Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ekonom Sebut Prabowo Presiden RI Paling Sial Gegara Jokowi, Utang Negara Jatuh Tempo di 2025

Pernyataan 'paling sial' itu disampaikan Faisal Basri lantaran Prabowo mendapatkan warisan utang negara dari Pemerintahan Jokowi sebesar Rp 800 Triliu

Editor: Ansar
Kompas.com
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di sela peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 TNI. 

 Nilai itu meningkat sekitar 13,06 persen dari tahun 2023, yang realisasinya mencapai Rp 439,9 triliun atau setara 2,11 persen terhadap PDB.

"Defisitnya ini kenapa 2,5-2,8 karena ada pembayaran bunga yang meningkat," kata Suharso saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Oleh karenanya, Suharso menilai, pemerintah perlu menerapkan strategi baru dalam melakukan pembiayaan anggaran.

Menurutnya, pemerintah perlu mempertimbangkan untuk melakukan pembiayaan terhadap suatu proyek yang dapat menghasilkan keuntungan sehingga hasilnya bisa membayar sumber utang.

"Artinya, dia bisa secara self finance bisa membayar kembali utang-utang itu," ujarnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com. 

Selain beban utang yang meningkat, Suharso bilang, pelebaran defisit disebabkan oleh arah kebijakan Prabowo yang akan melanjutkan proyek-proyek era Jokowi.

Dengan demikian, meski belum terdapat Rencana Kerja Pemerintah (RKP) era Prabowo, pemerintah saat ini sudah menyiapkan defisit anggaran yang lebih besar.

"Presiden terpilih (Prabowo) mengusung tema keberlanjutan," kata Suharso.

Meskipun demikian, nantinya Prabowo masih dapat melakukan perubahan terhadap APBN yang disiapkan oleh pemerintah saat ini.

APBN bisa diubah oleh Prabowo jika memang terdapat penyesuaian program atau anggaran yang bakal dilakukan nantinya.

"Itu hak dari presiden yang akan datang.

Kalau memang dirasa APBN-nya enggak cocok untuk pembangunan, silakan dilakukan APBN perubahan, enggak masalah," ucap Suharso.

Diprediksi Kesulitan Cari Menkeu
Jauh sebelum Prabowo Subianto ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024, ia disebut bakal kesulitan mencari Menkeu sekaliber Sri Mulyani. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi mencari sosok pengganti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan adalah pekerjaan terberat Prabowo-Gibran ke depannya.

 Menurutnya, hubungan antara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan Prabowo yang sebelumnya tidak terlalu bagus.

Dikutip TribunKaltim.co dari kontan.co.id, kondisi tersebut akan menyebabkan Sri Mulyani sulit untuk bersedia bergabung di Kabinet Prabowo yang baru.

"Nah hubungan Sri Mulyani dengan prabowo juga kurang bagus ya sehingga sepertinya akan sulit bagi srimul untuk mau bergabung dengan kabinet prabowo yang baru," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2/2024 lalu).

Adapun beberapa rekam jejak yang menunjukkan hubungan keduanya kurang harmonis yakni kontras antara Sri Mulyani dan Prabowo mengenai Anggaran Kementerian Pertahanan soal belanja utama sistem pertahanan (alutsista).

Sri Mulyani membeberkan bahwa pengadaan alutsista telah menyebabkan melonjakan utang luar negeri pemerintah.

Diketahui, Pada tahun anggaran 2018–2021, realisasi anggaran fungsi pertahanan secara nominal mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,6 persen, yaitu dari Rp106,83 triliun pada tahun anggaran 2018 menjadi Rp125,79 triliun pada tahun anggaran 2021.

Anggaran fungsi pertahanan terus dikerek pada 2022 menjadi Rp133,3 triliun, dan lagi-lagi meningkat menjadi Rp134,3 triliun pada 2023.

Baca juga: Sri Mulyani Ramal Kondisi Perekonomian Indonesia 2024, Menkeu: Waspada Terhadap Turbulensi

"Jadi kemungkinan besar srimul tidak melanjutkan di posisi Menkeu gitu ya apalagi kan jika dilihat beberapa hal yang menjadi kontra Srimul dengan prabowo terkait dengan kemhan dan kewaspadaan bengkaknya hutang luar negeri untuk belanja alutsista," ungkapnya.

Untuk itu, mencari sosok sekaliber Sri Mulyani yang layak menjadi Menteri Keuangan merupakan pekerjaan rumah terberat bagi Prabowo.

Sri Mulyani sudah dinilai sebagai figur yang mampu memimpin Kementerian Keuangan dengan baik.

"Ini menjadi pekerjaan rumah berat bagi Prabowo untuk mencari pengganti sekaliber Srimul terutama untuk pos profesional di kemenkeu," sambungnya.

Pasalnya, Kementerian Keuangan merupakan kementerian yang paling vital dan penting terutama soal desain anggaran dan soal meyakinkan kepada investor agar terus membeli surat utang dari pemerintah Indonesia.

"Kemudian terutama Kemenkeu yang paling vital paling penting soal desaign anggaran soal meyakinkan kepada investor soal membeli surat utang dari pemerintah indonesia.

Kalau nantinya pengganti Srimul bukan sosok yang kredibel record international tidak memiliki banyak jaringan dengan lembaga keungan international ini akan merepotkan prabowo kedepannya," pungkasnya.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved