Opini
Fenomena Judi Online & Budaya Hedonisme di Indonesia: Antara Kenikmatan Sesaat dan Bahaya Kecanduan
Di sisi lain, perilaku hedonisme yang menekankan pada pencarian kesenangan dan kenikmatan instan juga semakin terlihat dalam masyarakat modern.
Oleh: Dr Qudratullah MSos
Dosen Institut Agama Islam Negeri Bone
Fenomena judi online di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Akses yang semakin mudah ke internet dan perkembangan teknologi digital telah memungkinkan judi online menjadi salah satu hiburan yang semakin diminati.
Di sisi lain, perilaku hedonisme yang menekankan pada pencarian kesenangan dan kenikmatan instan juga semakin terlihat dalam masyarakat modern.
Opini ilmiah ini akan mengeksplorasi hubungan antara peningkatan judi online di Indonesia dengan perilaku hedonisme, serta implikasinya terhadap masyarakat.
Judi online di Indonesia telah berkembang pesat seiring dengan peningkatan penetrasi internet dan penggunaan smartphone.
Situs-situs judi online menawarkan berbagai jenis permainan, mulai dari taruhan olahraga hingga permainan kasino, yang semuanya dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja yang memiliki koneksi internet.
Kemudahan akses ini telah membuat judi online menjadi sangat populer, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbiasa dengan teknologi digital.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh GlobalWebIndex, pengguna internet di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, yang mendorong peningkatan aktivitas online termasuk judi (GlobalWebIndex, 2022).
Kemudahan akses dan promosi agresif dari situs-situs judi online telah menarik banyak orang untuk mencoba peruntungan mereka.
Iklan-iklan yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat sering kali mengesampingkan risiko yang sebenarnya.
Banyak pemain judi online yang tertarik oleh harapan untuk cepat kaya tanpa harus bekerja keras, sebuah karakteristik yang sering dikaitkan dengan perilaku hedonisme.
Hedonisme, dalam konteks ini, merujuk pada pencarian kebahagiaan melalui kenikmatan dan kepuasan instan, sering kali tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Penelitian menunjukkan bahwa iklan yang mengedepankan keuntungan instan dapat mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat, termasuk dalam konteks judi online .
Perilaku hedonisme dalam masyarakat modern tidak lepas dari pengaruh budaya konsumtif yang didorong oleh kapitalisme.
Media sosial dan iklan yang menampilkan gaya hidup mewah dan kesenangan instan turut mendorong individu untuk mengejar kenikmatan sesaat.
Judi online menjadi salah satu sarana yang dianggap dapat memenuhi keinginan tersebut.
Sensasi yang ditawarkan oleh permainan judi online, mulai dari ketegangan saat memasang taruhan hingga euforia kemenangan, sangat menarik bagi mereka yang mencari hiburan cepat.
Fenomena ini dapat dilihat dalam penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi media sosial dan paparan iklan secara signifikan mempengaruhi perilaku konsumtif dan pencarian kesenangan instan .
Namun, di balik kesenangan sesaat tersebut, judi online menyimpan berbagai risiko yang serius.
Kecanduan judi online adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia.
Kecanduan ini dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari kerugian finansial yang signifikan hingga gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Selain itu, kecanduan judi juga dapat merusak hubungan sosial dan keluarga, mengingat dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap kehidupan sehari-hari.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Addictive Behaviors, individu yang kecanduan judi online cenderung mengalami masalah kesehatan mental yang lebih serius dibandingkan mereka yang tidak kecanduan (Gainsbury & Blaszczynski, 2017).
Hubungan antara judi online dan perilaku hedonisme juga dapat dilihat dari perspektif psikologis.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki kecenderungan hedonistik lebih rentan terhadap kecanduan judi.
Mereka sering kali mencari cara untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka melalui aktivitas yang memberikan kenikmatan instan, seperti berjudi.
Selain itu, kurangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menunda kepuasan juga merupakan faktor yang memperkuat hubungan antara judi online dan hedonisme.
Penelitian oleh Griffiths dan Parke mengungkapkan bahwa individu dengan kecenderungan hedonistik lebih mungkin terlibat dalam perilaku perjudian yang bermasalah (Griffiths & Parke, 2002).
Di Indonesia, pemerintah telah berupaya untuk menekan perkembangan judi online dengan berbagai cara, termasuk memblokir situs-situs judi dan meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas online.
Namun, upaya ini sering kali tidak efektif karena banyaknya situs judi online yang terus bermunculan dan kemampuan mereka untuk menghindari pemblokiran dengan berbagai cara.
Selain itu, rendahnya kesadaran masyarakat tentang risiko judi online dan minimnya akses ke layanan bantuan bagi mereka yang kecanduan juga menjadi tantangan besar.
Menurut laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ribuan situs judi online diblokir setiap tahunnya, namun banyak di antaranya yang muncul kembali dengan domain baru (Laporan Tahunan Kominfo, 2022).
Untuk mengatasi masalah ini, pendekatan yang lebih komprehensif diperlukan.
Pendidikan dan sosialisasi tentang bahaya judi online dan pentingnya mengembangkan kontrol diri harus ditingkatkan.
Selain itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk penyedia layanan internet dan organisasi non-pemerintah, untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan kecanduan judi online.
Penyediaan layanan bantuan dan rehabilitasi bagi mereka yang sudah kecanduan juga sangat penting untuk membantu mereka keluar dari lingkaran setan judi online.
Penelitian menunjukkan bahwa program edukasi dan pencegahan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dapat efektif dalam mengurangi tingkat kecanduan judi.
Peran keluarga dan lingkungan sosial juga sangat penting dalam mencegah dan mengatasi masalah judi online.
Keluarga yang harmonis dan lingkungan sosial yang positif dapat membantu individu mengembangkan kontrol diri dan kemampuan untuk menunda kepuasan, sehingga mereka tidak mudah tergoda oleh kesenangan instan yang ditawarkan oleh judi online.
Selain itu, dukungan dan pemantauan dari keluarga dan teman-teman dapat membantu individu yang sudah kecanduan untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Penelitian oleh Vitaro dan Wanner menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang kuat dapat mengurangi risiko kecanduan judi pada remaja (Vitaro & Wanner, 2011).
Dalam jangka panjang, perubahan budaya dan nilai-nilai sosial juga diperlukan untuk mengurangi kecenderungan hedonistik dalam masyarakat.
Masyarakat perlu lebih menghargai proses dan usaha dalam mencapai tujuan, daripada hanya fokus pada hasil akhir dan kenikmatan instan.
Pendidikan moral dan etika yang menekankan pentingnya kerja keras, kesabaran, dan tanggung jawab juga perlu ditanamkan sejak dini.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Schwartz, penanaman nilai-nilai ini sejak dini dapat membantu individu mengembangkan sikap yang lebih sehat terhadap kesenangan dan kepuasan (Schwartz, 2012)
Secara keseluruhan, hubungan antara judi online dan perilaku hedonisme di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang memerlukan pendekatan multidimensional untuk mengatasinya.
Peningkatan akses dan popularitas judi online, dikombinasikan dengan kecenderungan hedonistik dalam masyarakat, telah menciptakan berbagai masalah sosial dan kesehatan yang serius.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan strategi pencegahan dan penanggulangan yang efektif.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan fenomena judi online dan perilaku hedonisme dapat dikendalikan, sehingga dampak negatifnya terhadap masyarakat dapat diminimalkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.