Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BPS Sulsel

Beras, Telur dan Tembakau Biang Kerok Sulsel Inflasi 0,38 Persen di Maret 2024

Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi secara month to month (m-to-m) atau bulan ke bulan sebesar 0,38 persen pada Maret 2024.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
BPS SULSEL
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto. Sulsel mengalami inflasi secara bulan ke bulan sebesar 0,38 persen pada Maret 2024. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi secara month to month (m-to-m) atau bulan ke bulan sebesar 0,38 persen pada Maret 2024.

Sementara secara year on year (y-on-y) atau tahun ke tahun, Sulsel mengalami inflasi sebesar 2,75 persen.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto, dalam Konferensi Pers Bulanan, ditonton Tribun-Timur.com, melalui YouTube BPS Sulsel, Selasa (2/4/2024).

Aryanto memaparkan, jika dilihat dari kelompok pengeluaran bulan ke bulan, ada beberapa yang memberikan andil inflasi.

Dimulai dari makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,38 persen, pakaian dan alas kaki 0,31 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,00 persen.

Lalu perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga andil inflasi 0,00 persen, kesehatan 0,00 persen, transportasi 0,03 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,00 persen.

Kemudian rekreasi, olahraga, dan budaya 0,00 persen, pendidikan 0,00 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,01 persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03 persen.

Baca juga: BPS: Panen Raya Maret-April Diperkirakan Hasilkan 8,46 Juta Ton Beras

“Inflasi Sulawesi Selatan ini dari bulan ke bulan lebih rendah jika dibandingkan secara nasional,” kata Aryanto.

Peningkatan Permintaan

Sementara itu, dalam keterangan tertulis, Kepala Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel), Rizki Ernadi Wimanda menjelaskan bahwa inflasi Maret secara umum didorong peningkatan permintaan masyarakat.

“Ini terutama di periode Ramadhan dan Idul Fitri, di tengah belum pulihnya pasokan,” jelasnya.

Untuk komoditas beras, kata Rizki, bergesernya masa panen raya ke April 2024 berdampak pada terbatasnya pasokan dan tingginya harga beras di masyarakat. 

Demikian pula dengan telur masih mengalami kenaikan harga akibat tingginya harga jagung pakan. 

Terbatasnya pasokan cabai rawit pasca panen raya Januari – Februari 2024 juga turut andil dalam inflasi pada Maret 2024. 

Komoditi barang dan jasa lainnya turut mempengaruhi inflasi bulan Maret 2024 yaitu Angkutan Udara, Emas Perhiasan, dan Rokok Kretek.

“Namun demikian, masih tingginya pasokan komoditas tomat, ikan teri, cabai merah dan bawang merah menjadi faktor penahan inflasi yang lebih tinggi secara bulanan,” tutur Rizki. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved