Sejarah Islam di Sulsel
Masjid Tertua di Makassar Babul Firdaus: Ruang Diskusi Para Raja Atur Siasat Hadapi Penjajah Belanda
Sebagai masjid tertua di Makassar, Masjid Babul Firdaus juga menjadi tempat pertemuan para raja-raja di Sulsel.
Setelah Raja Gowa ke XXXIV I' Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembang Parang tutup usia, kerajaaan diwariskan ke putranya Andi Mappanyukki.
Usai dipimpin Andi Mappanyukki, geliat pertemuan para tokoh ulama dan pejuang masih tetap berjalan di masjid ini.
Andi Mappanyukki lah yang memberikan perubahan pada masjid tua ini.
Pada tahun 1956 masjid ini diperluas untuk memfasilitasi lebih banyak jemaah. Dari ukuran 10x10 meter menjadi 18x25 meter.
Kendati telah direnovasi, masjid ini masih mempertahankan bagunan aslinya.
Mulai dari kubah, tiang, menara, tegel atau lantai hingga makam keluarga Raja Gowa menjadi bagian yang dipertahankan sebagai warisan sejarah.
Bahkan, hingga proses renovasi ketiga ini, komponen-komponen itu masih tetap dilestarikan.
"Renovasi kedua tahun 2010, dan sekarang baru direnovasi lagi dengan bantuan Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki," sebutnya.
Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki merupakan keturunan Raja Gowa atau cucu dari Andi Mappanyukki, ia menjadi sponsor utama renovasi masjid tua Babul Firdaus.
Masjid ini dipercantik namun tetap mempertahankan heritaganye, bisa menampung lebih banyak jemaah karena disulap menjadi dua lantai.
Sekarang ini, bangunan masih dalam tahap renovasi konstruksi.
Masjid Tertua di Sinjai ‘Al Mujahidin’ Jadi Bangunan Cagar Budaya
Masjid Al Mujahidin merupakan masjid tertua di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Masjid tersebut bertempat di Desa Lamatti Riaja, Kecamatan Bulupoddo.
Informasi dihimpun Tribun-Timur.com, masjid tersebut berdiri sejak tahun 1613.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.