Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Luwu

Korban Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Wahir Tertimbun Material Longsor di Masakke Luwu Sulsel

Korban tewas akibat bencana tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah. Terbaru, Wahir (63) warga asal Dusun Masakke.

dok pribadi
Jasad pria Wahir (63) warga asal Dusun Masakke, Desa Suka Damai, Kecamatan Walenrang Timur ditemukan tertimbun material longsor. 

Data diperoleh per Jumat (10/5/2024), ada 481 dari total 3000an warga Kecamatan Latimojong dievakuasi ke posko induk Lapangan Andi Djemma, Kota Belopa, Kabupaten Luwu.

Dari total 481 penyintas bencana itu, 262 orang dievakuasi melalui jalur udara yaitu helikopter Caracal TNI AU, heli AW 169 Polda Sulsel dan heli BNPB.

Sementara 219 lainnya terevakuasi melalui jalur darat, baik menggunakan mobil ataupun berjalan kaki.

Banyaknya warga memilih mengevakuasi diri dari kawasan pegunungan Latimojong itu, bukan tanpa alasan.

Pasalnya, mereka dihantui rasa trauma dan khawatir akan adanya longsor susulan. 

Seperti yang dilakukan warga Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.

Mereka memilih menerobos jalur bekas longsor dengan berjalan kaki untuk mengungsi meninggalkan desanya. 

Para pengungsi ini terdiri dari lansia dan ibu-ibu dan anak-anak.

Mereka rela jalan kaki dari Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong menuju Salumbu, Kecamatan Bajo Barat, sejauh 20 kilometer.

Baca juga: Kisah Pasutri dan Anaknya di Pelosok Luwu Sulsel, Jalan Kaki 20 Km Selamatkan Diri dari Longsor

Mereka berjalan kaki menyusuri pegunungan bersama anak-anak dan bayinya.

Salah seorang pengungsi, Misra (27) mengatakan, dia hanya membawa makanan dan minuman seadanya sebagai bekal dalam perjalanan.

Rasa haus dan lapar pun harus ditahan demi sampai ke Posko Induk. 

"Kami subuh-subuh jalan kaki menyusuri longsoran dan jalan rusak, jaraknya itu sekitar 20 kilometer dari Buntu Sarek ke Kadundung," kata Misra dikutip Kompas.com.

Misra mengaku berjalanan kaki bersama suami dan dua anaknya. Dalam perjalanan, mereka saling bergantian menggendong sang anak.

"Kami bergantian menggendong satu anak kecil kami. Kalau anak yang satu sudah bisa jalan hanya saja kalau kecapekan kami istirahat dulu, bahkan anak kecil kami yang satu sesekali digendong oleh bapaknya,” ucap Misra. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved