Cuaca Ekstrem Sulsel
Jenderal Rian: Jujur Ini Pertama Kali Baju PDL Dipakai 5 Hari
Untuk penanganan bencana, Andi Rian kompask bersama Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun.
Andi Rian pun menyematkan nama sandi angkatannya di Akpol 1991; Bhara Daksa Latimojong untuk bayi lelaki dari kampung Ranteballa itu.
"Insyallah, minggu depan Ibu (Ny Rian) akan ke Belopa lihat bayi Bhara," ucapnya.
Andi Rian mengaku sumringah dan bersemangat, sebab 26 Agustus 55 tahun lalu, atau sehari setelah kelahirannya di RS TNI Makassar, ibunya Hj Ellyani Hafid Daeng Suji dan mendiang ayahnya, Mayor TNI Andi Djajadi meminta kesediaan Mayjen TNI Mussnnif Ryacudu, saat menjabat Wa.Pang/Kas Komandan Indonesia Timur (1967-1970) untuk disematkan namanya untuk bayi Andi Rian.
"Kita doakan semoga bayi Bhara Daksa kelak jadi bhayangkara negara juga.." ujar Andi Rian.
Selama enam hari di Belopa, Andi Rian memberi teladan.
Dia memang tidur di Hotel Borneo, sekitar 3,2 km dari Posko Utama.
Namun, saban jam 07.00 Wita pagi, dia sudah di posko dan kembali ke hotel antara pukul 22.00 wita atau 23.00 Wita.
Dari rangkaian koordinasi lintas instansi dan team SAR ini, Kapolda mengaku kian meyakini, bahwa untuk "menjadi pemimpin baik harus menjadi anak buah yang baik dulu."
Sekali terbang ke Desa Pajang, Latimojong bersama Pangdam XIV dan langsung buat posko di tubiran lembah gunung (Buntu) dan siapkan 2 peleton pasukan TNI dan Brimob Polri untuk mengevakuasi warga.
"Kita hargai betul inisiasi relawan lain yang ikut mensupport kita juga para kepala daerah di Sulsel yang hanya ditelepon langsung kirimkan bantuan ke Luwu," ujarnya.
Kepemimpinan, koordinasi lintas instansi, ketenangan dan kematangan berpikir, jadi kunci.
"Selama lima hari mengawal Pak Jenderal di Posko kita dapat pelajaran, untuk operasi kemanusiaan jangan hanya bawa dan identifikasi masalah, tapi datang dengan solusi dan bekerja dengan hati," kata Dansat Brimob Polda Sulsel Kombes Heru Novianto.
Dari 16 sortie angkutan udara heli Polri, sudah 320 warga dievakuasi via udara dari 10 desa di Gunung Latimojong ke Belopa.
Warga yang dievakuasi masuk kategori prioritas, urgent dan emergency dan butuh penanganan lanjut di Belopa, ibu kota Kabupaten Luwu.
Sejak 3 hingga 16 Mei 2024, Sulsel dinyatakan status siaga I. Melalui SK Gubernur Sulsel No 488/V/Tahun2024 Sulsel ditetapkan Status Tanggap Darurat, Banjir, Banjir Bandang, dan Tanah Longsor di Sulawesi Selatan Tahun 2024 yang berlaku mulai 3 Mei sampai 16 Mei 2024.
Hingga Jumat (10/5/2024) dini hari, dari Makassar, Kapolda dan Dansat Brimob Polda Sulsel Kombes Pol Heru Novianto masih terus memantau operasi kemanusiaan dan penyaluran bantuan ke 16 Desa di tiga kecamatan pedalaman Luwu-Palopo (Latimojong, Suli dan Bua Ponrang).(*)
Luwu Sulsel Dilanda Cuaca Ekstrem, Puluhan Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang |
![]() |
---|
MDMC Sulsel Kerahkan 90 Relawan Bantu Korban Banjir dan Longsor Luwu Sulsel |
![]() |
---|
BBWS Pompengan Jeneberang Salurkan 36.000 Liter Air Bersih ke Korban Banjir Luwu Sulsel |
![]() |
---|
Brigjen Andi Rahmat, Tambah Deretan Jenderal Sambangi Luwu Sulsel Pasca Banjir-Longsor |
![]() |
---|
Isak Tangis Warnai Kedatangan 14 Warga Terdampak Longsor Latimojong Sulsel di Posko Medis Kadundung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.