Opini
Gen Z dan Problem Pengangguran: Peran Penting Bimbingan Karier di Sekolah
Tidak salah jika hal tersebut diucapkan dan diargumentasikan guna menjelaskan pentingnya posisi pendidikan bagi bangsa dan negara.
Maka impian sebagian generasi milenial adalah menjadi pegawai negeri.
Berbeda dengan generasi Z, mereka digadang-gadang akan memiliki pandangan yang lebih dinamis tentang karier dan pekerjaan masa depan.
Mereka mampu tumbuh dalam era di mana teknologi telah mengubah lanskap pekerjaan secara radikal.
Bagi generasi Z, pemikiran tentang karier tidak terbatas pada pekerjaan konvensional seperti menjadi pegawai negeri.
Mereka cenderung lebih terbuka terhadap berbagai peluang di dunia digital, seperti menjadi konten kreator, influencer, atau pengusaha daring.
Meski tidak sedikit juga generasi milenial yang melakukannya hari ini.
Generasi Z belajar untuk mengambil risiko dan mengejar passion mereka, memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka dan mampu melihat peluang di mana pun serta siap untuk menciptakan karier yang unik sesuai dengan minat dan
bakat mereka.
Semua ini mulai terlihat gejalanya dari survei yang dilakukan oleh Remitly, sebuah perusahaan keuangan yang berbasis di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa pekerjaan paling banyak diimpikan orang Indonesia saat ini adalah sebagai Youtuber.
Menimbang Dampak Bonus Demografi
Jika kita perhatikan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kita menemukan bahwa Crude Birth Rate atau Angka Kelahiran Kasar penduduk Indonesia empat dekade terakhir cenderung mengalami penurunan.
Angka kelahiran pada sekitaran tahun 1990 berada pada angka 20,90, pada tahun 2000 berada di angka 17,40, tahun 2010 mengalami sedikit kenaikan pada angka 17,90, dan pada tahun 2020 turun lagi pada angka 17,07.
Jika kita cermati pada bagian sebelumnya, bahwa mengapa dahulu orang-orang mendapat ”banyak kemudahan” menjadi
pegawai?
Ya karena pekerjaan banyak tapi orang-orang memenuhi kriteria atau memiliki keterampilan masih sangat kurang.
Nah sekarang, ketika jumlah penduduk semakin menurun, akses pendidikan dan pelatihan semakin tersedia dengan mudah, kompetensi dan keterampilan orang-orang semakin berkembang maka persaingan dalam memasuki dunia kerja semakin ketat.
Maka jangan heran jika tingkat pengangguran dari tahun ke tahun juga cenderung meningkat.
Pesantren sebagai Katalis Peradaban, Catatan dari MQK Internasional I |
![]() |
---|
Paradigma SW: Perspektif Sosiologi Pengetahuan Menyambut Munas IV Hidayatullah |
![]() |
---|
Dari Merdeka ke Peradaban Dunia: Santri Sebagai Benteng Moral Bangsa |
![]() |
---|
Makassar dan Kewajiban untuk Memanusiakan Kota |
![]() |
---|
Ketika Pusat Menguat, Daerah Melemah: Wajah Baru Efisiensi Fiskal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.