Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hadiri Syawalan, Sekum PP Muhammadyah Abdul Mu'ti: Minal Aidin Wal Faizin Bukan Ajaran Raslullah SAW

Mu’ti mengungkapkan bahwa asal-usul kalimat tersebut tidak berasal dari ajaran Rasulullah Saw, melainkan dari seorang penyair terkemuka asal Andalusia

|
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ina Maharani
handover
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti membawakan Hikmah Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Sulsel, Sabtu (20/4/2024) 

Hadiri Syawalan Muhammadiyah Sulsel, Sekum PP Muhammadiyah: Minal Aidin Wal Faizin Bukan Ajaran Raslullah

 

 

 

Makassar, Tribun - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti membawakan Hikmah Syawalan Keluarga Besar Muhammadiyah Sulsel. 

Ribuan warga Muhammadiyah Sulsel menghadiri acara silaturahmi Idulfitri yang di gelar di Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh Makassar, Sabtu (20/4/2024).

Dalam mementum tersebut, Prof Abdul Mu’ti membahas asal-usul ungkapan yang akrab di telinga umat Islam setiap Idulfitri, yakni “minal aidin wal faizin”. 

Ungkapan ini memiliki makna doa agar setiap individu dapat kembali kepada fitrahnya yang suci serta meraih kemenangan melawan hawa nafsu.

Namun, Mu’ti mengungkapkan bahwa asal-usul kalimat tersebut tidak berasal dari ajaran Rasulullah Saw, melainkan dari seorang penyair terkemuka asal Andalusia, Shafiyuddin al-Hilli. 

Dalam konteks budaya, Mu’ti menjelaskan bahwa kalimat ini pertama kali diucapkan Al-Hulli bersama para perempuan Andalusia yang merayakan kegembiraan saat itu.

“Secara kultural tiap kali Idul Fitri kita mengucapkan ‘minal aidin wal faizin’, ini ungkapan yang berasal dari penyair Andalusia, penyair Spanyol, yang merayakan kegembiraan bersama dengan para perempuan Andalusia pada waktu itu,” terang Mu’ti.


 Karena itulah, ungkapan tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya umat Islam. Meskipun tidak memiliki dasar hadis yang eksplisit, namun esensinya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Ungkapan ini sebenarnya mengandung doa yang mendalam; harapan agar setiap individu menjadi hamba Allah yang kembali kepada fitrahnya yang suci, serta termasuk dalam golongan yang berhasil mengalahkan hawa nafsu dalam menjalani ibadah dan berusaha keras selama bulan Ramadan.

Mu’ti juga menambahkan bahwa selain ungkapan “minal aidin wal faizin”, umat Islam juga memiliki tradisi lain dalam mengucapkan selamat Idul Fitri yang berakar dari hadis Nabi. 

Ungkapan tersebut adalah “taqabbalallahu minna wa minkum”, yang berarti “Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan kamu semua, dan terimalah ya (Allah) Yang Maha Mulia.”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved