Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pembahasan Surya Paloh dan Jokowi di Hotel Dibocorkan Elite Nasdem, Beda Sikap Megawati

Paloh tetap membuka komunikasi meski calon presiden usungan Nasdem, kalah versi hitungan suara KPU RI.

Editor: Ansar
Kompas.com
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) ketika menggelar pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11/2016). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh jadi sinyal Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar masuk kabinet mendatang.

Jokowi dan Surya Paloh kembali bertemu dan saling berbincang, pada Sabtu (20/4/2024).

Keduanya duduk semeja.

Hanya saja pertemuan keduanya baru ketahuan Minggu (21/4/2024) setelah dibocorkan Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni.

Sikap Surya Paloh dan Ketua Umum PDIP, Megawati jauh berbeda.

Paloh tetap membuka komunikasi meski calon presiden usungan Nasdem, kalah versi hitungan suara KPU RI.

Momen Jokowi dan Surya Paloh bertemu pun diunggah oleh Sahroni dalam postingan di Instagram pribadinya @ahmadsahroni88.

"(Jokowi dan Surya Paloh bertemu) acara akad nikah anaknya Pak Bamsoet (Ketua MPR Bambang Soesatyo) kemarin pagi di Hotel Mulia," kata Sahroni kepada Kompas.com, Minggu (21/4/2024).

Sahroni lantas menyampaikan isi obrolan antara Kepala Negara dan pimpinan Partai Nasdem itu.

Ia bisa menyampaikan karena turut mendampingi keduanya saat berbincang.

Rupanya keduanya membicarakan soal makanan.

"Kemarin becandaaan tentang makanan enak yang Pak Presiden enggak bisa makan karena waktunya beliau sangat padat," ujar Sahroni.

Wakil Ketua Komisi III DPR ini menuturkan, Surya Paloh lantas bercanda kepada Presiden dengan mengajaknya makan.

Surya Paloh menyebut, makanan yang dihidangkan terasa sedap sehingga Jokowi harus makan dahulu.

"Jadi, Pak Surya becandain Pak Presiden, 'Hayo, Pak Presiden makan dulu, ini makanan enak semuanya," cerita Sahroni menirukan ucapan Surya Paloh pada Jokowi.

Sebagai informasi, pertemuan tokoh politik pasca-Pilpres 2024 semakin dinantikan banyak pihak.

Belakangan, beredar kabar bahwa calon presiden pemenang Pilpres 2024 Prabowo Subianto bakal bertemu Ketua Umum PDI-P sekaligus Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Selain Prabowo, Presiden Joko Widodo juga dikabarkan berencana bertemu Megawati.

Namun hingga kini, pertemuan tokoh politik itu belum juga terlaksana.

Sebelumnya, Surya Paloh dan Jokowi juga bertemu.

Surya Paloh, dipanggil ke Istana Negara oleh Jokowi.

NasDem mengatakan kehadiran Paloh di Istana untuk memenuhi undangan makan malam dari Jokowi.

"Kehadiran Ketua NasDem Pak Surya Paloh di Istana Negara adalah memenuhi undangan makan malam Presiden Jokowi," kata Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim dalam keterangan kepada wartawan, Minggu (18/2/2024).

Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi di Istana hari ini pertama kali diungkap oleh Bendara Partai NasDem Ahmad Sahroni.

Sahroni mengatakan pertemuan itu dalam rangka silaturahmi.

Istana Ungkap Isi Pertemuan Jokowi-Paloh, Ada soal Pemilu

Istana lalu buka suara.

Koordinator Staf Presiden Ari Dwipayana mengatakan pertemuan itu didasari atas inisiatif Surya Paloh untuk bertemu Jokowi.

"Sebelumnya, Bapak Surya Paloh menyampaikan permohonan untuk menghadap Bapak Presiden," ujar Ari Dwipayana kepada wartawan.

Berdasarkan permohonan itu, Jokowi menerima Surya Paloh. Pertemuan pun berlangsung di Istana Merdeka.

"Sebagai tanggapan atas permohonan tersebut, Bapak Presiden mengalokasikan waktu untuk menerima Bapak Surya Paloh, malam hari tadi di Istana Merdeka," lanjutnya.

Istana menjelaskan pertemuan Jokowi dan Paloh membahas situasi nasional. Dinamika politik dan pemilu juga menjadi salah satu yang dibahas.

"Silaturahmi membicarakan agenda agenda kebangsaan, menghadapi berbagai tantangan global, termasuk hal-hal yang terkait dinamika politik dan pemilu," kata Ari.

Ari menyebut Jokowi selalu menekankan tentang silaturahmi dengan tokoh bangsa. Menurutnya, silaturahmi itu untuk kebaikan bangsa.

"Seperti yang disampaikan Presiden beberapa waktu yang lalu, silaturahmi dengan tokoh bangsa, dengan tokoh politik sangat baik, apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara," kata Ari.

Megawati tetap tolak bertemu Jokowi

Silaturahmi Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah momen Idul Fitri 1445 H dianggap mustahil.

Hingga saat ini belum ada tanda-tanda alam pertemuan Jokowi dan Megawati bakal terwujud.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno seperti dikutip dari Tribunnews.com.

"Titik kulminasinya adalah sikap politik yang berbeda antara Jokowi dan Megawati di Pilpres 2024."

"Pertemuan ini mungkin bagi Jokowi adalah suatu yang penting dalam suasana lebaran, tapi tanda-tanda alam sampai detik ini saya termasuk yang tidak yakin pertemuan ini bisa terealisasi," kata Adi Prayitno, Minggu (14/4/2024).

Menurut Adi Prayitno, luka hati Megawati kepada Jokowi ini lebih menyakitkan daripada Megawati dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sehingga pertemuan keduanya mustahil terjadi. Apalagi dari pengalaman dengan SBY, Megawati belum bisa bertemu pentolan Partai Demokrat itu setelah 20 tahun konflik berlalu.

"Menurut saya luka hati elite PDIP sulit dicarikan obatnya entah sampai kapan, saya tidak bisa memprediksi, tapi kalau melihat apa yang terjadi pada SBY dengan Megawati, (dengan Jokowi) ini sepertinya lukanya jauh lebih menyakitkan."

"Saya menghitung 20 tahun lebih Megawati belum bisa bertemu dalam satu forum yang sudah di-design dengan Pak SBY, yang saya kira persoalan politiknya tidak terlalu serius," urai Adi Prayitno.

Adi menilai ada luka mendalam yang ditinggalkan efek perbedaan politik di Pilpres 2024.

Sehingga, luka hati ini sangat sulit dihilangkan dan cukup membekas bagi Megawati.

"Bukan hanya kecil bagi saya ada gembok yang susah dibuka untuk melakukan pertemuan ini dan sangat kelihatan statemen elite PDIP mereka itu menutup pintu cukup rapat untuk tidak bertemu dengan Pak Jokowi," lanjut Adi Prayitno.

Apalagi, saat Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut harus ada pertemuan dengan anak ranting PDIP dulu, sebelum bertemu dengan Megawati.

"Saya kira itu bentuk penolakan secara eksplisit yang disampaikan PDIP, karena memang kalau Megawati terbuka ketemu Jokowi, (tentu) syarat itu tidak ada."

"Bertemu pengurus ranting PDIP itu bukan perkara gampang, karena ngga semua orang bisa bertemu atau mengumpulkan ranting-ranting ini," tutur Adi Prayitno.

Adi menilai syarat ini terlalu mengada-ada.

"Ini syarat yang sangat mustahil diwujudkan, kan enggak mungkin presiden berkeliling atau mengumpulkan mereka. Ini syarat yang mengada-ada," tambah Adi Prayitno.

PDIP makin keras

PDIP berikan sinyal persulit Presiden Jokowi jika ingin bertemu dengan Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri.

Jokowi tak bisa serta-merta menemui Megawati lagi.

Jokowi harus temui anak ranting PDIP sebelum bertemu Megawati.

Hal itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Namun belakangan, pernyataan Hasto tersebut dinilai terlalu berlebihan. 

Relawan Jokowi turut angkat bicara dan menyinggung pernyataan Hasto yang terlalu berlebihan. 

Padahal Jokowi memiliki niat bertemu di Momen Lebaran 2024.  

Ketua Kornas Jokowi Milenial, Akhrom Saleh menganggap pernyataan Hasto itu keliru.

"Menurut hemat saya justru Hasto keliru bila menyampaikan hal itu kepada publik, sebab Presiden Jokowi sebagai kepala negara memiliki hak individu mau bertemu dengan siapapun di Republik ini," kata Akhrom saat dimintai tanggapannya, Sabtu (13/4/2024).

"Selain itu, pernyataan Hasto pun menurut saya sesat dalam berpikir, justru pak Jokowi izinnya itu wajib ke relawan relawan pendukungnya sejak tahun 2014 yang," lanjutnya.

Pasalnya, kata dia, lantaran relawan relawan inilah yang paling setia dan tegak lurus kepada Presiden Jokowi.

Ia pun berharap PDIP sebaiknya menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depannya.

"Tidak perlu diragukan lagi sebagai penyeimbang, kita angkat topi kalau dengan kemampuan mereka sebagai oposisi.

Apalagi mereka kemarin kan mengkritisi tentang hilirisasi tambang, jadi cocok ketika sudah pemerintahan baru nanti," ujarnya yang juga menjabat Sekretaris Umum TIM 8-Relawan Jokowi Bergerak Bersama Prabowo (RJBPP).

Melansir Tribunnews, syarat dari Hasto itu disampaikannya di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/4/2024).

"Tapi dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, hanya anak ranting justru mengatakan 'sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu'," kata Hasto.

Hasto menuturkan, usulan tersebut muncul dari anak ranting dan menjadi narasi yang masuk akal baginya.

Pasalnya, menurut Hasto anak ranting adalah benteng pertama bagi Megawati di PDI Perjuangan.

Oleh karenanya, jika Presiden Jokowi ingin membuka komunikasi harus melalui anak ranting terlebih dulu.

"Karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Hasto.

Hasto Sebut Jokowi Harus Temui Anak Ranting Dulu

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyuruh Presiden Jokowi untuk menemui anak ranting PDIP terlebih dahulu sebelum bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

Pernyataan Hasto ini disampaikan ketika memberikan keterangan terkait permintaan Presiden Jokowi bertemu Megawati di momentum Lebaran. 

Kata Hasto, pertemuan Megawati dengan Jokowi belum bisa dilakukan karena ada usulan dari anak ranting. 

"Ya sebenarnya Lebaran kan memang merupakan momentum untuk melakukan silaturahim dan halal bihalal. Tapi dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, hanya anak ranting justru mengatakan 'sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu'," kata Hasto, Jumat (12/4/2024).

Menurut dia, usulan dari para kader tersebut merupakan sesuatu yang lumrah, karena mereka sudah menganggap sosok Megawati yang diteladani.

"Karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri," ujar Hasto.

Hasto pun berbicara ihwal adanya dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

Hal itu amat disesalkan karena meninggalkan warisan yang jelek bagi pemerintahan Jokowi.

"Tapi ternyata justru merupakan puncak dari abuse of power dari presiden. Dan kemudian terjadi akibat nepotisme kepentingan untuk memperpanjang kekuasaan itu. Sehingga anak ranting, ranting, justru yang jadi benteng Ibu Mega agar tetap kokoh berdiri di dalam pengabdian mengawal demokrasi itu," katanya.

Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengakui Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi berencana untuk melakukan silaturahmi dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam momentum perayaan Idulfitri 1445 Hijriah.

Namun, ia belum bisa menjelaskan ihwal waktunya, karena masih dicari waktu yang tepat.

"Terkait silaturahmi (Presiden Jokowi) dengan Ibu Megawati sedang dicarikan waktu yang tepat. Lagian ini masih di bulan Syawal. Bulan Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi," kata Ari kepada Kompas.tv, Jumat (12/4/2024).

Jokowi Isi waktu Libur Lebaran di Medan

Presiden Jokowi tidak mendatangi rumah Megawati Soekarnoputri di Hari Raya Idulfitri. Ketidakhadiran Jokowi ke rumah Megawati memperkuat kabar keretakan Jokowi dengan Megawati

Lantas apa alasan Jokowi tidak mendatangi Megawati saat Lebaran 2024? 

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo tak sowan ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri karena memiliki kegiatan di momen Hari Raya Idul Fitri 1445 H ini. 

Ia menegaskan bahwa absennya silaturahmi Jokowi dengan Megawati di lebaran kali ini lantaran terkendala oleh waktu. 

"Kenapa tahun ini Presiden tidak melakukan kunjungan silaturahmi atau halalbihalal dengan Bu Mega? Jawaban saya satu. Ini soal waktu," kata Ngabalin, Kamis (11/4/2024). 

Ngabalin mengatakan, Jokowi memiliki sejumlah agenda, salah satunya silaturahmi dengan anak dan cucu. 

"Karena, saya dari Istana kemarin mendapatkan kabar bahwa anak, cucu, bahkan menantu Pak Jokowi itu mungkin karena kesibukan masing-masing mereka tidak berkunjung ke Jakarta," ujarnya.

Jokowi diketahui bakal mendatangi Bobby Nasution, Kahiyang Ayu dan cucu-cucunya di Medan. 

"Saya mendengar dari Bogor Presiden mengambil keputusan bersama Ibu untuk mendatangi anak, cucu, dan mantu. Seperti umpama hari ini beliau ke Medan," kata Ngabalin.

Diketahui, pada tahun-tahun sebelumnya, Jokowi selalu bertemu dengan ketua umum partainya. 

Namun, tahun ini keduannya diketahui tak saling bertemu di momen lebaran. 

Jokowi dan Megawati sama-sama memiliki kegiatan Lebaran Idul Fitri, yakni menggelar open house. 

Presiden Jokowi menggelar open house Idul Fitri 1445 H di Istana Kepresidena pada Rabu (10/4/2024) pagi. 

Open house digelar seusai Jokowi melaksanakan salat Idul fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta. 

Jokowi sholat Ied didampingi Sang Istri, Iriana dan kedua anak mereka, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Dalam acara open house, Jokowi tak hanya mengundang para pejabat, namun seluruh lapisan masyarakat juga turut hadir ke Istana. 

Masyarakat berbondong-bondong mengantre untuk bisa bersalaman dengan Jokowi

Sejumlah menteri juga turut hadir open house di Istana, di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkopolhukam Hadi Tjahjanto. 

Mendagri Tito Karnavian, Menparekraf Sandiaga Uno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Mendag Zulkilfi Hasan, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menkeu Sri Mulyani, dan Menpan RB Azwar Anas. 

Ada juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga hadir dalam gelaran tersebut. 

Di sisi lain, Megawati menggelar open house terbatas di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2024). 

Open house tersebut diketahui dihadiri keluarga besar Megawati, PDI Perjuangan, hingga kerabat dekat.

Megawati Soekarnoputri juga dikunjungi sejumlah menteri Jokowi.

Para menteri yang hadir yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan Roeslani, juga turut hadir di kediaman Megawati. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved