Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

28 Tahun Amarah

BREAKING NEWS: Jl Urip Sumoharjo Macet! Mahasiswa UMI Palang 2 Truk Kontainer di 28 Tahun Amarah

Ratusan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengenang peristiwa April Makassar Berdarah (Amarah) 1996.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
Muslimin Emba/Tribun Timur
Aksi mengenang peristiwa 28 tahun silam itu, dilakukan dengan berunjuk rasa di depan kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (24/4/2024) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ratusan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengenang peristiwa April Makassar Berdarah (Amarah) 1996.

Aksi mengenang peristiwa 28 tahun silam itu, dilakukan dengan berunjuk rasa di depan kampus UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (24/4/2024) sore.

Pantauan di lokasi, unjuk rasa dilakukan dengan memalang dua truk kontainer di badan jalan.

Akibatnya arus kendaraan dari arah Flyover ke Jl Perintis Kemerdekaan, macet panjang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemprov Sulsel Rotasi 166 ASN Eselon III dan IV Jelang Pilkada, Bagaimana Aturannya?

"Aksi kita hari ini untuk mengenang peristiwa Amarah," ucap salah satu orator aksi.

Baca juga: Sidang Gugatan Perdata Eks Rektor UMI, Kuasa Hukum Basri Modding Sebut Petitum Penggugat Tak Jelas

Sekedar diketahui peristiwa Amarah 24 April 1996 bermula ketika sejumlah mahasiswa menyusun konsep pergerakan melalui Forum Pemuda Indonesia Merdeka (FPIM) sebelum 3 April 1996.

Mahasiswa menolak kebijakan Menteri Perhubungan terkait kenaikan tarif angkutan umum yang ditindaklanjuti melalui surat keputusan (SK) Wali Kota Makassar Nomor 900 dan SK Gubernur Nomor 93 tentang penyesuaian tarif angkutan kota.

Kala itu tarif angkutan kota naik dari sebelumnya Rp 300 menjadi Rp 500 untuk penumpang umum.

Sementara bagi mahasiswa dan pelajar ditetapkan Rp 200.

Kebijakan yang dianggap terlalu tinggi itu, memantik gerakan mahasiswa dengan berunjukrasa.

Keputusan mahasiswa menentang kebijakan pemerintah saat itu bukan tanpa alasan.

Ada pertimbangan krisis pangan yang terjadi pada 1992 yang setelahnya dilanjutkan dengan mulai terjadinya krisis ekonomi.

Gerakan disingkat Amarah itu, pun mengakibatkan tiga mahasiswa meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved