Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Ngopi Akademi

Demokrasi Dekorasi Kotak Kosong

Diskusinya merebak ke mana-mana menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun ini.

Editor: Sudirman
Ist
Rahmat Muhammad, Dosen Departemen Sosiolog Bidang Politik Unhas/KPS S3 Sosiologi FISIP Unhas 

Pilkada Kota Tangerang 2018 juga mencatatkan fenomena ini, di mana pasangan calon tunggal Arief R. Wismansyah-Sachrudin berhasil menang melawan kotak kosong dengan meraih sekitar 85 persen suara.

Demikian pula, pada Pilkada Kabupaten Pati 2017, pasangan calon Haryanto-Saiful Arifin menang melawan kotak kosong dengan perolehan lebih dari 70 persen suara.

Fenomena kotak kosong dalam Pilkada di Sulawesi Selatan, misalnya, tidak seharusnya terjadi.

Sulsel tidak kekurangan figur yang layak bertarung di Pilkada gubernur.

Dengan banyaknya tokoh potensial yang ada, partai politik seharusnya bisa melakukan rekrutmen yang lebih baik dan melahirkan calon-calon yang siap berkompetisi secara sehat.

Fenomena kotak kosong ini menunjukkan bahwa demokrasi kita masih memerlukan banyak perbaikan.

Meski mencerminkan beberapa kekurangan dalam sistem politik dan pemilihan, fenomena ini juga menunjukkan bahwa pemilih memiliki suara yang signifikan dalam menentukan masa depan daerah mereka.

Dengan upaya bersama dari pemerintah, partai politik, dan masyarakat, diharapkan fenomena kotak kosong dapat diminimalisir, sehingga demokrasi yang sehat dan kompetitif dapat terwujud di Indonesia.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Nikah Massal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved