Tribun HIS
Kisah Guru Tempuh 90 Kilometer Per Hari, Mengajar di Daerah Terpencil Bulukumba Sulsel
Salah satunya yang dirasakan oleh guru SMPN 13 Satap Kahayya, Kecamatan Kindang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Saldy Irawan
Setiap hari, Syahyuni harus menjadi motivator bagi anak-anak peserta didik dan guru-guru ia pimpinnya.
Gazebo literasi gunakan biaya swadaya guru dan masyarakat setempat.
Tak hanya itu, ia juga harus sulap tanah kosong menjadi kebun produktif sayur mayur.
Dan beberapa peralatan dan perlengkapan belajar sisa ia adakan dalam bentuk kemitraan dengan lembaga lain.
" Bukan dana BOS karena sekolah kami belum bersyarat menerima dana besar untuk pengadaan fasilitas belajar," ungkapnya.
Tak hanya bertugas sebagai guru, ia juga membangun komunikasi penuh kekeluargaan dengan masyarakat kampung terpencil itu.
Budaya orang kota dan pedalaman jauh beda.
" Karena itu kita harus lebih dekat dengan mereka agar kita bisa bantu anak-anaknya melanjutkan pendidikannya," katanya.
Sebab di daerah itu ada waktu-waktu tertentu, siswa harus total bantu orang tuanya bantu cari rezki.
Karena itu, peranan guru harus hadir mencarikan solusi anak-anak warga agar tidak putus sekolah.
Syahyuni Syahir juga saat ini diberi amanah sebagai pelaksana tugas Kepala Sekolah di SMPN 14 Satap Bulukumba, Bontotanae, Desa Bontomasila, Kecamatan Gantarang. (*)
Kegigihan Marliah Bersihkan Anjungan Pantai Losari Makassar Sebelum Terbit Fajar, Gaji di Bawah UMR |
![]() |
---|
Diabaikan Pemda, Guru dan Ortu Siswa Madrasah MI DDI Pinrang Patungan Perbaiki Jalan Rusak |
![]() |
---|
Selamat dari Maut, Ini Kisah Pelajar SMK di Luwu yang Terseret Arus Sungai |
![]() |
---|
Tangis di Balik Abu: Puluhan Keluarga Kehilangan Rumah di Balang Baru Makassar |
![]() |
---|
Cerita Herlina, Warga Maros Tinggal di Rumah Reot Bersama Suami dan 4 Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.