Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Universitas Muhammadiyah Sinjai

AMM Sinjai Bakar Ban di Kampus Minta Rektor Unismuh Dicopot

Puluhan AMM yang aksi tersebut terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah

|
Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Saldy Irawan

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA-- Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) menggelar aksi demonstrasi di Kampus Universitas Muhammadiyah Sinjai (UMSi) di Jalan Teuku Umar, Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai.

Dalam tuntutannya, mereka menyuarakan agar Rektor UMSi dicopot dari jabatannya. 

Puluhan AMM yang aksi tersebut terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Mereka berorasi secara bergantian dan membentangkan spanduk bertuliskan “UKT Elit Fasilitas Sulit” dan “Copot Rektor UMSi”.

Satu persatu ketua atau perwakilan mereka menyampaikan orasinya di atas mobil komando.

Selain itu, mereka juga membakar empat ban bekas di halaman Kampus UMSi.

Koordinator Lapangan (Korlap), Irsan mengatakan, AMM merupakan anak kandung Muhammadiyah yang bertugas untuk mengakselerasi tercapainya tujuan Muhammadiyah di berbagai bidang.

AMM selain melaksanakan program kegiatan sesuai segmennya masing-masing, juga diberikan tanggung jawab untuk mengawasi jalannya dakwah Muhammadiyah, terutama Amal Usaha Muhammadiyah di bidang.

"Karena itu kami terpanggil menyuarakan aspirasi di UMSi untuk memberikan peringatan akan perilaku pimpinan kampus yang mengindikasikan melenceng dari nafas gerakan Muhammadiyah," katanya.

Beberapa indikasi yang dimaksud antara lain, pembangunan auditorium diduga ada permainan dengan rekanan karena penetapannya dilakukan secara sepihak. 

Selain itu, pembangunan klinik kesehatan juga sarat masalah.

Mulai dari lahan yang dibeli sudah bermasalah sehingga kampus harus membayar dua kali, hingga perubahan fungsi bangunan yang berubah-ubah yang dilakukan secara sepihak.

Mulanya untuk ruang kelas pascasarjana, lalu berubah untuk ruang kelas fakultas teknik. 

"Yang jadi malah klinik kesehatan, perencanaannya tidak matang, diubahnya pun kami sinyalir tanpa melibatkan BPH sebagai wakil persyarikatan,” ujarnya.

“Klinik ini tidak menjadi kebutuhan mahasiswa, padahal mahasiswa butuh ruang belajar," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved