CITIZEN REPORTER
Jam Astronomi Tertua di Dunia, Catatan Perjalanan dari Praha
Awal Mei, saya berkesempatan mengunjungi kota Milan, Italia, sebagai ketua Makassar Cancer Care Community (MCCC)
Citizen Reporter Nurlina Subair, Guru Besar Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar
Awal Mei, saya berkesempatan mengunjungi kota Milan, Italia, sebagai ketua Makassar Cancer Care Community (MCCC) dan anggota APAC Patient Group Mentoring Program (Asia Pasific Program). Tujuan utama kunjungan ini adalah untuk menghadiri konferensi dan menulis tentang kegiatan inovatif yang dilakukan oleh MCCC. Setelah menyelesaikan kegiatan tersebut, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan kami menyusuri Eropa, khususnya untuk mengunjungi museum-museum dan situs warisan budaya.
Eksplorasi di Praha
Saat ini, kami berada di Praha, ibu kota Republik Ceko. Kota tua Praha atau Prague Old Town membawa kami pada suasana abad pertengahan yang begitu kental. Tujuan utama saya di sini adalah untuk mengunjungi berbagai museum di beberapa negara dan menambah wawasan tentang warisan budaya yang luar biasa. Salah satu ikon terkenal dari kota ini yang mengundang kekaguman saya adalah Jam Astronomi Praha (Orloj Prague Astronomical Clock).
Jam Astronomi Praha
Jam ini berasal dari tahun 1410 pada abad pertengahan dengan gaya seni Gotik. Jam ini merupakan jam tertua ketiga di dunia, artinya sudah berdiri selama enam dekade, mengalahkan jam Big Ben yang populer di Inggris (dibuat tahun 1843). Keunikan jam ini masih terdengar hingga kini setiap pukul 18.00 waktu Praha, dan menjadi daya tarik utama para wisatawan di pusat kota tua Praha. Jam ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Charles IV (tahun 1355). Pada saat itu, Jam Astronomi menjadi syarat bangunan yang modern.
Teknologi dan Legenda
Menurut sejarahnya, ada tiga orang ahli horologi atau ahli fisika yang mengembangkan jam astronomi ini, yaitu Jan, Alber, dan Mikulas. Jam ini menunjukkan waktu di Ceko pada saat itu. Pada plat jam astronomi yang dipasang pada menara, bagian paling atas jam menunjukkan posisi matahari, kapan terbenam, dan bulan di langit, serta menunjukkan peristiwa-peristiwa astronomi lainnya sekaligus dengan simbol zodiak.
Menurut legenda, para ahli tersebut dibutakan matanya oleh Dewan Old Town agar tidak mampu membuat jam serupa di kota lain. Kisah ini menggambarkan betapa luar biasanya teknologi pada masa itu, namun juga memperlihatkan sisi ironis dari perlakuan terhadap para ahli fisika tersebut.
Perjalanan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru tentang sejarah dan teknologi kuno, tetapi juga menyuguhkan kekayaan budaya yang memikat. Keberadaan jam astronomi Praha yang masih berfungsi hingga kini adalah bukti nyata dari kehebatan inovasi masa lalu yang masih bertahan hingga era modern. Praha, dengan segala keindahannya, benar-benar membawa kami kembali ke masa lalu yang penuh dengan cerita dan legenda.
Mahasiswa Unismuh Tolak Kenaikan Tunjangan Anggota DPR Rp3 Juta / Hari |
![]() |
---|
120 Dosen UIN Alauddin Dilatih Bikin Tulisan Ilmiah Pakai AI |
![]() |
---|
2 Mahasiswa Unhas Sabet Penghargaan Internasional Youth Inter-action and Exploration 2025 |
![]() |
---|
Ratusan Warga Ikut Jalan Sehat Ukhuwah Wahdah Islamiyah Gowa |
![]() |
---|
Aktivis Pinrang Sorot Kenaikan Pajak 44 Persen, Dinilai Kebijakan Arogan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.