Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jalan Menuju Kampung Selfi Yamma Rusak Parah, Bak Roller Coaster

Seperti biasa, dari Makassar-Wajo ia memilih melewati jalur Marossa via Bulu Dua, Kabupaten Soppeng.

|
ist
Kondisi Jl Poros Soppeng-Wajo, Marossa, Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah curhat pemudik bernama Dimas asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Setelah menghabiskan libur lebaran di Makassar, ia balik ke Kabupaten Wajo, tempat di mana ia mencari nafkah.

Seperti biasa, dari Makassar-Wajo ia memilih melewati jalur Marossa via Bulu Dua, Kabupaten Soppeng.

Bukan tanpa alasan ia memilih jalur ini ketimbang lewat camba, Kabupaten Maros.

Kata Dimas, dirinya memilih jalur tersebut karena jarak Kota Makassar-Kabupaten Wajo lebih dekat.

"Saya kalau ke Makassar atau kembali ke Wajo pasti lewat sini via Bulu Dua. Karena jarang macet dibandingkan lewat poros Camba," katanya.

Bebas macet, membuat Dimas cepat sampai ke tujuan.

Jalan poros Soppeng - Wajo di Marossa, Kelurahan Ujung,  Soppeng juga terendam banjir, Rabu (23/1/2019).
Jalan poros Soppeng - Wajo di Marossa, Kelurahan Ujung, Soppeng juga terendam banjir, Rabu (23/1) (TRIBUN TIMUR/SUDIRMAN)

Kabupaten Soppeng adalah kampung halaman penyanyi muda berdarah bugis Selfi Yamma atau Selfiyani.

Selfi Lida lahir di Macanre pada 7 September 1999 lalu.

Macanre adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng.

Jalan Rusak Malimongan Luwu

Kasus lain, video memperlihatkan seorang warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan harus ditandu menuju ke ibu kota.

Baca juga: Pemkab Bone Butuh Rp2 Triliun untuk Benahi 629 Kilometer Jalan Rusak

Wanita yang ditandu tersebut bernama Since (38), warga Desa Malimongan, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara.

Sebelumnya, pada bulan Januari 2024, Since melahirkan anak ke tujuh di Desa Malimongan dengan bantuan bidan.

Since sangat kesulitan melahirkan anak ke tujuhnya tersebut.

Terlebih lagi alat kesehatan yang tidak memadai.

Warga setempat yang khawatir dikarenakan kondisi bayi Since yang tidak keluar sepenuhnya dalam waktu yang cukup lama memutuskan untuk membuat tandu agar bisa membawa Since ke rumah sakit di Masamba.

Namun, setelah 13 jam Since berusaha melahirkan anaknya tersebut, bayi tersebut berhasil keluar namun dalam keadaan meninggal.

Warga sekitar yang sedang membuat tandu akhirnya berhenti dan membuat peti untuk pemakaman bayi tersebut.

Dua bulan usai melahirkan dan tidak mendapatkan perawatan medis, Since merasakan sakit di bagian perutnya.

Warga Malimongan akhirnya memutuskan untuk membawa Since ke rumah sakit di Masamba agar mendapatkan perawatan medis.

Karena jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan roda empat, masyarakat akhirnya memutuskan menandu Since dari Desa Malimongan ke Desa Mabusa.

Kepala Desa Malimongan, Yohan Taruk mengatakan warganya tersebut ditandu sejauh 18 kilometer dari Dusun Se'pon, Desa Malimongan ke Desa Mabusa.

"Jalur yang dilalui warga kami itu dari Desa Malimongan ke Desa Mabusa sekitar 18 kilometer dengan kondisi jalan rusak," kata Yohan Taruk.

Ia mengaku jalan tersebut pernah diperbaiki oleh Pemerintah Luwu Utara namun setelah satu tahun jalan tersebut rusak kembali.

Warga sekitar juga diketahui pernah membuat jembatan terpanjang yang dikenal dengan sebutan Para-para.

Sekitar 80 warga Desa Malimongan bergantian untuk menandu Since dari Desa Malimongan ke Mabusa.

Suami Since, Yohan Pulangan (48) mengatakan sangat menderita melihat istrinya ditandu selama delapan jam dalam kondisi sakit.

Ia mengatakan istrinya ditandu melewati jalan setapak, naik turun gunung, melewati hutan belantara, anak sungai bahkan harus melalui dalamnya kubangan lumpur.

"Istri saya ditandu dari Desa Malimongan ke Desa Mabusa selama delapan jam, melewati jalur yang sangat sulit," kata Yohan Pulangan.

Tak berhenti disitu, setibanya di Desa Mabusa, sebuah Ambulans telah siap menjemput Since untuk dibawa menuju RSUD Andi Djemma Masamba.

Namun, jalan yang harus dilalui oleh Ambulans masih cukup sulit untuk dilewati sehingga membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk tiba di rumah sakit dari Desa Mabusa.

Yohan Pulangan sangat bersedih karena tidak bisa mendampingi istrinya di Ambulans menuju ke rumah sakit dikarenakan kondisinya yang akan muntah saat naik mobil.

Yohan akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke rumah sakit Andi Djemma.

Sesekali Yohan mendapat tawaran dari warga yang melintas untuk dibonceng menggunakan motor dan ia sangat senang dengan tawaran tersebut.

Since tiba di RSUD Andi Djemma Palopo pada Senin (25/3/2024) malam setelah berangkat dari rumahnya pada pukul 06.00 Wita.

Namun, Yohan baru tiba di rumah sakit pada Selasa (26/3/2024) siang karena berjalan kaki dari Desa Mabusa.

Saat tiba di rumah sakit, pihak rumah sakit tidak langsung melakukan tindakan operasi pasca melahirkan karena tidak ada keluarga yang mendampingi Since.

Tak lama setelah itu, anak Since yang berdomisili di Sabbang langsung menuju ke RSUD Andi Djemma dan menandatangani persetujuan operasi untuk ibunya.

Since akhirnya menjalani operasi pascamelahirkan pada Selasa (26/3/2024) pukul 10.00-14.30 Wita.

Karena kejadian tersebut, Yohan Pulangan berharap agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi jalanan di Kecamatan Seko, Luwu Utara.

Ia juga berharap agar fasilitas kesehatan di Seko bisa lebih memadai untuk membantu masyarakat Seko.

Tak hanya itu, ia juga sangat bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh warga Malimongan yang dengan tulus menandu istrinya selama delapan jam.

Menurutnya, solidaritas dan jiwa gotong royong masyarakat Seko sangat luar biasa terlebih saat ada warga yang butuh pertolongan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved