Tribun HIS
Kisah Kuli Angkut Gula Aren di Pedalaman Bone Lulus Bintara Polri, Dulu Pinjam Uang Beli Seragam SMA
Sejak Indonesia merdeka 75 tahun silam, Rahmat Daniel adalah pemuda pertama yang tercatat lulus menjadi anggota Polri dari Desa Tapong.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Sulawesi Selatan, telah mengumumkan calon siswa (Casis) Bintara dan Tamtama Polri, Sabtu (6/7/2024).
Dari 4.672 pendaftar, 1.319 casis Bintara yang lolos sampai sidang akhir kelulusan.
Hasilnya 497 dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Sulsel.
Begitu juga dengan Tamtama, dari 344 pendaftar, 137 calon siswa yang lolos sampai sidang akhir kelulusan.
Hanya 68 dinyatakan lulus untuk menjalani pendidikan.
Satu dari ratusan Casis yang dinyatakan lulus itu adalah Rahmat Daniel (19), asal Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pemuda yang berasal dari pedalaman kawasan hutan lindung Kabupaten Bone ini dinyatakan lulus dalam sidang akhir kelulusan yang dipimpin Karo SDM Polda Sulsel, Kombes Pol Aris Haryanto.
Baca juga: Kisah Warga Komara Takalar Kaya Mendadak Pasca Tanah Dibeli Demi Bangun Bendungan Pammukulu
Anak bungsu lima bersaudara pasangan Hasanuddin dan Nurmiah ini pun tidak menyangka atas capaian yang diraihnya.
Sebab sejak Indonesia merdeka 75 tahun silam, Rahmat Daniel adalah pemuda pertama yang tercatat lulus menjadi anggota Polri dari Desa Tapong.
Desa berpenduduk 1.700 jiwa yang dikelilingi pegunungan hutan lindung, tergolong desa sangat terpencil di pedalaman Kabupaten Bone seluas 4.559 kilometer persegi.
Untuk menuju desa ini dari Kota Makassar, dapat dicapai dengan akses jalan darat harus melewati Kabupaten Barru.
Tepatnya dari perempatan Pekkae Poros Makassar-Parepare, menuju Kecamatan Pujananting Barru, yang jaraknya sekitar 19 kilometer.
Setibanya di ibu kota Kecamatan Pujananting, perjalanan darat menuju Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Bone, masih harus memakan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Jaraknya dari Kecamatan Pujananting, memang hanya sekitar 16 kilometer.
Hanya saja, akses jalan tanah dan rusak, berkelok, curam hingga menanjak dan bebatuan membuat jarak 16 kilometer ini, harus dicapai dengan waktu tempuh dua jam lebih.
Itu pun harus menggunakan kendaraan berspesifikasi off-road atau 4x4 untuk mencapai desa yang baru teraliri listrik pada 2018 lalu ini.
Sebagai sosok pertama yang lolos menjadi siswa Bintara Polri, Rahmat Daniel tentu dianggap sebagai pemuda kebanggaan Desa Tapong.
"Saya mewakili pemerintah Desa Tapong, kami tentu sangat bangga karena Rahmat Daniel ini adalah putra pertama di desa kami yang mendaftar melalui Polres Bone dan lolos menjadi anggota Polri," kata Kepala Desa Tapong, Ridwan ditemui Minggu (7/7/2024).
Sepengatahuan Ridwan, Rahmat Daniel adalah pemuda yang lahir dan besar di lingkungan keluarga kurang mampu.
Ayahnya Hasanuddin, mencari nafkah dengan menggarap kebun orang lain untuk menghidupi istri dan lima anaknya.
Terkadang, sosok sang ayah ini juga nyambi menjadi buruh bangunan lepas untuk menambah penghasilan keluarga.
Begitu juga dengan Rahmat yang bersekolah di SMA Kabupaten Barru.
Namun saat akhir pekan ia terpaksa nyambi sebagai kuli angkut gula aren.
Keluar masuk hutan memikul gula aren adalah pekerjaan sampingan Rahmat untuk menutupi biaya sekolah di Barru.
Terlebih, ia menyewa rumah di Kabupaten Barru demi menyelesaikan pendidikan di bangku sekolah menengah atas.
"Jadi ini Rahmat memang anaknya rajin dan tekun, karena untuk biaya sekolah dia rela jadi tukang angkat gula merah kalau waktu libur," ucap Ridwan.
Bahkan Ridwan sempat terisak saat menyaksikan tekad Rahmat untuk turut mendaftar sebagai calon anggota Polri.
Sebab, kata dia, Rahmat dan keluarganya sempat dianggap sebelah mata oleh beberapa masyarakat setempat karena keterbatasan ekonomi.
"Jadi saya motivasi terus ini anak (Rahmat) untuk wujudkan tekadnya, karena memang beberapa orang menganggap dia tidak akan mampu kasihan," ucap Ridwan yang juga kerabat Rahmat.
Ridwan pun mengaku sangat berterima kasih kepada Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, yang telah mengutus tim ke Desa Tapong, untuk mencari pemuda yang ingin bergabung menjadi anggota Polri.
"Karena seandainya tidak ada timnya Polda Sulsel yang datang sosialisasi, mungkin ini Rahmat tidak dapat info ada dibuka pendaftaran," ucapnya.
Ditemui di rumahnya, Rahmat Daniel bersuka cita dengan kedua orangtuanya dan warga setempat.
Ia mempersiapkan diri menjalani pendidikan di SPN Batua, selama lima bulan ke depan.
Rahmat bercengkrama menceritakan kisahnya mengikuti pendaftaran yang banyak didambakan pemuda saat ini.
"Alhamdulillah tidak menyangka sekali saya bisa lulus seperti ini, karena kita lihat sendiri bagaimana kondisi saya di kampung, seperti ini kehidupan kami anak lembah gunung," ucap Rahmat.
Dirinya pun percaya diri menuntaskan pendidikan di SPN Batua yang dijadwalkan pada 22 Juni mendatang.
"Semoga bisa menginspirasi adik-adik lain di sini, bahwa anak gunung bisa ji juga menjadi polisi," ucapnya.
Hal yang sama dirasakan ibu Rahmat Nurmiah dan ayahnya Hasanuddin.
Ibu lima anak ini, tak henti-hentinya mengucap syukur saat dihampiri di rumah panggungnya.
Sebab mulai masuk SMA, Rahmat sudah harus berjuang.
Bahkan saat awal masuk sekolah di Barru, Rahmat sudah meminjam uang untuk membeli seragam sekolah.
"Waktu dia bilang saya mau masuk sekolah, saya bilang kita tidak punya uang nak. Tapi dia bilang, tidak apa-apa bu, dicoba saja dulu. Jadi saya pinjam uang untuk belikan dia seragam," kata Nurmiah terisak.
Seragam sekolah hasil meminjam uang itu baru dilunasi sang suami setelah mendapatkan pekerjaan serabutan.
"Nanti bapaknya dapat pekerjaan baru saya gantikan itu orang yang saya pinjam," ujarnya.
Begitu juga saat Rahmat mengurus berkas administrasi dari Desa Tapong ke Kota Bone yang harus menempuh perjalanan empat jam dengan motor.
Nurmiah mengaku, kerap meminjam uang tetangga untuk biaya bensin kendaraan putranya menuju Kota Bone.
"Untung ini tetangga-tetanggaku baik kasihan, mau pinjamkan uang untuk urus-urus berkasnya ini Rahmat," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Nurmiah pun berharap agar Rahmat dapat menuntaskan pendidikan hingga mengabaikan diri sebagai anggota Polri yang berbakti pada keluarga, bangsa dan negara.
"Semoga pendidikannya nanti berjalan lancar. Pesan saya, jangan lupa salat lima waktu karena itu sudah kewajiban," harapnya.
Hal senada diungkapkan Hasanuddin, yang tak kuasa menahan haru atas pencapaian putranya.
"Saya bangga, anak saya bisa lulus karena sebelumnya saya tidak sangka dia bisa lulus," ucap Hasanuddin sembari mengusap wajahnya yang sembap.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, mengaku sengaja memerintahkan Biro SDM untuk melakukan pemetaan dan penjaringan di daerah pedalaman.
Baca juga: Kisah Husain Pilih Mundur Setelah 20 Tahun Jadi ASN Kini Beralih Tukang Gosok WC Gaji Rp300 Ribu
Itu tidak terlepas dari, dari semangat masyarakat Desa Tapong menggapai cita-cita yang tergambarkan dari peristiwa viral 'Bocah SD Berangkat sekolah Jam 3 subuh sambil Bawa Parang' pasa 2022 lalu.
"Beberapa tahun lalu, sebuah media sosial menginformasikan adanya sejumlah murid usia SD di desa Tapong Kabupaten Bone yang jika akan bersekolah, mereka harus berangkat dari rumahnya sejak pukul 3 pagi," ujar Irjen Pol Andi Rian yang saat itu masih menjabat Dirtipidum Mabes Polri.
Dirinya mengaku tergugah dengan semangat murid SD Desa Tapong, yang telah bangun jam 3 pagi agar tidak terlambat ke sekolah dengan berjalan kaki menyebrangi sungai.
Irjen Pol Andi Rian pun menghubungi Kapolres Bone kala itu, untuk berkoordinasi dengan dinas terkait dan pemerintah setempat agar didirikan sekolah SD kelas jauh.
Akhirnya, SD Inpres 5/81 Tapong berdiri dan diresmikan Irjen Pol Andi Rian R Djajadi pada 14 November 2023, saat dirinya sudah menjabat Kapolda Kalimantan Selatan.
Alhasil, murid SD yang sebelumnya berangkat sekolah dari jam 3 Subuh dengan waktu tempuh 7 jam berjalan kaki, kini hanya berjalan kaki selama 4 jam.
"Berangkat dari kondisi itu, akhirnya saya menginisiasi pendirian bangunan kelas 1 sampai 3 SD di Desa Tapong," ujarnya.
Saat menjabat Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian, tak ingin memutus perhatian terhadap kondisi daerah pedalaman di tanah leluhurnya.
Jenderal bintang dua Polri ini pun memerintahkan jajaran Biro SDM Polda Sulsel agar melakukan sosialisasi penerimaan Polri di daerah pedalaman dan pulau terluar, yang terbatas dengan akses informasi internet.
"Saat diberikan amanah sebagai Kapolda Sulsel, saya memerintahkan Biro SDM Polda untuk melakukan pemetaan dan penjaringan potensi pemuda pedalaman untuk mendaftar sebagai calon anggota Polri," terang Andi Rian.
"Dan Alhamdulillah salah satunya berasal dari Desa Tapong, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone," tuturnya.
Hal senada diungkapkan Karo SDM Polda Sulsel Kombes Pol Aris Haryanto.
Menurut Kombes Pol Aris Haryanto, penerima Polri untuk daerah terluar dan terpencil, merupakan program rekrutmen proaktif (Rekpro) jalur Afirmatif.
"Jadi untuk afirmasi faction ini, daerah terluar, terpencil dan mempunyai kekhususan itu, ada kep (keputusan) Kapolri yang dikuatkan dengan kep kapolda," jelasnya.(*)
Rahmat Daniel
Bone
Desa Tapong
Bintara Polri
Casis Bintara Polri
Irjen Pol Andi Rian R Djajadi
Sulawesi Selatan
Tribun HIS
Human Interest Story
ViralLokal
Kegigihan Marliah Bersihkan Anjungan Pantai Losari Makassar Sebelum Terbit Fajar, Gaji di Bawah UMR |
![]() |
---|
Diabaikan Pemda, Guru dan Ortu Siswa Madrasah MI DDI Pinrang Patungan Perbaiki Jalan Rusak |
![]() |
---|
Selamat dari Maut, Ini Kisah Pelajar SMK di Luwu yang Terseret Arus Sungai |
![]() |
---|
Tangis di Balik Abu: Puluhan Keluarga Kehilangan Rumah di Balang Baru Makassar |
![]() |
---|
Cerita Herlina, Warga Maros Tinggal di Rumah Reot Bersama Suami dan 4 Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.