Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun HIS

Kisah Guru Tempuh 90 Kilometer Per Hari, Mengajar di Daerah Terpencil Bulukumba Sulsel

Salah satunya yang dirasakan oleh guru SMPN 13 Satap Kahayya, Kecamatan Kindang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

|
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Syahyuni Syahir setelah pulang dari tempat mengajarnya di SMPN 13 Satap Desa Kahayya, Kamis (2/5/2024) 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, KINDANG-Tak semua tenaga guru di Kabupaten Bulukumba mendapat tempat mengajar yang mudah dijangkau.

Ada banyak tenaga guru di Kabupaten Bulukumba masih jauh dari fasilitas yang memadai.

Salah satunya yang dirasakan oleh guru SMPN 13 Satap Kahayya, Kecamatan Kindang, Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Syahyuni Syahir, guru sekaligus kepala sekolah di sekolah tersebut.

Setiap hari harus menempuh 90 kilometer lebih.

Tahun 2023 lalu, Guru Pengajar Praktik Guru Penggerak Angkatan 10 Bulukumba ini mendapat amanah dari Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf.

Ia ditempatkan di daerah terpencil di Kabupaten Bulukumba itu.

" Setiap hari itu saya menempuh perjalanan lebih 90 kilometer. Dan tetap harus semangat," kata Syahyuni Syahir, Kamis (2/5/2024).

Guru olahraga ini bertempat tinggal di BTN 1 Kecamatan Ujung Bulu (ibukota kabupaten).

Setiap hari dalam perjalanannya disambut cuaca dingin.

Sebab Desa Kahayya, Kecamatan Kindang berada di kaki Gunung Lompobattang (perbatasan Bulukumba-Bantaeng dan Sinjai).

Kabut dan curah hujan tinggi harus ia lewati ibu yang tiga orang anak ini.

" Kita sebagai guru penggerak dan teladan. Siap hadapi tantangan," tutur Syahyuni Syahir dengan penuh semangat.

Inovasi pertama yang ia lakukan di daerah itu, ia harus mendorong budaya literasi.

Tujuannya agar siswa siswi dan guru miliki budaya minat membaca dan menulis berkembang.

Setiap hari, Syahyuni harus menjadi motivator bagi anak-anak peserta didik dan guru-guru ia pimpinnya.

Gazebo literasi gunakan biaya swadaya guru dan masyarakat setempat.

Tak hanya itu, ia juga harus sulap tanah kosong menjadi kebun produktif sayur mayur.

Dan beberapa peralatan dan perlengkapan belajar sisa  ia adakan dalam bentuk kemitraan dengan lembaga lain.

" Bukan dana BOS karena sekolah kami belum bersyarat menerima dana besar untuk pengadaan fasilitas belajar," ungkapnya.

Tak hanya bertugas sebagai guru, ia juga membangun komunikasi penuh kekeluargaan dengan masyarakat kampung terpencil itu.

Budaya orang kota dan pedalaman jauh beda.

" Karena itu kita harus lebih dekat dengan mereka agar kita bisa bantu anak-anaknya melanjutkan pendidikannya," katanya.

Sebab di daerah itu ada waktu-waktu tertentu, siswa harus total bantu orang tuanya bantu cari rezki.

Karena itu, peranan guru harus hadir mencarikan solusi anak-anak warga agar tidak putus sekolah.

Syahyuni Syahir juga saat ini diberi amanah sebagai pelaksana tugas Kepala Sekolah di SMPN 14 Satap Bulukumba, Bontotanae, Desa Bontomasila, Kecamatan Gantarang. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved