Pilpres 2024
PKB Bocorkan Rencana Nasdem Soal Hak Angket Kecurangan Pilpres Usai Prabowo Temui Surya Paloh
Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari fraksi PKB, Yanuar Prihatin, mengungkapkan bahwa pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dan Prabowo.
TRIBUN-TIMUR.COM - Nasib hak angket kecurangan Pilpres 2024 kini semakin simpang siur apalagi pasca pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Namun kabar terbaru terkait nasib hak angket kecurangan Pilpres 2024 ini dibahas kembali PKB dan memberikan bocoran rencana Nasdem ke depannya.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari fraksi PKB, Yanuar Prihatin, mengungkapkan bahwa pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dengan calon presiden terpilih dalam Pilpres 2024, Prabowo Subianto, dapat dianggap sebagai isyarat mendukung hak angket.
Menurut Yanuar, semua partai politik di DPR memiliki kepentingan yang sama terkait hak angket.
"Pertemuan antara Prabowo dan Surya Paloh, misalnya, bisa jadi isyarat ke arah itu," kata Yanuar kepada wartawan, Selasa (26/3/2024).
Yanuar menegaskan bahwa setelah pertemuan yang diadakan beberapa waktu lalu, Surya Paloh tidak pernah memberikan isyarat bahwa NasDem akan menarik dukungan terkait hak angket.
"Setelah pertemuan ini, Surya Paloh sendiri tidak pernah memberikan isyarat agar NasDem menghentikan hak angket," tegas Yanuar.
Baca juga: 8 Hakim MK Tangani Sidang Sengketa Pilpres 2024, Intip Profil dan Jejak Kariernya! Ada dari Makassar
Baca juga: Nasdem Gabung Koalisi Prabowo? Nasib Anies Baswedan Usai Paloh dan Capres 01 Bertemu Jadi Sorotan
Ketua DPP PKB ini meyakini hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan Pemilu 2024 mendapat banyak dukungan.
"Proses hak angket akan terus bergulir di DPR. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan hak angket ini akan mendapat dukungan lebih banyak lagi," ucapnya.
Menurut Yanuar, terbuka kemungkinan hak angket didukung fraksi selain PDIP, PKB, PKS, dan NasDem.
"Hal ini terjadi karena terdapat kesamaan pandangan tentang pentingnya hak angket untuk meluruskan simpang siur penyelenggaraan Pemilu 2024," ungkapnya.
Dia menjelaskan, setelah Pemilu 2024 semua parpol mulai menghitung eksistensinya masing-masing dalam pemerintahan mendatang.
"Semua punya kepentingan soal ini. Artinya, setiap parpol bisa mengambil sisi tertentu dari hak angket untuk kepentingannya masing-masing," ucap Yanuar.
Yanuar mencotohkan seperti Partai Gerindra. Menurutnya, mereka membutuhkan legitimasi yang lebih kuat untuk kepemimpinan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka jika telah dilantik sebagai pasangan terpilih.
"Mereka tentu berkeinginan agar Prabowo Subianto bisa lebih kuat dan mandiri dalam mengambil keputusan sebagai presiden, tidak dibayang-bayangi oleh sosok Jokowi terus menerus," ungkapnya.
Selain Gerindra, Partai Golkar juga dianggapnya bisa mengambil manfaat dari hak angket untuk kepentingan konsolidasi partai ke dalam secara bebas.
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming |
![]() |
---|
Cak Imin Nilai Wacana Pembentukan Presidential Club Positif |
![]() |
---|
Alasan Surya Paloh Tinggalkan Anies Baswedan Usai Kalah di Pilpres, Kini Dukung Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
PBB Takut Yusril Ihza Mahendra tak Jadi Menteri? NasDem-PKB Dukung Prabowo |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran tidak Mundur Hingga Dilantik Jadi Presiden-Wapres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.