Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

VIRAL Pengusaha Untung Rp723 Juta saat Harga Beras Naik, Permainan Bulog Terbongkar

Dalam penggerebekan itu, ditemukan 25 ton beras bulog dan 5 ton beras hasil repacking dari beras berjamur.

Editor: Ansar
TribunBanten
Bos beras berinisial SK (52) terpaksa harus mendekam di penjara karena ulahnya mengoplos beras bulog berjamur menjadi premium dan Bos beras oplosan berinisial SK (52) tak berkutik saat digerbek jajaran Polres Serang, pada Minggu 3 Maret 2024. Oplos beras bulog berjamur menjadi premium dengan dicampur vanili, bos beras di Serang inisial SK raup untung ratusan juta, beraksi sejak 2019. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kenaikan harga beras menjadi pabrik uang para pengusaha nakal.

Mereka nekat menjual beras Bulog oplos.

Pelaku mengoplos beras Bulog jadi premium.

Hal tersebut terungkap di Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Banten.

Pelaku adalah pria berinisi SK (52).

Dia mendapatkan keutungan ratusan juta karena mengoplos beras.

Dalam kasus itu SK dijerat pasal 62 dan pasal 8 Undang-undang perlindungan konsumen dengan ancaman penjara di atas 6 tahun.

SK digerebek polisi di tempat penggilingan padi, yang berlokasi di Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, pada Minggu 3 Maret 2024.

Dalam penggerebekan itu, ditemukan 25 ton beras bulog dan 5 ton beras hasil repacking dari beras berjamur.

Kapolres Serang AKBP Candra Sasongko mengatakan, SK menjalankan praktik pengoplosan sejak tahun 2019.

Berdasarkan hasil hitungan polisi sejak Agustus 2023 sampai Maret 2024, keuntungan pelaku mencapai Rp723 juta.

"Beras itu didistribusikan ke sejumlah wilayah, Tangerang, Serang, Cilegon dan Bogor dengan keuntungan 2,5 ribu sampai 3 ribu per liter," kata Candra, Kamis (27/2/2024).

Dalam kasus itu, polisi menyita sejumlah barang bukti mulai dari 3 truk, 1 pikap, karung, benang hingga timbangan. SK kata Candra, melakukan repeking dari beras bulog ke beras bermerk ramos.

"Dari Desember 2023 sampai sekarang sudah ada 270 ton beras yang didistribusikan oleh pelaku," ujar Candra.

Canda mengaku masih mendalami asal muasal 25 ton beras tersebut dari mana.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved