Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Habib Luthfi Tidur Genggam Tangan Muridnya Habib Puang Makka

Ini kisah tentang adab murid kepada guru. Murid Habib Syekh Sayyid Abdul Rahim Assegaf Puang Makka kepada guru, H Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi.

|
Penulis: thamsil_tualle | Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Momen Habib Luthfi tidur genggam tangan muridnya Habib Puang Makka di kamar kediaman Habib Lutfhi di Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Kelurahan Nonyotaan, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/7/2024) siang. (Dok Pribadi) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bukan tentang keluasan atau kedalaman ilmu.

Kisah berikut tentang adab murid kepada guru.

Si murid adalah Habib Syekh Sayyid Abdul Rahim Assegaf Puang Makka, mursyid Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf Al Makkasary, dari Sulawesi Selatan.

Sang guru adalah Dr (hc) H Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau populis dengan nama Habib Lutfhi.

Usia mereka terpaut hampir 14 tahun.

Sang guru, Habib Lutfhi berusia 78 tahun, November 2024 mendatang.

Sedangkan si murid, Puang Makka, lahir 64 tahun silam, 1960 di Ujungpandang.

Tempus kisah ini terjadi Senin (8/7/2024) siang, selepas Lohor.

Locusnya, di kamar kediaman Habib Lutfhi di Jl Dr Wahidin Sudirohusodo, Kelurahan Nonyotaan, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

"Habib Puang (Makka) menunggu 7 hari sejak dapat panggilan, 28 Juni. Tapi setelah ketemu, yang dikirim video guru tertidur sambil menggenggam tangan muridnya," ujar M Qomaruddin, sekretaris jenderal Tarekat Khalwatiyah Syekh Jusuf Al Makassari, kepada Tribun, di Sungguminasa, Gowa, Senin malam.

Perihal masa tunggu sepekan bukan tanpa cerita.

Kamis (27/6/2024), dari Pekalongan, ajudan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres, 1999-2024) itu menelepon ke Makassar.

Isi pesan lugas; meminta Habib Puang datang ke Pekalongan, menemui Sang Guru.

Keesokan harinya, Jumat (28/6/2024), Puang Makka terbang ke Semarang, dan lanjut perjalanan darat 94 km ke Pekalongan.

Ternyata, sesampai di Kota Batik, pantai utara Jawa Tengah itu, tetiba mendadak ke Jakarta, lalu lanjut ke Cirebon, dan beberapa kota di barat Jawa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved