Idul Adha 2024
Harga Sapi Kurban di Bulukumba, Bone, Gowa, Sinjai, Bantaeng Jelang Idul Adha 2024
Berikut ini harga sapi kurban 2024 di Bulukumba, Bone, Gowa, Sinjai, Bantaeng menjelang hari raya Idul Adha 2024.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Harga sapi kurban 2024 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Harga tersebut berlaku di hampir semua daerah di Sulawesi Selatan.
Termasuk di Bulukumba dan daerah lainnya seperti Sinjai dan Bantaeng.
Harga sapi kurban di Bulukumba dan Sinjai naik Rp1 juta dari tahun sebelumnya.
"Jika tahun lalu masih kita peroleh Rp13 juta, sekarang Rp14 juta per ekor," kata Herman salah seorang pengusaha sapi kurban di Bulukumba.
Sapi kurban dengan harga seperi itu dinilai sehat dan gemuk. Ada juga dibawah harga, tapi dagingnya tak terlalu gemuk.
Namun yang standar layak dikurbankan dengan harga Rp14 juta untuk jenis sapi lokal.
Sedang harga sapi kurban hasil persilangan Rp15 juta per ekor hingga Rp30 jutaan per ekor.
Harga yang paling tinggi Rp60-80 juta per ekor.
Sedang harga sapi lokal bali, Rp14 juta hingga Rp23 juta per ekor.
Herman mengungkap bahwa harga sapi kurban umumnya naik karena pakan yang sulit dan mahal.
Misalnya pakan rumput sulit diperoleh dan terbatas, dedak semakin mahal.
Ia mengungkap sapi sehat dengan kualitas daging adalah sapi konsumsi rumput gajah hijau dan dedak padi.
Selain itu, ternak sapi yang dikandangkan dan rutin perawatannya.
Hewan Kurban Gowa
Jelang lebaran Idul Adha 1445 Hijriyah, pedagang sapi mulai ramai di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Seperti yang terpantau di sepanjang Jl Tun Abdul Razak, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sabtu (1/6/2024) siang.
Pedagang sapi kurban, Andi Kartika mengaku harga sapi lokal naik 20 persen dari harga tahun sebelumnya yakni Rp10.500.000 naik jadi Rp12.000.000 dengan berat 60 kilogram.
"Kenaikan harga ini karena biaya operasional juga meningkat," ujarnya.
Stok sapi qurban tahun ini aman.
Andi Kartika menjual 50 sapi kurban dengan beragam jenis dan ukuran.
Puluhan sapi ini dari Malino, Kabupaten Gowa dan Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone.
Harga sapi juga bervariasi tergantung jenis dan ukurannya.
"Sapi Limosin 250 Kg harganya Rp40 juta," katanya. Sedangkan sapi lokal jenis bali ukuran 210 kg harganya Rp32 juta.
"Puncak ramainya pembeli dua minggu sebelum lebaran Idul Adha," jelasnya.
Sementara itu, salah satu pembeli, Rabi (61) mengaku sengaja membeli lebih awal untuk menghindari jika sewaktu-waktu harga sapi qurban naik.
"Saya beli di sini karena bagus dan sudah lama langganan juga. Sapi ukuran 70 kg harga Rp13 juta," katanya.
Hewan Kurban Bone
Pedagang hewan kurban tengah panen menjelang Idul Adha 2024.
Bone salah satu daerah yang banyak menjajakan hewan kurban tahu ini.
Salah satunya di Desa Usa, Kecamatan Palakka.
Andi Arman salah satu pedagang mengaku permintaan sapi kurban tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun 2023.
Dua pekan menuju lebaran Idul Adha, tercatat sudah 200 ekor sapi dagangannya laku terjual.
"Alhamdulillah sudah laku 200 ekor sapi," kata Andi Arman pada tribun-timur.com, Sabtu (8/6/2024).
Untuk keuntungan bersih Andi Arman belum tahu pasti.
Hanya saja ia menyebut keuntungan kotornya sekira Rp2,4 miliar.
Sebagai pedagang hewan kurban di Bone, ia mengaku banyak mengeluarkan biaya.
Misalnya pengurusan berkas termasuk cek kesehatan sapi.
"Banyak didapat, banyak juga pengeluaran," katanya.
Tak tanggung-tanggung, demi memastikan sapi-sapinya sehat, ia rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Periksa itu 3 kali sebulan. Dikasih juga vitamin," ungkapnya.
Andi Arman mengeluhkan biaya cek kesehatan sapi maupun pengurusan surat-surat cukup mahal di Bone.
"Kan saya ini pedagang lintas kota dan provinsi untuk di Bone sendiri pemeriksaan kesehatannya cukup rumit, karena semuanya alatnya kita yang beli dan fasilitasi" ujarnya.
"Tidak kayak di Maros cukup bayar Rp500 ribu mereka yang sediakan semua. Di sini ribet untuk satu mobil sapi jenis Bali itu kalau pemeriksaan saya harus membayar Rp13 juta," bebernya.
Ke depannya jika pemeriksaan sapi dipersulit dan mahal, ia bersama pedagang hewan kurban tidak mau jualan.
Bahkan ia mengaku jika pemeriksaan sapi masih terus dipersulit ia bersama dengan peternak lain tidak akan menjual sapi di Bone.
"Tidak adami itu menikah kalau mogokki (mogok) penjual sapi, kah selalu dipersulit. Kami ini sudah korban tenaga, dan uang jadi janganlah dipersulit," tandasnya.
Sapi Bali Paling Laris
Andi Arman menyebut, paling banyak dicari atau laris yakni jenis Sapi Bali.
Ada juga limosin, jumbo, dan simental.
"Cuma di sini masih terbatas jumlahnya karena sapi sapi ini butuh perawatan khusus utamanya pada pakan," terangnya.
Untuk harga, Andi Amran mematok mulai Rp 17 juta hingga Rp 54 juta.
"Tergantung jenis dan bobot sapi," katanya.
Selain itu, mayoritas pembeli sapi berasal dari Kabupaten Bone, Maros hingga Kalimantan.
Pedagang hewan kurban lainnya, ialah Herman asal Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone.
Harga sapi yang dijual Herman dibanderil Rp15 juta sampai Rp 25 juta.
"Satu jenis sapi saja yang saya jual, sapi lokal. Kalau untuk harganya itu mengalami kenaikan satu hingga dua juta per ekornya" ujarnya.
Ia mengungkapkan kenaikan harga sapi kurban mengikuti pasar.
"Setiap tahun memang mengalami kenaikan. Untuk pembelinya itu lintas kecamatan yang ada di Bone. Tapi mayoritas pembelinya dari Desa Unra dan Kecamatan Barebbo," kata Herman.
"Kalau untuk keuntungan bersihnya itu sedikitji sekitar RpRp3,5 jutaan lah karena kan saya suruh juga orang untuk uruskanka, jadi sistemnya itu bagi hasil," katanya.
Salah satu pembeli sapi kurban di lapak Andi Arman, Seke mengaku setiap tahun beli hewan kurban milik Andi Arman.
"Tiap tahun pesan sapi di sana, meskipun harganya juga setiap tahun naik, tapi kualitas peternakannya juga bersih sapinya sangat terawat dengan baik makanya sudah langganan," terangnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.