Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dr Mahkamah Mahdi Ketua Nour Global Education: Al Azhar Mesir Mesin Pencetak Ulama

Proses belajar mengajar yang cenderung negatif dan terkesan menjatuhkan kredibilitas Universitas Al Azhar, dosen-dosennya termasuk para pelajar dan ma

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Dr Mahkamah Mahdi, Lc, MA, Ketua Lembaga Nour Global Education (kiri) menanggapi pemberitaan yang massif dan sistemik mengenai proses belajar mengajar di Universitas Al-Azhar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dr Mahkamah Mahdi, Lc, MA, Ketua Lembaga Nour Global Education menanggapi pemberitaan yang massif dan sistemik mengenai proses belajar mengajar di Universitas Al-Azhar.

Proses belajar mengajar yang cenderung negatif dan terkesan menjatuhkan kredibilitas Universitas Al Azhar, dosen-dosennya termasuk para pelajar dan mahasiswanya.

"Bila ingin mencari kebenaran, memperbaiki kesalahan, ada cara dan tatakramanya, bukan diumbar di media, intinya hanya menyebar aib keburukan," kata Syeikh Mahkamah, panggilan akrab Dr Mahkamah Mahdi.

Hal itu disampaikan Syeikh Mahkamah seusai pertemuan dengan Universitas Hasanuddin menggagas seminar internasional Unhas dengan Universitas Al Azhar.

Pertemuan itu berlangsung di gedung Rektorat Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan.

Mahkamah menerangkan, Universitas Al Azhar Mesir adalah mesin pencetak ulama dengan populasi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang mencapai 15,000 pelajar/mahasiswa.

Para pelajar memungkinkan untuk diberikan pembelajaran tentang Islam dalam perspektif moderat yang diajarkan di Al Azhar Mesir.

Diharapkan sekembali ke Indonesia dapat menyebarkan nilai-nilai keislaman yang moderat dalam berbagai level pengabdian, baik sebagai guru mengaji di surau, tenaga pengajar di Pesantren, tenaga akademik di kampus, atau sebagai eksekutif di jajaran pemerintahan, anggota legislatif dan yudikatif serta menjadi tokoh pemuka agama.

Syeikh Mahkamah menampik bahwa sebagian besar mahasiswa di Al Azhar tidak belajar dengan sungguh-sungguh, pergaulan bebas dan melakukan beragam kegiatan amoral lainnya.

"Tidak benar adanya tuduhan sepihak dari orang-orang tertentu sebagaimana disiarkan oleh media online Kumparan, bahwa mahasiswa Indonesia di Mesir lebih banyak menyia-nyiakan waktu, tidak fokus belajar, dan melalukan tindak asusila," ungkap Syeikh Mahkamah yang mempertahankan disertasi doktoralnya dihadapan mahaguru Universitas Al Azhar di bidang Ushul Fiqhi dengan nilai Cumlaude with second class honour.

Mahkamah Mahdi menuturkan, justru pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir menjadi panutan.

Mahasiswa Indonesia rajin mengikuti perkuliahan di kampus, menjadi murabbi.

Bahkan mahasiswa Indonesia sebagai tenaga pengajar bagi mahasiswa asing lainnya khususnya yang datang dari Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand dan Philipina.

Ada juga yang mendapat kepercayaan sebagai tenaga pengajar Tasawuf di Madrasah milik Syeikh Ali Gomaa Mohammad Abdel Wahab, Mufti Besar Mesir periode 2003 - 2013.

Selain sebagai mahasiswa di Al Azhar, mereka juga dapat berkontribusi pada komunitas masyarakat di Mesir, baik sebagai imam tetap di masjid-masjid Mesir dan juga mengajar mengaji kalangan warga Mesir.

Halaman
12
Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved