Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadan 2024

Emak-emak Harus Waspada, Pembelian Beras Dibatasi Selama Bulan Ramadan

Saat momen bulan Ramadan seperti sekarang ini masyarakat diminta untuk tidak membeli beras dalam jumlah yang banyak di pasar ritel modern.

Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM
Suasana penjual beras di Pasar Tamammaung, Jl AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Kamis (29/2/2024) siang. 

*Cukup Beli 10 Kilogram untuk Satu Bulan

*Kemendag Mengimbau Jangan Ada 'Panic Buiyng'

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Saat momen bulan Ramadan seperti sekarang ini masyarakat diminta untuk tidak membeli beras dalam jumlah yang banyak di pasar ritel modern.

Ukuran 10 kilogram dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga dengan jumlah empat hingga enam orang selama bulan Ramadan.

"Kebutuhan beras rumah tangga misalnya 4 sampai 6 orang dalam satu rumah, satu keluarga, itu sebenarnya 10 kilogram satu bulan itu sudah sangat cukup," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Roy Mandey, Senin(11/3).

Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir karena pemerintah memiliki stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang siap digelontorkan ke masyarakat.

"Bagi yang sudah belanja untuk kebutuhan satu bulan, ya sudah. Sudah punya 10 kilogram itu sudah cukup untuk satu bulan karena bulan depan pasti tersedia lagi dan pemerintah sudah menjamin itu. Pemerintah memiliki CBP yang selalu siap digelontorkan bagi masyarakat," ujar Roy

"Jadi, belanjalah yang wajar. Belanjalah yang normal. Tidak usah panik. Harga sekarang sudah berangsur turun karena (harga) gabahnya sudah turun. Kita belanja wajar untuk menyambut Ramadan ini," lanjutnya.

Roy Mandey juga mengusulkan agar stok beras di ritel modern bisa tetap terjaga harus dilakukan pendataan stok beras para produsen sehingga pemerintah bisa mengontrol jumlah beras yang dikucurkan.

"Fungsi pengawasan atau memonitor para produsen penggilingan beras swasta sangat penting. Selain untuk (menjaga stabilitas, red) harga, tapi juga untuk stoknya," katanya.

"Jadi, kami memberi usulan, untuk stok dari beras premium komersil swasta itu didata oleh pemerintah. Data itu kan bisa dimintakan langsung dari para produsen swasta ini dalam 1-2 hari ke depan ini," kata Roy lagi.

"Sehingga dapat mengontrol jumlah sisa berapa atau berapa banyak lagi yang bisa dikucurkan," pungkasnya.

Roy mengatakan, saat ini produsen beras premium ini tinggal menjual sisa-sisa stok yang ada karena saat ini panen raya sedang berlangsung.

Roy pun menyimpulkan bahwa ada dua saran yang ia layangkan ke pemerintah usai relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras diberlakukan pemerintah.

Pertama, ia meminta agar pemerintah bisa memastikan produsen beras premium membanderol produk mereka di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) ketika menjualnya ke peritel.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved