Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilu 2024

Rusdi Kirana Pemilik 300 Pesawat Terbang Lolos Jadi Anggota DPR Usai Salip Kakak Muhaimin Iskandar

Salah satu caleg yang berhasil mendulang suara adalah Rusdi Kirana, caleg dari dapil Jawa Timur atau Jatim VIII (Jombang, Madiun, Mojokerto, dan Nganj

|
Editor: Edi Sumardi
DOK KOMPAS.COM/SABRINA ASRIL
Anggota DPR RI terpilih dari PKB dapil Jatim VIII, Rusdi Kirana sekaligus pemilik Lion Air. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB kembali menduduki peringkat keempat dalam perolehan suara nasional dari Pemilu 2024.

Pada Pemilu 2019, PKB juga menduduki peringkat sama.

Namun, pada Pemilu 2024, jumlah perolehan suara PKB naik menjadi 16.115.655 (10,62 persen) dari 13.570. 097 atau 9,69 persen Pemilu 2019.

Kenaikan perolehan suara PKB tentu karena kontribusi caleg.

Salah satu caleg yang berhasil mendulang suara adalah Rusdi Kirana, caleg dari dapil Jawa Timur atau Jatim VIII (Jombang, Madiun, Mojokerto, dan Nganjuk).

Rusdi Kirana yang memegang nomor urut 1 memeroleh 121.080 suara, menyalip caleg nomor urut 2 A Halim Iskandar yang memeroleh 107.011 suara.

Keduanya sama-sama lolos.

Halim Iskandar merupakan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Periode 2019-2024.

Baca juga: Istana Bantah Jokowi Hendak Redam Hak Angket Pasca Menteri PKB Menghadap Langsung

Dia juga merupakan kakak A Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Halim Iskandar sudah beberapa periode menjabat sebagai wakil rakyat; mulai dari DPRD Jombang, DPRD Jawa Timur, hingga DPR RI.

Beda dengan Rusdi Kirana, baru kali ini menjadi caleg dan langsung lolos.

Real Count KPU Dapil Jatim VIII DPR: Bos Lion Air Rusdi Kirana Ungguli Kakak Cak Imin - Agnes Monixa

Rusdi Kirana merupakan pendiri dan pemilik Lion Air Group, grup maskapai berbiaya murah (Lion Air, Wings Air, Batik Air, Super Air Jet, Batik Air Malaysia dan Thai Lion Air).

Lion Air Group kini sudah memiliki 300 lebih pesawat.

Sementara, khusus Lion Air, sebagaimana dikutip dari laman lionair.co.id, memiliki 118 pesawat/armada.

"In 2000 following our establishment, Lion Air proudly rolled out a fleet of just two Boeing 737-200 aircraft. Today, we have 118 -- including the Boeing 737-900ER, Boeing 737-800, Boeing 737 MAX 8 and Airbus A330-300 -- to meet passenger demand.," demikian dilansir di situs lionair.co.id.

Rusdi Kirana lahir di Cirebon pada 17 Agustus 1963.

Dia adalah seorang pebisnis di bidang aviasi.

Dia merupakan pemilik Lion Air Group.

Baca juga: Ratu Wulla Ngadu Peraih Suara Terbanyak Dapil NTT II Mundur, Terang-terangan Sebut Surya Paloh

Rusdi Kirana sempat menjadi calo tiket di Bandara Internasional Soekarno - Hatta ketika masih uliah di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila 

Lewat bisnis itulah dia akhirnya paham seluk beluk penerbangan dan memiliki modal untuk melebarkan sayap bisnis.

Dalam bisnis aviasi, Rusdi Kirana terbilang bertangan dingin.

Melalui anak usahanya low cost carrier (LCC) Lion Air, Rusdi Kirana membangun industri jasa penerbangan secara menggurita.

Fasilitas pendukung pun dibangun.

Dia membangun maintenance, repair and overhaul (MRO) terbesar se-Asia Tenggara yang didirikan di Batam dengan investasi awal tak kurang dari 250 juta dollar AS.

Rusdi Kirana memulai bisnisnya itu dengan modal awal 10 juta dollar AS pada Oktober 1999.

Kini, Lion Air sudah memiliki lebih dari 700 pesawat terdiri dari ATR, Airbus, dan Boeing.

Baca juga: Pesawat Lion Air dari Bali ke Makassar Terpaksa Mendarat di Balikpapan, Penyebab

Untuk rute penerbangan, saat ini Lion Air telah menghubungkan 36 kota besar di Indonesia.

Di jalur internasional, Lion Air juga melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, Seoul, Jeddah, dan Madinah.

Maskapai ini juga akan mengembangkan jalur ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti ke Hong Kong dan Tiongkok.

Selain bisnis di Industri penerbangan, pemilik maskapai berlogo singa merah itu juga diketahui sempat mengembangkan usaha di bidang media massa dengan meluncurkan surat kabar Harian Nasional (Harnas).

Pada 2012 lalu, Rusdi Kirana masuk menjadi salah satu dari 40 orang terkaya di Indonesia.

Jumlah kekayaan Rusdi tahun itu sebesar 900 juta dollar AS.

Tak puas dengan bisnisnya, Rusdi Kirana membuat gebrakan ambil bagian dalam kancah politik.

Pada Januari 2014, Rusdi Kirana memutuskan bergabung sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menggantikan posisi Nur Syabani.

Bergabungnya Rusdi Kirana di parpol berbasis Islam itu ditengarai karena kedekatannya dengan almarhum Gus Dur.

Tak sedikit pula yang menyebut ada kaitannya dengan komitmen finansial Rusdi ke PKB.

Kendati begitu, mantan Ketua DPP PKB Marwan Jafar menegaskan bahwa bergabungnya Rudi ke PKB karena kesamaan Rusdi dengan PKB, yakni pluralisme.

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yakin, keberadaan Rusdi Kirana dapat menambah kekuatan dan kebesaran PKB.

Kemudian, pada 19 Januari 2015, Presiden Joko Widodo mengangkat Rusdi menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Setelah dilantik menjadi Wantimpres, status pengusaha yang mengagas konsep penerbangan berbiaya murah (low cost carrier) itu di PKB adalah sebagai anggota biasa.

Pada saat yang sama, Rusdi Kirana juga mengundurkan diri sebagai CEO Lion Air Group dan saat ini hanya sebagai founder saja.

Pada Mei 2017, Rusdi Kirana melepaskan jabatannya sebagai anggota Wantimpres.

Presiden Jokowi menugaskannya menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia yang berkedudukan di Kuala Lumpur.

Kepada wartawan, usai pelantikan kala itu, Rusdi terang-terangan mengungkapkan bahwa ia meminta kepada Presiden Jokowi jabatan dubes ini.

Ia memilih Malaysia karena sejak dulu ingin mengurus berbagai permasalahan tenaga kerja Indonesia yang ada di sana.

"Harapannya mereka kembali ke Indonesia, tidak berpikiran untuk kembali ke Malaysia. Kami berpikir bahwa mereka akan membuka UKM," kata Rusdi.

Posisinya sebagai anggota Wantimpres sendiri belakangan digantikan oleh tokoh Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf hingga penghujung berakhirnya masa jabatan Jokowi-Kalla.

Kariernya sebagai pengusaha di dunia penerbangan juga sempat membuat nama Rusdi digadang-gadang menjadi menteri perhubungan.

Terlebih ketika ia sempat berseteru dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada akhir 2015 terkait penutuan Bandara Budiarto.

"Saya janjikan, saya tidak akan jadi Menhub," ujar Rusdi di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta, Senin (16/11/2015).(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved