Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Intip Keindahan Desa Wisata Dolli Bungaeja, Wisata Andalan Warga Tukamasea Maros

Pasalnya jika mengunjungi tempat ini, Wisata akan dimanjakan dengan pemandangan eksotis hamparan sawah dan pegunungan karst.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Wisata Dolli Bungaeja, Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Maros, dewasa ini menjadi primadona di kalangan wisatawan.   

Untuk bisa menikmati Wisata Dolli Bungaeja, pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, sebab harga tiket sangat terjangkau.

"Awalnya, sesuai dengan Perdes nomor 8 tahun 2020 tanda masuk karcis untuk dewasa Rp7000 dan anak2 Rp3000.  Namun kebutuhan biaya operasional agak mahal, maka Perdes itu sudah 2 kali perubahan sehingga biaya karcis saat ini untuk dewasa Rp12.000, dan anak-anak Rp.6.000," tutupnya.

Profil Desa Tukamasea

Desa Tukamasea, merupakan desa yang terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. 

Desa ini berjarak kurang lebih 41 km dari pusat kota Makassar.

Dari data yang berhasil dihimpun Desa Tukamasea memiliki luas wilayah 20,19 km2.

Secara geografis, sebelah utara Desa tukamasea berbatasan langsung dengan Kabupaten Pangkep, di sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Leang-leang, sebelah barat berbatasan dengan Desa Mangeloreng sementara sebelah selatan berbatasan dengan Desa Baruga.

Secara administrastif Desa Tukamasea berdiri dari lima dusun, yakni Bontokappong, Bungaeja, Pajjaiang, Amessangeng, dan Manarang, Desa Tukamasea.

Jumlah penduduk Desa Tukamasea mencapai 4.368 jiwa dan mayoritas berprofesi sebagai petani.

Pembentukan Dessa Tukamasea sarat akan sejarah.

Pada mulanya, Desa Tukamasea ini masuk dalam wilayah kerajaan Bone. Petta Cella adalah tokoh penting dari kerajaan Bone dalam pemberian nama Tukamase.

Petta Cella pernah menguasai Desa Tukamasea (Belum menjadi Desa ketika itu) selama bertahun-tahun. Selama dia berkuasa, orang Belanda tidak pernah berani masuk ke Tukamasea untuk mengganggu dan mengusik ketenangan warga. 

Penamaan Desa Tukamasea berawal dari kunjungan Petta Cella ke kampung Pajjaiang dekat Pannampu. Di sana, Petta Cella melihat Bulu’ Kamase yaitu gunung yang tidak ditumbuhi pepohonan dan tidak hidup satupun binatang di sana. 

Firasat Petta Cella pun mengatakan kelak gunung itu akan ditumbuhi pepohonan dan akan hidup banyak binatang di sana. 

Selanjutnya ia menyampaikan kepada warga yang hadir dalam kunjungan itu bahwa jika Bulu’ Kamase itu sudah ditumbuhi pohon dan ditempati binatang maka daerah ini sudah tidak akan di kuasai oleh orang luar.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved