Ingat Martha Bayi Sulsel Diselamatkan Irjen Mathius saat Konflik Papua Pegunungan? Nasibnya Sekarang
Di tengah kesibukannya menjalankan tugas negara, Irjen Mathius D Fakhiri menyempatkan diri menghubungi Martha.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat Yusi Martha Guinia anak yang lahir saat konflik Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan?
Kini Yusi Martha Guinia sudah berusia tiga tahun.
Meski sudah tiga tahun berlalu, namun sosok Martha tak pernah dilupakan Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri.
Di tengah kesibukannya menjalankan tugas negara, Irjen Mathius D Fakhiri menyempatkan diri menghubungi Martha.
Irjen Pol Mathius D Fakhiri menghubungi Martha lewat video call.
Betapa senangnya Martha dan orangtuanya kala Irjen Pol Mathius D Fakhiri menghubunginya.
Irjen Pol Mathius D Fakhiri menanyakan kabar Martha dan orangtuanya.
Di balik sikap tegas dan disiplin sang Kapolda, Irjen Fakhiri punya sikap penyayang.
Orangtua Martha berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan.
Martha kini berusia kurang lebih 3 tahun.
Martha lahir di camp pengungsian di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Kala itu, situasi di Kabupaten Yalimo sedang tidak baik-baik saja pasca Pilkada 2021.
Sri Komariah saat itu sedang hamil tua bersama sang suami ikut dalam rombongan pengungsi ke Wamena.
Sri pun melahirkan Martha di camp pengungsian.
Kala itu, Irjen Fakhiri turun langsung mengunjungi para pengungsi tersebut.
Saat itu, ada tiga bayi yang dilahirkan di camp pengungsian.
Satu di antaranya adalah bayi dari Sri Komariah.
Irjen Fakhiri dimintai oleh Sri Komariah agar diberikan nama oleh sang jenderal.
Tak pikir panjang, Irjen Fakhiri pun memberikan nama 'Martha' kepada bayi yang digendong Sri.
"Saya namakan Martha karena itu nama dari ibu saya. Biar saya gampang mengingatnya," kata Irjen Fakhiri kala itu.
Video Call
Irjen Fakhiri akhirnya dipertemukan dengan bayi yang dulunya pernah dinamainya.
Walau pertemuannya tidak secara fisik, hanya melalui video call, namun wajah jenderal bintang dua Polri tersebut sumringah.
Dibantu tim Humas Polda Papua, Irjen Fakhiri pun melakukan video call dengan Martha dan ibunya di ruang kerjanya.
"Halo Martha, kamu sehat?," kata Irjen Fakhiri mengawali percakapan.
"Sehat bapak," sahut Sri sambil memegang Martha dipangkuannya.
Percakapan kurang lebih 30 menit tersebut sudah cukup menggambarkan kebahagiaan Irjen Fakhiri setelah kurang lebih tiga tahun tidak bertemu dengan Martha.
Diakhir percakapan, Irjen Fakhiri berjanji akan menemui Martha di Wamena, kalau dirinya melakukan kunjungan kerja ke wilayah tersebut.
"Nanti kalau saya sudah di Wamena, saya minta bantu Kapolres Yalimo untuk fasilitasi ibu dan Martha ya, agar bisa ke Wamena.
Nanti saya kasi hadiah mainan ke Martha," ujar Irjen Fakhiri mengakhiri panggilan video call tersebut.
Bahagia Bercampur Haru
Sri Komariah, orangtua dari Martha mengaku bahagia karena bisa melakukan video call langsung dengan Kapolda Papua yang selama ini hanya bisa dilihatnya melalui pemberitaan dan televisi.
"Saya senang dan terharu. Saya bisa video call dengan seorang pejabat. Ini pertama kali dalam hidup saya," kata Sri kepada Tribun-Papua.com melalui sambungan telepon selularnya.
Sri pun berharap, Kapolda Papua Irjen Fakhiri selalu diberkati dalam segala aktivitas dan pelayanannya di Tanah Papua.
"Semoga bapak selalu sehat dan diberkati. Tidak semua orang memiliki hati yang baik seperti bapak (Irjen Fakhiri)," ujarnya.
Korban Pengungsian
Saat terjadi konflik sosial atau kerusuhan akibat Pemilihan Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati di Elelim, Kabupaten Yalimo pecah pada 29 Juni 2021, ribuan warga mengungsi dan tertahan di Elelim karena saat itu massa memblokde jalan keluar dan masuk ke wilayah tersebut.
Hampir selama satu minggu para pengungsi terkurung di Elelim dengan stok bahan makanan terbatas.
Baru pada 5 Juli 2021, blokade jalan berhasil dibuka setelah Irjen Fakhiri turun langsung ke lokasi dan menemui massa.
Setelah itu, 1.025 warga memilih mengungsi ke Wamena, Jayawijaya.
Sehari setelahnya, Irjen Fakhiri yang mendatangi lokasi pengungsian di Gedung Tongkonan Wamena.
Saat tiba di lokasi, ia justru diminta Yulius, ayah dari anak tersebut, untuk memberi nama bayinya yang baru berusia satu minggu.
Kaget atas permintaan tersebut, Irjen Fakhiri pun memberi satu nama yang sangat berarti daam hidupnya, yaitu "Martha".
Usai momen tersebut, ia pun belum pernah bertemu kembali dengan Martha yang saat ini sudah kembali tinggal di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com
Annar Sampetoding Bantah Dakwaan Uang Palsu: 'Saya Dikriminalisasi' |
![]() |
---|
Dituntut 6 Tahun, Hakim Vonis 3 Tahun Penjara John Biliater Panjaitan dalam Kasus Uang Palsu |
![]() |
---|
Dalih Jaksa Vonis 4 Tahun Ambo Ala Kasus Uang Palsu UIN Alauddin, Lebih Ringan Dibanding Tuntutan |
![]() |
---|
Andi Ibrahim Cs Sidang Putusan Hari Ini Kasus Uang Palsu UIN Alauddin, Annar Replik |
![]() |
---|
Karier Moncer 2 Alumni Akpol 1995 Jabat Kapolda, Brigjen Alfred Papare dan Brigjen Hengki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.