Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Eks Rektor Al Azhar Mesir Dorong Moderasi Beragama di UIN Alauddin Makassar

Mantan Rektor Universitas Al Azhar Kairo Mesir menegaskan pentingnya memahami keyakinan berbagai kelompok tanpa intervensi.

UIN Alauddin Makassar
UIN Alauddin Makassar menggelar kuliah umum dengan tema "Penguatan Moderasi Beragama", hadirkan Eks Rektor Al Azhar Mesir di Gedung Rektorat, Kampus II UIN, Kamis (18/7/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar kuliah umum dengan tema "Penguatan Moderasi Beragama" di Gedung Rektorat, Kampus II UIN, Kamis (18/7/2024).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber ternama, Prof Dr Ibrahim Shalah al-Hud Hud, yang merupakan mantan Rektor Universitas Al Azhar Kairo Mesir periode 2015-2018.

Kuliah umum ini terlaksana berkat kerjasama antara Universitas Al Azhar Kairo Mesir, UIN Alauddin Makassar, dan Darmawanita UIN Alauddin Makassar.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, dalam sambutannya menekankan pentingnya pengarusutamaan moderasi beragama.

"Pengalaman terbaik yang dimiliki Al Azhar, terlebih disampaikan langsung oleh mantan rektornya pada masanya, sangat relevan dalam menyikapi persepsi rasa keadilan," ujar Prof Hamdan.

Dalam paparannya, Prof Dr Ibrahim Shalah al-Hud Hud menjelaskan realitas kurikulum Al Azhar yang menyatukan agama dan dunia.

Hal ini kata pengarang kitab Fi Muwâjahat Khithâb al-Tasyaddud ini membuat para alumni Al Azhar menjadi sangat moderat.

"Al Azhar mendidik dan membina para siswanya untuk menggunakan akal dan hidup berdamai dengan realitas. Mereka tidak hanya mempraktekkan agama di ruang tertutup tetapi juga menggunakan ilmu dunia untuk memahami semesta realitas," jelas Prof Ibrahim.

Menurut Prof Ibrahim, Al Azhar menekankan penerimaan terhadap keberagaman dan perbedaan sebagai bagian dari penciptaan Allah SWT.

"Al Azhar mengajarkan bahwa keberbedaan adalah asal dari manusia dan moderasi dibangun berdasarkan penerimaan terhadap perbedaan tersebut,” jelasnya.

“Alumni Al Azhar dididik untuk memahami berbagai mazhab dan tidak menyalahkan orang lain selama ibadah yang dipraktekkan sesuai dengan salah satu mazhab," tambahnya.

Guru Besar Ilmu Balaghoh dan kritik Sastra Universitas al-Azhar ini juga menegaskan pentingnya memahami keyakinan berbagai kelompok tanpa intervensi.

"Keyakinan adalah masalah hati yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun, bahkan oleh Rasulullah SAW, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim," tutupnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved