Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Kompol Ratna Quratul Aini Akpol 2006, Polwan Pertama dan Satu-satunya Peraih Adhi Makayasa

Sebagai jebolan Akpol 2006 diketahui Kompol Ratna Quratul Aini hanya menempuh pendidikan taruna selama 3 tahun 6 bulan.

Editor: Alfian
ist
Kompol Ratna Quratul Aini Polwan pertama raih Adhi Makayasa jebolan Akpol 2006. 

Karena syarat usia saat mendaftar sebagai anggota Polri tahun 2000 harus 17 tahun.

Wanita kelahiran Pati, Jawa Tentah 10 Mei 1982 ini akhirnya bekerja disebuah Apotek untuk mengisi waktu luang sampai usianya cukup mendaftar sebagai anggota Polri.

Selama enam bulan bekerja, ayahnya yang merupakan pensiunan PNS ini memberi kabar bahwa ada pembukaan pendaftatan Polwan tahun 2000.

Namun pada saat itu ia bukan mendaftar sebagai Polwan Akpol, tapi Polwan Bintara dari Polda Jawa Tengah.

"Dulu sih cita-citanya bukan jadi Polri ya dulu cita-citanya ingin jadi dokter, karena depan SMA 2 Pati itu Polres Pati, dari situlah timbul keinginan jadi Polri," tegas dia dilansir dari Warta Kota.

Ratna mendaftarkan diri sebagai anggota Polri didukung oleh ayahnya karena semua persyaratan sudah disiapkan.

Dari ribuan orang yang mendaftarkan diri, Ratna lolos seleksi dari setiap tahap yang sudah menjadi syarat.

Sebanyak 500 Polisi Bintara berangkat ke Lido, Sukabumi, Jawa Barat untuk menjalani pendidikan selama enam bulan.

Selesai pendidikan, ia mendapat penempatan tugas pertama sebagai staf Prov Mabes Polri.

Baca juga: Sosok & Kekayaan Kombes Dodi Darjanto : Jebolan Akpol Tolak Wawancara Gegara Wartawan Pakai Hp China

Kompol Ratna Quratul Aini, Polwan peraih Adhi Makayasa tahun 2006
Kompol Ratna Quratul Aini, Polwan peraih Adhi Makayasa tahun 2006 (Wartakotalive.com/Miftahul Munir)

Pada tahun 2002, ada penerima Akpol Polwan dari Bintara, tapi karena masa dinasnya belum dua tahun, Ratna tidak bisa ikut seleksi.

"Tahun 2002 itu penerima Taruni Akpol pertama, karena sebelum-sebelumnya tidak ada dan untuk Polwan Bintara syaratnya harus dua tahun sudah berdinas," jelas dia.

Karena belum cukup masa dinas, akhirnya Ratna menunggu pendaftaran pada tahun 2003.

Waktu yang dinanti akhirnya tiba, tanpa ada persiapan khusus, Ratna dengan percaya diri daftar ke Akpol.

Tapi, resiko yang harus diambil oleh Ratna adalah jika ia gagal atau tidak lulus Akpol maka status Polwan Bintaranya sudah tidak diakui alias menjadi masyarakat sipil.

"Pendaftaran untuk Polwan Bintara yang memiliki prestasi, kebetulan waktu Bintara itu saya peringkat 2 dari 500 siswa se-Indonesia," ujar dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved