Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabar Viral

Padahal Bergelar Doktor Unpad Tapi Yesi Rela Dinikahi Buruh Pabrik Bergaji Rp800 Ribu, Nasibnya Kini

Yesi Elsandra kini dosen Universitas Dharma Andalas, adapun suaminya yakni Ardhian Agung Yulianto kini berstatus dosen Universitas Andalas.

|
Editor: Alfian
Instagram/@yesi.elsandra
Cerita Yesi Elsandra saat menempuh kuliah S3 Unpad dan menikahi buruh pabrik. 

Atau sebaliknya, Dea Rachma sendirilah yang memilih profesi tersebut? berikut kisah lengkapnya:

Nasib orang memang tak ada yang tahu ke depannya.

Seperti yang dialami seorang wanita bernama Dea Rachma.

Baca juga: Jauh-jauh Kuliah S2 di London Pulang Jadi Guru SD, Galih Sulistyaningra: Hidup Memang Lucu Terkadang

Kolase; Dea Rachma saat lulus sarjana UGM dan saat kerja sebagai tukang bersih-bersih di Australia.
Kolase; Dea Rachma saat lulus sarjana UGM dan saat kerja sebagai tukang bersih-bersih di Australia. (TikTok/@dearaleyden)

Dea Rachma merupakan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude.

Namun, kini Dea Rachma lebih memilih kerja jadi tukang bersih-bersih di Australia.

Kisah Dea ini dibagikan melalui akun TikTok-nya @dearaleyden pada Senin (24/6/2024) lalu

Banyak netizen menyebut kisah tersebut hanyalah gimmick.

Ada yang beranggapan Dea menjadi tukang bersih-bersih sembari menjalankan kuliah S2.

Namun, Dea mengaku dirinya bukan kerja sampingan sebagai tukang bersih-bersih melainkan full time.

"Lulusan UGM, nggak mungkin jadi full time cleaner di Australia pasti sambil lanjut S2 kan?,"

"Banyak yang mengira aku lanjut S2 di Australia lalu kerja sebagai cleaner sebagai kerjaan sampingan."

"Aku anggap itu sebagai doa dari kalian ya," tulis Dea.

Di video itu, Dea menunjukkan aktivitas sehari-harinya sebagai cleaner.

"9 hari kerja dan 5 hari libur. Kerja 11 jam, 1 jam lunch break dan 30 menit another break," ujarnya.

Diketahui, Dea menjadi cleaner di sebuah camp mini site.

Kerjaannya tak hanya bersih-bersih saja.

Ia terkadang juga mengecek kamar hingga mencuci barang-barang yang dipakai pengunjung camp.

Kendati demikian, Dea tak menyesali keputusannya menjadi tukang bersih-bersih.

"Kerjaannya ngapain aja? Bersihin laundry, bersihin kamar, bersihin public area, laundry microfiber, room check, laundry audit, dll.

"Jadi sekarang aku memang kerja full time ya. Belum sambil kuliah S2 hihi," ungkapnya.

Dea kemudian mengungkapkan alasannya bekerja menjadi tukang bersih-bersih di Australia.

Baca juga: Petani di Sinjai Lanjut Kuliah S2 di Makassar, Burhan SJ Hasilkan 12 Buku Novel dan Antologi Puisi

Ternyata ia melakukannya untuk extend visa karena ia mengikuti program Working Holiday Visa (WHV). 

Kerja jadi cleaner ia lakukan semata-mata untuk bertahan hidup di sana.

"Salah satu alasan kenapa aku ambil kerjaan cleaner ini adalah untuk extend visa ku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa aku dapat."

"Sebetulnya aku bisa aja ambil kerjaan yang selaras dengan backgroundku, tapi saat itu aku dapat offer kerjaan ini, dan ini tantangan baru buatku, untuk keluar dari zona nyaman," kata Dea.

Dea pun tak ambil pusing dengan komentar miring terkait lulusan kampus ternama kerja jadi tukang bersih-bersih.

Dea justru mensyukuri pekerjaan yang ia jalani saat ini.

"Jadi, nggak ada yang aku sesali. Aku mensyukuri apa yang aku dapat saat ini.

"Semoga, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian ya," pungkasnya.(*)

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved