Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akademisi Informatika Anwar Abugaza Ungkap Metode Baru Ukur Elektabilitas Calon Gubernur Sulsel

Dosen informatika Anwar Abugaza berpandangan 2024 menjadi puncak pengunaan internet di Indonesia yang mencapai mencapai 79,5 persen

Editor: Ari Maryadi
zoom-inlihat foto Akademisi Informatika Anwar Abugaza Ungkap Metode Baru Ukur Elektabilitas Calon Gubernur Sulsel
ISTIMEWA
Dosen informatika Anwar Abugaza

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Pemilihan umum 2024 yang memilih Presiden dan Anggota Dewan telah selesai dilaksanakan.

Pemenang presiden pun telah diketahui.

Prabowo-Gibran mengalahkan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Berbagai catatan dalam pemilihan presiden mengemuka, termasuk gencarnya pengunaan sosial media dan media online dalam pemenangan.

Dosen informatika Anwar Abugaza berpandangan 2024 menjadi puncak pengunaan internet di Indonesia yang mencapai mencapai 79,5 persen sesuai data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Selain itu berdasarkan data Kementerian Kominfo RI internet terbesar digunakan oleh masyarakat untuk bersosial media yang angkanya mencapai 75 persen dan bahkan lebih tinggi lagi internet untuk whatsapp yang mencapai 90 persen.

Dengan besarnya jumlah ini ditambah melihat jumlah pemilih cerdas yang berusia dibawah 40 tahun yang mencapai 60 persen dari jumlah penduduk, makin memperbesar pengaruh sosial media dan media online dalam pemilu.

"Berdasarkan riset yang telah dilakukan sejak tahun 2008 Sosial media telah menemukan puncaknya pada pemilu 2024 ini," kata Anwar Abugaza di Makassar Selasa (7/5/2024).

Anwar yang juga alumni Universitas Hasanuddin mengungkapkan hal yang baru dan menarik yaitu metode baru dalam mengukur popularitas dan elektabilitas calon.

Menurutnya teknik monitoring media sosial dan media online teknik ini mengukur sumber pembentuk opini publik yang menjadi preferensi pilihan pemilih pada pemilu.

"Metode ini terus berkembang dengan dukungan kemajuan teknologi digital," kata Anwar Abugaza.

Ia melanjutkan, sosial media monitoring sendiri menjadi menarik akhirnya ini karena menjadi alternatif calon gubernur walikota dan bupati untuk mengukur popularitas dan elektabilitas selain lembaga survey kompensional yang selama ini digunakan.

Masih menurut Anwar Abugaza metode sosial media dan media online monitoring menjadi penguat lembaga survey, dimana lembaga survey umumnya mengukur popularitas dan elektabilitas dari sampling di masyarat atau mengukur hilir bagian ujung dari opini publik.

Sementara sosmed monitoring sebaliknya mengukur hulu atau bagian depan dari sumber pembentu opini publik.

Sebelum informasi tentang kandidat sampai di masyarakat sosmed monitoring sudah mengukurnya

Adapun cara kerja motode ini dengan melakukan rekaman data melalui teknik crawling dan scraping pada sumber media sosial dan media online.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved