Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Longsor Toraja

Status Longsor di Toraja Masih Level Kabupaten, Kepala BPBD Sulsel Curhat Soal Peti Jenazah

Amson menyebut, status kebencanaan di Sulsel, sejak November 2023 lalu, tetap Siaga Darurat.

|
Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM
Proses evakuasi korban jiwa longsor di Tana Toraja. 

“Mereka juga satu keluarga saudara Muslim kita yang baru pulang pengajian Lebaran,” ujar mantan Kabang Humas Pemprov Sulsel itu.

Dijelaskan Amson, Siaga darurat sejak November 2023 lalu, mengingat kondisi geografis Sulsel termasuk rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

Sedangkan, status siaga darurat keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat di wilayah Sulsel.

Meski operasi SAR sudah dihentikan, namun pihaknya, tetap siaga.

"Tetap kita standby, meski korban semuanya sudah ditemukan, kita wanti-wanti ada laporan susulan dari masyarakat. Jadi besok kita rapatkan apakah akan ditutup atau belum," tambahnya, sesaat sebelum kembali istirahat di hotel.

Sebanyak 16 korban ditemukan tewas dan dua selamat di lokasi longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Sabtu (13/4/2024).

Korban terakhir yang ditemukan pada Senin (15/4/2024) sekitar pukul 17.40 Wita merupakan ibu dan anak bernama Safia (43) dan Gea (3).

Sebanyak empat orang tewas dan dua selamat dalam peristiwa longsor di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja, Minggu (14/4) sekitar pukul 03.00 Wita.

Sejak Senin (15/4) malam, proses Pencarian Korban Dihentikan

Tim SAR menghentikan proses pencarian korban longsor di dua titik di Tana Toraja.

Kepala Kantor Basarnas Makassar Maxianus Bekabel, di Toraja, mengatakan sebanyak 121 anggota SAR gabungan sudah kembali ke satuan masing-masing.

Tim yang terlibat dalam operasi pencarian korban longsor Tana Toraja adalah BPBD Tana Toraja, TNI, Polri, Basarnas Palopo dan Makassar, serta SAR Brimob Polda Sulsel.

Polda Sulsel mengerahkan juga dua ekor anjing pelacak (K9) untuk menemukan korban.

Selain itu, SAR dan BPBD juga mengerahkan unit drone guna memetakan potensi bencana susulan.

Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengatakan longsor di Tana Toraja diduga terjadi karena kondisi alam atau lahan yang menurun.

"Saya terus mengimbau warga Sulsel khususnya Tana Toraja, karena alamnya Sulsel ini sangat rawan longsor dan banjir, alamnya kita yang sudah menurun kemampuannya," kata Bahtiar kepada wartawan, Minggu (14/4/2024).

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved