Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polimarim

Prodi Transportasi Laut Polimarim Gelar Workshop Pemutakhiran RPS hingga Bahan Ajar

Workshop menghadirkan Guru Besar Ilmu Pertanian UIM Prof Mir Alam Bedu dan praktisi dari perusahaan pelayaran Capt Agus Nur Wahid.

Editor: Hasriyani Latif
Polimarim
Guru Besar Ilmu Pertanian UIM Prof Mir Alam Bedu MSi dan Branch Manager PT SPIL Makassar Capt Agus Nur Wahid MMar menjadi narasumber dalam workshop pemutakhiran RPS dan bahan ajar Prodi Transportasi Laut Politeknik Maritim AMI Makassar, Jumat (26/7/2024). 

“Setelah rancangan dokumen CPL, berikutnya model dan desain dari dokumen CPL, kemudian konstruksi dan pra Uji dari dokumen perangkat kurikulum yang isinya CPL, TP, BK, MK. Sedangkan model Pengembangan RPS Model ADDIE,” lanjut Prof Mir Alam.

Berikutnya untuk assessment atau penilaian CPL seperti apa yang diharapkan dari peserta didik setelah menyelesaikan program, sejauhmana lulusan memenuhi target, hingga bagaimana aspek pemenuhan di akhir kuliah.

Relevansi pada Dunia Kerja

Sementara itu, Kepala Cabang PT SPIL Makassar Capt Agus Nur Wahid MMar menjelaskan lebih detail dan mikro tentang 10 hal pokok yang dapat dilakukan Prodi Transportasi Laut Polimarim AMI dalam penguatan kurikulum, RPS, dan bahan ajarnya.

“Jadi ada 10 hal yang bisa dilakukan, dimulai dari analisis kebutuhan industry, di sini prodi melakukan identifikasi tren kebutuhan dari dunia usaha dan dunia industry (DUDI) dan melakukan konsultasi denga praktisi,” kata Agus.

Hal kedua, lanjut Agus, perguruan tinggi vokasi dalam melakukan kerjasama dengan pihak industry. Bahkan dapat membentuk kemitraan dengan perusahaan untuk magang dan kerja praktik. Juga mengundang praktisi industri sebagai dosen tamu/instruktur.

“PT SPIL itu memiliki 35 cabang di seluruh Indonesia. Kami sudah melakukan kerja sama dengan ITS, Universitas Kristen Petra. Kami bahkan bangun laboratorium logistik. Jadi tidak hanya dari universitas tapi Polimarim juga tanggap. Agar punya daya saing yang tinggi dibandingkan dengan lulusan yang lain,” jelasnya.

Hal ketiga adalah Pengembangan Kurikulum, Dimana menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan metode kerja terbaru di DUDI. Atau menambahkan matakuiah baru yang relevan, dengan dunia logistik, manajemen rantai pasok, dan teknologi modern.

Langkah keempat adalah penguatan keterampailan teknis.

Taruna semestinya cakap akan pengetahuan kapal hingga penanganan muatan. Oleh karena itu diwajibkan memiliki fasilitas laboratorium dan simulator yang mendekati kondisi nyata di industry.

“Poin kelima pengembangan softskill. Calon lulusan diajar keterampilan komunikasi, kerja tim, dan kepemimpinan. Juga program pelatihan yang mengembangkan kemampuan manajerial dan kemampuan mengambilan Keputusan,” lanjut Agus.

“Poin keenam adalah Sertifikasi dan Standar Internasional. Jadi kampus menyertakan sertifikasi yang diakui nasional/internasional (STCW) dan memastikan bahwa lulusan memenuhi standar keselamatan dan regulasi internasional (SOLAS),” bebernya.

Item ketujuh penggunaan teknologi, dimana dilakukan integrasi teknologi terbaru seperti sistem informasi maritim, GIS, otomatisi hingga memperkenalkan smartshipping dan digitalisasi pelabuhan.

Langkah kedelapan adalah melakukan evaluasi dan pemutakhiran rutin terhadap kurikulum dan RPS diesuaikan dengan perkembangan indusri.

Serta melibatkan alumni dan stakeholder industri dalam melakukan proses evaluasi.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved