Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Kompol Ratna Quratul Aini Akpol 2006, Polwan Pertama dan Satu-satunya Peraih Adhi Makayasa

Sebagai jebolan Akpol 2006 diketahui Kompol Ratna Quratul Aini hanya menempuh pendidikan taruna selama 3 tahun 6 bulan.

Editor: Alfian
ist
Kompol Ratna Quratul Aini Polwan pertama raih Adhi Makayasa jebolan Akpol 2006. 

"Kalau misalkan saya enggak lulus di Akpol itu saya jadi masyarakat sipil bukan jadi polisi lagi itu Resiko yang harus diambil kalau memang mau melangkah lebih baik ya Kita harus berani ambil resiko, kalau pun sudah berani ambil resiko itu, kita harus berusaha semaksimal mungkin," sambung dia.

Dari 286 siswa Akpol yang ikut pendidikan, Ratna membuktikan bahwa dirinya menjadi wanita berprestasi.

Karena sampai tahun 2021 ini, belum ada lagi polisi wanita yang mampu menyetarakan dirinya sebagai peraih bintang Adhi Makayasa.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Momen pertemuan secara langsung dengan Presiden tidak bakal bisa terulang kembali karena hanya dirasakan sekali seumur hidupnya.

"Ya alhamdulillah perasaan saya senang sekali karena Presiden SBY pernah berada di posisi yang sama beliau juga peraih Adhi Makayasa suatu kebanggaan buat saya ya bisa berhadapan langsung dengan beliau kemudian membawa kedua orang tua saya ketemu dengan beliau orang nomor satu di Indonesia," tuturnya.

Jabatan yang Pernah Diemban Kompol Ratna

Lulusan Akpol 2006, Kompol Ratna mendapat tugas pertamanya di tahun 2007 di Polres Jakarta Barat sebagai staf Bagops.

Selama satu tahun berdinas di sana, Ratna dipromosikan sebagai Panit Indik PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat pada tahun 2008.

Selama satu tahun enam bulan di PPA, Ratna mendapat promosi jabatan baru sebagai Panit Narkoba Polsek Tanjung Duren.

Pada tahun 2009, ia mendapat jabatan sebagai Kanit Reskrim Polsek Cengkareng dan di tahun yang sama ia kembali di tarik ke Polres Metro Jakbar sebagai Kanit III Narkoba.

Satu tahun bertugas di Narkoba, Ratna akhirnya kembali mendaftar sekolah PTIK. 

Selama 2 tahun pendidikan dari tahun 2010 sampai 2012, Ratna lulus dengan perolehan nilai cukup memuaskan karena masuk 10 besar.

Siswa PTIK yang masuk dalam 10 besar, saat itu harus dikirim ke daerah konflik.

Beruntung dirinya seorang wanita dan ia justru diminta untuk menjadi asisten dosen di PTIK.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved