Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2024

Kaya Itu adalah Rasa

Bukan yang dikatakan kaya adalah orang yang bertumpuk hartanya, tapi kaya itu sesungguhnya adalah jiwa.

Editor: Hasriyani Latif
YouTube Tribun Timur
Pimpinan Ponpes Tahfiz Al Qur'an Ilmul Yaqin Tompo'bulu, Kabupaten Maros KH Amirullah Amri dalam program Syiar Ramadhan 2024 edisi Sabtu (23/3/2024). 

Oleh:

KH Amirullah Amri

Pimpinan Ponpes Tahfiz Al Qur'an Ilmul Yaqin Tompo'bulu, Kabupaten Maros

TRIBUN-TIMUR.COM - Kekayaan bukan bertumpuknya materi seseorang.

Silakan mencari materi, silakan menjadi kaya, tapi bukan itu hakikatnya.

Terlalu banyak orang yang rumahnya sebesar gedung, fasilitas serba memadai, kendaraannya berbagai macam corak dan merek, tapi dia terus berkeluh kesah.

Tidak ada kepuasan. Berarti orang itu tidak merasakan kaya.

Selalu miskin karena tidak pernah cukup.

Olehnya itu dapatlah dipahami bahwa kaya itu sesungguhnya adalah rasa.

Nabi Isa As tidak punya materi tapi sempat melontarkan kalimat "Kujadikan langit adalah atapku, disaat aku tidur kujadikan bantal daun telingaku, bumi itu adalah tikarku, disaat aku terbangun di pagi hari kusut rambutku aku sisir dengan jari tanganku, cerminku adalah air, makananku adalah pucuk dedaunan, aku adalah orang terkaya di dunia".

Rasulullah SAW bersabda 'Bukan yang dikatakan kaya adalah orang yang bertumpuk hartanya, tapi kaya itu sesungguhnya adalah jiwa'.

Jadi, ketika orang mampu mensyukuri pemberian Allah SWT, tidak berkeluh kesah, maka kayalah orang itu.

Tapi bukan berarti kita tidak usah mencari benda. Itu perlu.

Bagaimana membangun masjid, bantu orang, bagaimana mau bangun podok pesantren, kalau tanpa uang.

Maka silakan cari uang. Silakan peras keringat, banting tulang cari uang tapi dengan cara yang halal, jangan menipu orang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved