Ramadhan 2024
Sejarah Masuknya Agama Islam di Sulawesi Selatan, Ada Peran Penting Sultan Aceh
Proses Islamisasi di Sulawesi Selatan erat kaitannya dengan kedatangan dan peranan tiga orang ulama asal Minangkabau.
TRIBUN-TIMUR.COM - Inilas sejarah masuknya agama Islam di Sulawesi Selatan, ternyata ada peran penting Sultan Aceh dalam penyebarannya.
Tidak ada catatan pasti mengenai waktu kedatangan Islam di Sulawesi Selatan.
Namun, pada masa pemerintahan raja Gowa ke-10, Tonipalangga, sudah terdapat perkampungan Islam di Makassar.
Perkampungan tersebut dihuni oleh penduduk yang berasal dari Campa, Pattani, Johor, dan Minangkabau.
Selanjutnya, pada masa pemerintahan raja Gowa ke-11, Toni Jallo, sebuah masjid didirikan di Sulawesi Selatan.
Kerajaan Gowa merupakan kerajaan pertama di Sulawesi Selatan, dengan asal muasal dari kedatangan tiga mubaligh dari Koto Tengah, Minangkabau, yaitu Datuk Ribandang, Datuk Ditiro, dan Datuk Patimang, pada abad ke-16.
Kedatangan mereka berhasil mengislamkan I Mallingkang Daeng Manyonri, yang kemudian menjadi raja Kerajaan Tallo dengan nama Sultan Abdullah Awwalul-Islam.
Sultan Abdullah kemudian mengajak raja Gowa ke-14, I Manga'rangi, untuk memeluk agama Islam pada tahun 1605.
I Manga'rangi kemudian mengubah namanya menjadi Sultan Alauddin.
Baca juga: Mengenal Sosok Datuk Pattimang Nama Belakang Bandara Sorowako Setelah Andalan, Ulama Penyebar Islam
Dengan konversi raja Gowa menjadi seorang Muslim, Kerajaan Gowa berubah menjadi kerajaan Islam sejak saat itu.
Sementara itu, mengutip jurnal Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar berjudul 'Islamisasi di Sulawesi Selatan dalam Perspektif Sejarah', agama Islam pertama kali datang dan diperkenalkan di Sulsel pada awal abad ke 17.
Islam diperkenalkan pertama kalinya oleh para mubalig dari Minangkabau, Sumatera Barat yang pada saat itu juga masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh.
Mattulada dalam bukunya yang berjudul 'Sejarah Masyarakat dan Kebudayaan Sulawesi Selatan' menyebutkan bahwa seorang ulama dari Minangkabau Tengah, Sumatera Barat, bernama Abdul Kadir Khatib Tunggal tiba di Pelabuhan Tallo pada tahun 1605 dengan menumpang sebuah kapal perahu.
Setibanya di pantai, ia kemudian melakukan shalat yang mengherankan rakyat setempat. Kedatangannya bermaksud untuk menghadap raja.
Raja Tallo yang menguasai wilayah tersebut pun mendengar berita itu dan kemudian langsung bergegas ke pantai untuk menemui orang yang dianggap berbuat 'tak wajar' tersebut.
Waspadai Dampak Buruk Terlalu Banyak Konsumsi Kue Kering Pasca Lebaran |
![]() |
---|
Jangan Salah! Ini Arti Taqobalallahu Minna Wa Minkum, Doa Sering Didengar saat Idul Fitri |
![]() |
---|
Jadwal Buka Puasa Makassar Hari Ini 9 April Lengkap Doa di Ramadan ke 29 |
![]() |
---|
Yuk Amalkan! Doa Akhir Ramadhan Serta Amalan Bisa Dikerjakan |
![]() |
---|
Mudah Dihafal! Bacaan Takbiran Idul Fitri Panjang dan Pendek, Lengkap Tulisan Latin dan Artinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.