Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lapar Sulsel: Parpol Tak Mampu Dorong Kemajuan Demokrasi

Putra membandingkan gerakan kelompok masyarakat sipil dilihat lebih kuat dalam menjaga gagasan demokrasi.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Suasana diskusi  "Menelisik Problem Pemilu 2024" di Cafe Lorong, Makassar, Rabu (6/3/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Proses Pemilu mendapat sorotan tajam.

Parpol sebagai motor penggerak demokrasi dinilai tak mampu memenuhi ekspektasi.

Hal ini disampaikan Koordinator Advokasi  Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (Lapar) Sulsel Altriara Pramana Putra Basri dalam diskusi "Menelisik Problem Pemilu 2024" di Cafe Lorong, Makassar, Rabu (6/3/2024).

Putra membandingkan gerakan kelompok masyarakat sipil dilihat lebih kuat dalam menjaga gagasan demokrasi.

Kondisi ini justru berbanding terbalik dengan politisi.

"Kalau kita ingin bicara kemajuan demokrasi tidak lepas dari Parpol. Secara wacana gagasan dan skill demokrasi, masyarakat sipil masih kuat dan dijaga," jelas Putra.

"Tapi di kalangan negara dan parpol mengalami kerapuhan dari wacana, gagasan dan skill," lanjutnya.

Momentum pemilu 2024 pun menampakkan realita ini.

Putra menilai kondisi ini sangat membahayakan.

"Ruang politik hari ini tidak stabil, sangat rawan ketika masyarakat masuk ruang tidak stabil," lanjutnya.

Lebih jauh, kaderisasi hingga pendidikan politik partai turut berpengaruh dalam dinamika pemilu.

Pasalnya, parpol yang didukung dengan sumber daya melimpah namun dinilai justru tidak bisa berbuat banyak.

Putra membandingkan dengan bagaimana lembaga mahasiswa dalam membentuk kader.

"Dengan resources, sumber daya melimpah tapi parpol tidak mampu mendorong kemajuan demokrasi di Indonesia," kata Putra.

"Coba bandingkan dengan lembaga mahasiswa dengan sumber daya terbatas tapi melahirkan Kaderisasi lebih matang, distribusi gagasan ide dan melahirkan gagasan kritis," sambungnya.

Kondisi ini yang disebutnya harus menjadi evaluasi saat ini.

"Proses pemilu jadi indikator melihat demokrasi kita mengalami penurunan," jelasnya.

Diskusi ini juga menghadirkan Akademisi UIN Syahrir Karim, Komisioner Bawaslu Alamsyah, Koordinator JPPR Sulsel Nurlina Goncing dan Ketua AJI Makassar  

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved