UMI
Seminar Internasional UMI-Universiti Malaya Hadirkan Puluhan Pembicara
Para pimpinan UMI dan Universiti Malaya melakukan penandatanganan petisi dukungan solidaritas kepada Pelestina.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Seminar Internasional antar bangsa kerja sama Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan Universiti Malaya menghadirkan puluhan pembicara.
Seminar digelar secara online dan offline yang dipusatkan di Aula PJJ Lantai 1 Program Pascasarjana UMI, Jl Urip Sumoharjo Kota Makassar, Sabtu (13/7/2024).
Kegiatan ini dihadiri Rektor UMI Prof Sufirman Rahman dan Ketua Jabatan Sejarah dan Tamadun Islam Prof Mohd Roslan Mohd Nor.
Sebelum acara seminar, para pimpinan UMI dan Universiti Malaya melakukan penandatanganan petisi dukungan solidaritas kepada Pelestina.
Adapun seminar dibagi menjadi tiga sesi dengan beragam pembicara dan tema, baik dari UMI maupun Universiti Malaya.
Sesi pertama hadir Prof Madya Faisal Ahmad Faisal Abdul Hamid, Prof Madya Aizan Ali Mat Zin, H Andi Bunyamin, dan H Ahmad Hakim.
Sesi kedua Norhayati Hj Hamzah, Asyiqin Ab Halim, Muhammad Khalis Ibrahim, Shuaibu Gokaru, Prof H Baso Amang, Hj Nursetiawati, dan HM Ishak Shamad.
Sesi ketiga Encik Ainul Asyraf Lukman, Encik Muhamad Fikri Mohd Bakri, Encik Annuar Ramadon Kasa, Encik Adlin Shaimi bin Baharom, Fajri Dwiyama, Tasdin Tahrim, Juhri, dan Syarifa Raehana.
Rektor UMI Prof Sufirman Rahman menjelaskan bahwa seminar internasional merupakan salah satu implementasi MoU yang telah dilakukan UMI dengan Universiti Malaya.
UMI, kata dia, sudah menargetkan sebagai perguruan tinggi kelas dunia World Class University (WCU).
Olehnya, UMI terus mengacu akselerasi tridarma perguruan tinggi dalam skala internasional.
“Insya Allah kita menargetkan World Class University, dan tentu ukuran perguruan tinggi tersebut itu apabila eksis di level dunia,” jelas Prof Sufirman.
Sementara itu, Ketua Jabatan Sejarah dan Tamadun Islam Universiti Malaya Prof Mohd Roslan Mohd Nor menyebut bahwa ada beberapa konsentrasi kerja sama UMI dengan Universiti Malaya.
“Ada empat perkara utama, terkait pertukaran pelajar, kemudian lawatan dosen-dosen, lalu international conference, dan penelitian,” sebutnya.
Dalam seminar internasional ini, Universiti Malaya membawa 12 orang untuk memaparkan makalah dari sudut pandang kepakaran para pembicara.
Prof Mohd Roslan menambahkan kerja sama Universiti Malaya dengan UMI masih terbuka besar di berbagai bidang lain.(*)
UMI Bakal Buka Program Pendidikan Profesi Guru Agama |
![]() |
---|
Dosen Indonesia Bisa Kuliah S3 di 4 Prodi di UMI Pakai Beasiswa PDDI |
![]() |
---|
UMI Cetak Sejarah: Setelah Wisuda 21 Nonmuslim, Kini Tunanetra - Prajurit TNI Sandang Gelar Sarjana |
![]() |
---|
UMI Wisuda 21 Nonmuslim, Wisudawati: Walaupun Lembaga Pendidikan Islam, Kami Diperlakukan Adil |
![]() |
---|
Daftar 8 Profesor Baru UMI, Kini Miliki 108 Guru Besar Terbanyak di Luar Pulau Jawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.