Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Modus Baru! Calo PPDB Tipu Calon Siswa SMA 2 Makassar, Disdik Sulsel Turun Tangan

Zulkiflinuh (33), seorang kurir barang menjadi korban penipuan calo penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA di Makassar.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Korban Pelaku Penipuan Calo PPDB Sulsel Zulkifili usai melaporkan kasus tersebut ke Polrestabes Makassar   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus Penipuan calo Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA di Sulsel kini bergulir.

Zulkiflinuh (33), seorang kurir barang menjadi korban penipuan calo penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA di Makassar.

Ia mengaku telah kehilangan uang Rp6,5 juta akibat ulah oknum yang mengaku memiliki koneksi di Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel.

Pelaku AFM mengaku sebagai pegawai Disdik Sulsel.

Kepala Bidang SMA Disdik Sulsel Muhammad Nurkusuma mengaku tak ada nama AFM dalam kepegawaian Disdik Sulsel.

"Kami sama sekali tidak mengenal oknum tersebut," jelas Muhammad Nurkusuma pada Senin (29/7/2024).

Dirinya menegaskan selama ini PPDB Sulsel tak pernah dipungut biaya apapun.

Mulai dari tahap pendaftaran, pengumuman sampai hari sekolah perdana.

Bahkan sebelum mulai PPDB, Disdik sudah mengeluarkan imbauan ke masyarakat untuk tidak percaya iming-iming calo PPDB.

"Kita laksanakan proses PPDB online, dan tidak satupun proses PPDB yang kami lakukan pemungutan biaya," katanya.

Disdik Sulsel pun mempersilakan korban untuk melaporkan pelaku ke pihak kepolisian.

Disdik Sulsel terbuka untuk menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke pihak berwajib.

"Kami serahkan sepenuhnya ke kepolisian karena ini ranah pidana. Kami tekankan adalah PPDB itu gratis dan tidak dibenarkan jika ada transaksi yang mengatasnamakan apapun," katanya.

Kejadian bermula saat adik Zulkiflinuh gagal masuk SMA melalui jalur prestasi dan zonasi.

Merasa putus asa, Zulkiflinuh kemudian dengan beberapa temannya agar direkomendasikan sosok yang bisa membantu.

Salah satu temannya mengaku mengenal seorang pegawai Dinas Pendidikan bernama AFM.

Zulkiflinuh pun percaya begitu saja dan menyerahkan uang panjar sebesar Rp2 juta.

"Saya percaya dan transfer uangnya ke nomor rekening atas nama Namun, saat pengumuman jalur prestasi, nama adikku tidak ada," kata Zulkifli kepada wartawan, Senin (29/7/2024) siang.

Tidak hanya itu, Zulkifli juga mengaku diminta untuk memberikan uang tambahan sebesar Rp1,5 juta dengan alasan untuk keperluan pengurusan.

Zulkifli lagi-lagi mengirimkan uang Rp1,5 juta, meskipun nomor rekening yang diberikan berbeda.

Setelah memberikan uang tersebut, dia dijanjikan bahwa adiknya akan diterima pada 8 Juli.

Namun, sebelum tanggal tersebut, dia diminta lagi untuk melunasi pembayaran sebesar total Rp 6 juta.
"Saya sudah memberikan total Rp 6 juta, tetapi adikku masih belum diterima. Saya mulai ragu ketika dia meminta uang lagi sebesar Rp1 juta dengan alasan pihak SMA memintanya," bebernya.

Zulkifli ingin meminjam uang dari temannya untuk memenuhi permintaan tersebut dan membayar Rp500 ribu.

Anehnya kata dia, setelah dikirimi Rp 500 ribu, sosok AFM kembali diminta untuk memberikan tambahan Rp 500 ribu untuk memastikan adiknya diperhatikan.

Meskipun ragu, Zulkiflinuh tetap memberikan uang tersebut karena temannya yang mengenalkan calo itu menjamin keamanan transaksi dan bahwa uangnya akan dikembalikan jika adiknya tidak diterima.

"Minggu lalu, saya tanya lagi kenapa adikku belum diterima. Dia minta lagi Rp500 ribu," katanya.

Saat menanyakan lebih lanjut, dia diarahkan untuk menghubungi seseorang bernama Pak Yusril yang mengaku sebagai guru di SMA tersebut.

"Namun, setelah mengkonfirmasi dengan temannya yang bekerja sebagai guru di sekolah tersebut, nama Yusril ternyata tidak ada," ungkapnya.

"Saya merasa curiga karena terus diminta uang. Saya akhirnya meminta uang saya dikembalikan, tapi dia hanya menyuruh saya menunggu kabarnya," tambahnya.

Setelah berkonsultasi dengan temannya yang pernah bertemu dengan terduga pelaku tersebut, ternyata foto yang diberikan berbeda.

Adik Zulkiflinuh saat ini belum bisa melanjutkan sekolah, meskipun pihak yang menipu selalu menjanjikan bahwa adiknya pasti akan diterima dengan tingkat kepastian 99 persen.

Zulkifli melaporkan dugaan penipuan tersebut ke Polrestabes Makassar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved