Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2024

Jauh Sebelum Kedatangan 3 Datuk, Agama Islam Sudah Menyebar di Sulsel ? Berikut Catatan Sejarahnya

Ada 3 ulama sosok penyebar agama Islam di Sulawesi Selatan dan berasal dari Sumatra Barat yakni Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro dan Datuk Patimang.

Editor: Alfian
ist
Datung ri Bandang, Datuk ri Tiro dan Datuk Patimang 3 ulama Minangkabau penyebar islam di Sulsel. 

Kabar tentang Datu Suppa la Makkarawie, yang merupakan raja Suppa, menjadi kabar baik bagi Portugis, dan ia kemudian diberi nama Don Luis. Sementara itu, raja Siang juga dibaptis dan diberi nama Don Juan (Joao).
 
"Namun agama Katholik setelah itu justru semakin kehilangan pengaruhnya. Payva sempat mencatat bahwa misi Katolik yang diembannya mendapat banyak hambatan dari para pedagang Melayu Muslim yang lebih dahulu bermukim di wilayah kerajaan Siang," tulis Agussalim.

Salah satu kasusnya waktu seorang misionaris Portugis mencoba mengkristenisasi raja Gowa I Mangngarangi Daeng Manrabbia.

Ketika diajak pindah agama dari kepercayaan leluhurnya, dia mengatakan,

"Saya belum mau mengganti agama saya yang lebih dahulu ada di negeri ini, tetapi jika saya mau mengganti agama saya, nanti saya akan panggil pendeta (dai Islam) Melayu supaya saya dapat bandingkan."

Setelah itu, dia justru memeluk agama Islam yang digelari Sultan Alauddin, raja ke-14 yang berkuasa sejak 1593, dan menjadikannya sebagai agama resmi kerajaan.

Kendala lainnya penyebaran agama Kekristenan di Sulawesi Selatan juga karena penyebarannya langsung dari Portugis.

Berbeda dengan agama Islam, yang memang dari etnis Melayu yang lebih diterima di kerajaan Gowa.

Etnis asing yang diterima adalah yang serumpun seperti Jawa, Sumatra, dan Malaka yang telah datang di Somba Opu sejak raja Gowa kesembilan Tumpa'risi Kallona berkuasa, di abad ke-15.

Posisi orang Melayu mendapatkan posisi istimewa berdasarkan Lontarak Patturiolonga Gowa semasa pemerintahan Tunipalangga (1546-1565), raja ke-11.

Bersamaan dengan orang Melayu, etnis serumpun seperti Patani, Pahang, Champa, dan Johor juga menetap di Somba Opu pada masa itu. Mereka mendapat kebebasan untuk menjalankan agama Islam di kerajaan.

Meski saat itu raja Gowa sendiri belum ada yang masuk Islam hingga Sultan Alauddin berkuasa.

Penyebaran Islam kemudian berjalan secara formal di Sulawesi Selatan, tulis Agussalim, terutama ketika Sultan Ternate Baabullah mekukan perjanjian dengan Raja Gowa Tunijallo untuk menyerahkan Selayar ke tangan Gowa 1580.

Tunijallo sebagai penguasa ke-12 Gowa memang dikenal dekat dengan penguasa-penguasa Islam di Nusantara, termasuk raja-raja di Jawa, Johor, Malaka, Pahang, Banjar, dan Maluku.

Barulah satu abad kemudian ketika Raja Gowa ditawarkan dua agama, orang Melayu di Somba Opu perihatin dengan kegalauannya.

Komunitas ini memohon pada Sultan Muda Alauddin Riayat Syah mendatangkan ulama ke Sulawesi Selatan, yang memang dikenal mengirimkan ulama keluar Aceh untuk menyebarkan agama.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved