memperkokoh rasa nasionalisme. Sepakbola juga merupakan alat diplomasi budaya yang efektif di kancah dunia,” ujar NH.

Data Diri

Nama         :  Drs. H.A.M. Nurdin Halid

Lahir  :  Watampone, 17 Nopember 1958

RIWAYAT PENDIDIKAN

1964-1970        SD Negeri Apala watampone

1971-1973        SMEP Negeri Watampone

1974-1976        SMEA Negeri Watampone

1977-1982        IKIP Makassar (Jurusan Ekonomi perusahaan)

KARIR ORGANISASI

1983-1985        Pengurus KNPI Tingkat 1 Sulsel

1984-1987        Pengurus KNPI Tingkat 1 Sulsel

1985-1989        Pengurus AMPI Tingkat 1 Sulsel

1988-1991        Pengurus Golkar Tingkat 1 Sulsel

1988-1993        Pengurus Golkar kabupaten sidrap

1989-1994        Pengurus AMPI Tingkat 1 Sulsel

1992                   Pengurus ASPEMTI pusat

1993-1994        Pengurus persatuan penggilingan padi (perbadi) Sulawesi

1994-1998        Pengurus KADIN sulsel

1996-1998        Pengurus Golkar tingkat 1 sulsel

1995-1996        Meneger PSM Makassar

1995-1996        Pengurus REI sulsel

1996-1998        Anggota majelis pemuda indonesia

1994-1999        Ketua DPD I AMPI sulsel, komisaris daerah PSSI sulsel

1997-2002        DPD Pemuda Panca Marga

1999-2004        Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia

2009-2014        Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia

2009-2014        President Asean Cooperative Organization (ACO)

2009-2014       Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi

2014-2015        Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Organisasi

2012-2016        Vice President International Cooperative Alliance (ICA) Asia Pasifik

2016-….            Anggota Komite Eksekutif ICA Asia Pasifik

2016-….             Ketua Harian Partai Golkar

2016-….             Anggota Dewan Pembina PBSI

RIWAYAT KERJA

1983-1985        Meneger PPK Kabupaten Gowa

1985-1987        Meneger PPK kabupaten sidrap

1987-1988        Kepala Perwakilan Puskud Hasanuddin Sulsel Kabupaten Pinrang

1988-1991        Kepala Perwakilan Puskud Hasanuddin Sulsel Kabupaten Sidrap

1992-1997        Dirut Puskud Hassanuddin Sulsel

1998                  Komisaris PT Yudhistira Garo Batara Sakti

1998                   Ketua Umum Koperasi Distribusi Indonesian (KDI)

1998                   Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)

1999-2004        Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PSSI

1999-2004        Anggota DPR/MPR RI 1998-1999 Dan 1999-2004

2005-2011       Komite Tetap Asian Football Confederation

2003-2011       Ketua Umum PSSI

PRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA

PSM Makassar

Mengantar PSM Makassar ke final Liga Indonesia musim 1995/1996

Mengantar PSM Makassar ke babak semifinal Liga Indonesia musim 1996/1997

Mengantar PSM Makassar juara Liga Indonesia musim 2000/2001

Mengantar PSM Makassar juara Liga Indonesia musim 1999/2000

Meloloskan PSM Makassar ke babak 8 besar Liga Champions Asia

Sukses meloloskan Kota Makassar sebagai tuan rumah babak 8 Besar Liga Champions Asia.

Mengantar PSM merebut gelar juara Piala Ho Chi Minh City, Piala Pardede, Piala Jenderal M Yusuf (tahun 2000), runner-up Piala Bangabandhu, Bangladesh (1996)

PSSI

Mengantar tim nasional Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2000

Mengantar tim nasional Indonesia juara Piala Kemerdekaan 2001

Mengantar tim nasional Indonesia meraih gelar juara Piala Ho Chi Minh City 2001

Mengantar tim nasional Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2004

Mengantar timnas sepakbola menjuarai Piala Kemerdekaan 2006

Mengantar tim nasional Futsal menjuarai Piala ASEAN (AFF Cup) 2009

Meloloskan Indonesia menjadi tuan rumah putaran final Piala Asia 2007

Mengantar timnas sepakbola ke final Piala AFF tahun 2010

PENGHARGAAN

ASEAN Development Award tahun 1996

Bakti Koperasi tahun 1997

Penghargaan Medali AFC (AFC Medal) tahun 2007

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com/Tribun-timur.com

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved