Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Orang Muda Desa Dalam Kacamata Globalisasi

Tak hanya itu, pada masa ini juga hadir transportasi (mobil) untuk memudahkan pengangkutan barang produksi sumber daya.

Editor: Sudirman
Ist
Muh. Zulhamdi Suhafid, Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar 

Oleh : Muh. Zulhamdi Suhafid

Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar

Era globalisasi ditandai dengan Revolusi Industri 1.0 pada abad ke-18 di Britania Raya.

Pada waktu itu ditemukannya mesin uap untuk mengelola dan memproduksi sumber daya baik pada sektor manufaktur, teknologi, pertanian, pertambangan, dan sektor-sektor lainnya.

Kemudian, pada awal abad ke-19 terjadi Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan adanya pembangkit tenaga listrik yang membuat hasil produksi jauh lebih murah dibanding masa 1.0.

Tak hanya itu, pada masa ini juga hadir transportasi (mobil) untuk memudahkan pengangkutan barang produksi sumber daya.

Hal ini mengakibatkan terjadi proses produksi massal yang sebelumnya dirakit oleh banyak orang kini diprodukso secara massal.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, akhir abad ke-20, Dimana ditemukannya mesin penggerak otomatis yang memudahkan manusia dalam pekerjaannya seperti alat perangkat computer dan robot kecerdasan.

Disamping itu, system komunikasi menjadi berubah sehingga penyebaran teknologi informasi semakin cepat dan pesat.

Peristiwa revolusi industry 3.0 kemudian disebut sebagai revolusi digital.

Tumbuhnya pengetahuan manusia mempengaruhi kemajuan teknologi informasi didunia dari masa ke masa.

Dapat kita lihat pada abad ke-21, telah ditemukannya teknologi berkelanjutan seperti internet, kecerdasan buatan (artificial intelegent), machine learning, internet of things (IoT) dan lain sebagainya.

Inovasi teknologi ini sangat membawa pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat internasional, dimana dapat kita saksikan dengan adanya aplikasi belanja online, akses ojek secara online, tarik tunai menggunakan ponsel, dan lain-lain.

Perlu diketahui bahwa industry 4.0 dianggap akan menggantikan peran manusia oleh AI.

Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat pada tahun 2017, muncul lagi Revolusi industri 5.0 atau
Society 5.0 yang pertama kali diwacanakan oleh negara yang dijuluki sebagai “negeri matahari terbit” (Jepang).

Industry 5.0 justru mengganggap bahwa AI tidak dapat menggantikan peran manusia karena pengoperasian AI tidak dapat berjalan tanpa adanya kontrol dari tangan kecerdasan manusia.

Tak hanya itu, teknologi 5.0 ini dipergunakan untuk bekerjasama dengan manusia agar memudahkan dan lebih produktif dalamyang berorientasi kepada kesejahteraan pengguna.

Pesatnya kemajuan teknologi informasi seperti yang terjadi saat ini pastinya mempengaruhi Pembangunan manusia terutama anak muda yang notebenenya merasakan dan paham betul tentang teknologi masa kini.

Perkembangan teknologi 5.0 sangat disambut baik oleh masyarakat karena memudahkan segala aktivitas dan akses komunikasi dengan mudah.

Selain itu, pembangunan manusia terutama di Desa telah dipengaruhi oleh arus globalisasi, dimana kemajuan teknologi industri tersebut tidak hanya berdampak positif bagi kemajuan pemuda bangsa.

Akan tetapi, berdampak negatif terhadap masa depan anak muda.

Dapat kita lihat, masa sekarang ada banyak Game online dan Judi online yang hadir dimuka bumi ini.

Di Indonesia sendiri telah banyak game yang hadir seperti Mobile Legend, PUBG, Free Fire, dan masih banyak lagi.

Begitupun dengan judi online sudah banyak bertebaran di internet yang secara illegal diakses oleh masyarakat.

Hal ini akan berpengaruh kepada moral bangsa dan berdampak terhadap kemajuan peradaban bangsa terutama di Desa.

Dalam studi hubungan internasional, berbicara tentang HI tidak hanya dilihat dari interaksi antar negara saja, tetapi hubungan
internasional dapat dilihat dari yang paling bawah seperti dipedesaan dengan menggunakan kacamata globalisasi.

Game online yang disebutkan tadi itu berasal dari negara Tiongkok, Korea Selatan, dan Singapura.

Sedangkan judi online berasal dari Singapura, Jepang, Thailand, dan masih banyak lagi.

Hal ini yang penulis anggap sebagai arus globalisasi yang sampai kepada tataran pedesaan.

Secara faktual, pemuda di daerah pedesaan telah terpapar arus globalisasi teknologi informasi dalam hal ini Game online dan judi online.

Dapat kita saksikan bahwa peristiwa globalisasi dipedesaan mayoritas terpapar ke arah yang negatif, seperti di pemuda Desa Parangloe, kab. Gowa dimana tempat penulis meneliti tentang tema artikel ini, hampir 80 persen pemuda didesa itu
menggunakan game online yang kemudian hal ini membuat malas belajar dan pergi ke sekolahnya.

Selain itu, anak muda tersebut secara tidak langsung membebani orang tuanya karena banyaknya pengeluaran untuk membeli kuota internet.

Jika ditelusuri lebih lanjut, bahwa didesa Parangloe disematkan sebagai daerah tertinggal yang notebenenya berada dipelosok
kabupaten Gowa.

Sedangkan dalam konteks judi online, penulis mencoba meneliti diwilayah Desa Bangkalaloe, Kab. Jeneponto, dimana di desa tersebut ada banyak pemuda yang juga terpapar judi online mengakibatkan terjadinya depresi karena sudah mengorbankan banyak modal.

Tak hanya itu, ada pemuda yang terlilit utang karena meminjam sana-sini untuk modal judi onlinenya.

Hal ini yang perlu kita pahami bersama bahwa pemuda seharusnya melakukan hal-hal yang produktif dalam mempersiapkan masa depannya.

Pembangunan desa tidak dapat diraih apabila pemudanya tidak melakukan aksi positif dan berkontribusi dalam mendorong kemajuan peradaban desanya.

Sangat disayangkan kalangan anak muda saat ini yang notebenenya memiliki ide & gagasan kreatif, inovatif, dan praktis, dan tidak memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan langkah maju untuk meraih cita-citanya.

Pemuda juga merupakan harapan bangsa yang kini masuk pada tataran bonus demografi.

Ini yang menjadi tantangan bangsa kita saat ini diera globalisasi begitu cepat.

Tugas kita sekarang adalah mengedukasi Orang Muda Desa yang terpapar atau terjangkit arus globalisasi teknologi informasi, dan kembali bangkit menjadi Generasi Emas bukan Generasi Cemas.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved