Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berita Viral

VIRAL LOKAL: Warga Parepare Dihebohkan Video Viral Muda-mudi Mesum di Pelataran Masjid Terapung

Dalam video berdurasi 1 menit 10 detik yang beredar tersebut, si lelaki-laki mengenakan baju berwarna hitam. 

|
Penulis: Darullah | Editor: Alfian
ist
Tangkapan layar video mesum sepasang muda-mudi yang lokasinya diduga di pelataran Masjid Terapung BJ Habibie di Jl Mattirotasi, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE - Beredar Video Viral tak senonoh sepasang pemuda dan pemudi di Kota Parepare, Sulsel viral di media sosial (medsos).

Dalam video yang beredar tersebut, terlihat sepasang muda-mudi yang sementara asyik bercumbu yang diduga lokasinya di pelataran Masjid Terapung BJ Habibie di Jl Mattirotasi, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare.

Aksi tak senonoh tersebut terekam kamera ponsel warga yang sementara melintasi di Jl Mattirotasi.

Seperti yang diekspos di akun Instagram @parepareinfo  video tersebut dilike 3.324 kali, dan 833 komentar.

Dalam video berdurasi 1 menit 10 detik yang beredar tersebut, si lelaki-laki mengenakan baju berwarna hitam. 

Sedangkan si perempuannya menggunakan baju dengan motif bunga-bunga.

Saat dikonfirmasi, Kasi Penyidik dan Penyelidikan Satpol PP Parepare, Ariyadi akui telah menelusuri identitas pasangan muda-mudi yang ada dalam video viral tersebut.

"Saat ini kami sementara melakukan penyelidikan. Jadi sementara kita selidiki kebenaran dan identitas pelaku," ujarnya, Minggu (3/3/2024).

Pihaknya mengungkapkan bahwa aksi yang dilakukan dua sejoli ini diduga melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Ketertiban Umum.

"Ancaman hukuman maksimal 6 bulan penjara, tentunya dengan denda Rp 25 juta," ungkap Ariyadi.(*)

Kabar Viral Lainnya

Kabar viral seorang Caleg DPR RI atas nama Devara Putri Prananda (24) diduga jadi otak pembunuhan saingannya.

Lantas siapa Devira Putri Prananda ? berikut profil dan sepak terjangnya atas keterlibatan pada kasus pembunuhan.

Caleg DPR RI perempuan bernama Devara Putri Prananda, yang dikenal sebagai DV (24 tahun), terlibat dalam kasus pembunuhan pesaingnya, Indriyana Dewi Eka Saputri (25 tahun), dalam sebuah drama cinta segitiga yang tragis.

Devara Putri Prananda menjadi otak di balik pembunuhan terhadap korban.

Kejadian ini bermula ketika mayat seorang perempuan ditemukan terbungkus selimut di pinggir tebing Jalan Raya Banjar-Cimaragas, Ciamis, Kota Banjar, Jawa Barat pada Minggu, 25 Februari 2024.

Korban tersebut diidentifikasi sebagai Indriyana Dewi Eka Saputri (24 tahun), yang merupakan warga Cipinang Pulo, Jakarta Timur.

Setelah penyelidikan polisi, terungkap bahwa korban tewas dibunuh oleh Muhammad Reza Swastika, yang dikenal sebagai RZ.

Ternyata, RZ membunuh korban atas perintah dari sepasang kekasih yang bernama Didot Alfiansyah alias DT dan Devara Putri Pananda alias DV.

Menurut Kombes Pol Surawan, Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, pembunuhan ini dipicu oleh adanya hubungan cinta segitiga antara Didot Alfiansyah, Devara Putri Pananda, dan korban, Indriyana.

Devara telah menjalin hubungan asmara dengan Didot selama lima tahun lamanya.

Namun, Didot juga menjalin hubungan dengan Indriyana selama tujuh bulan.

Setelah mengetahui hal ini, Devara menegaskan penolakannya terhadap perselingkuhan tersebut.

Dia kemudian memberikan ultimatum kepada Didot, dimana Didot harus memilih antara dirinya atau Indriyana, dengan ancaman bahwa jika Didot memilihnya, maka Devara meminta agar nyawa Indriyana diakhiri.

Akibat rasa cemburu yang melanda Devara, Didot memilihnya, yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya pembunuhan tersebut.

"Pembunuhan ini atas permintaan dari DV, yang cemburu gak mau diduakan oleh DT dengan korban," ujar Surawan.

"Ini kan karena pacaran aja, si DT punya pacar dua, DV sama korban, namanya cemburu, dia gak mau diduakan," tambahnya.

Rp 50 Juta untuk Habisi Pesaing

Didot Alfiansyah kemudian meminta bantuan dari temannya, Muhammad Reza Swastika, untuk membantu mengakhiri nyawa wanita berusia 25 tahun tersebut.

Didot dan Devara Putri Prananda kemudian meminta bantuan Reza untuk melakukan pembunuhan terhadap korban, dengan janji akan memberinya uang sejumlah Rp 50 juta.

Meskipun awalnya Reza menolak permintaan tersebut, namun karena terdesak oleh utang, ia akhirnya menyetujui untuk menuruti permintaan dari sepasang kekasih tersebut.

Dari jumlah uang Rp 50 juta yang dijanjikan, ia telah menerima sejumlah Rp 23 juta dari pelaku lainnya.

"Tapi memang karena kepepet utang, akhirnya dia mau, waktu pertama dijanjikan sekitar Rp 50 juta, akhirnya terealisasi baru Rp 23 juta," katanya.

Kronologi: Mayat Dipakaikan Masker saat Naik Mobil

Kombes Pol Surawan menyebut para pelaku telah merencanakan untuk membunuh korban.

Selain adanya pembayaran tersebut, para pelaku juga merencanakan cara untuk untuk menghabisi nyawa korban pada pada Selasa 20 Februari 2024.

Dalam melancarkan aksinya, Didot Alfiansyah dan Reza pura-pura mengajak korban pergi jalan-jalan dari Jakarta ke Sentul, Bogor, menggunakan mobil Avanza yang disewa.

Sesampainya di kawasan Bukit Pelangi Sentul, Reza menjerat leher korban dengan ikat pinggang selama 15 menit sampai korban tewas.

"Di tengah jalan, DA dan DT pura-pura buang air kecil. Nah, kebetulan korban ini duduk di kursi depan, kemudian RZ sebagai eksekutor duduk di jok kiri belakang dan menjerat korban dari belakang dengan menggunakan ikat pinggang," kata dia.

Setelah melakukan aksi keji itu, Didot Alfiansyah dan Reza berangkat ke Jakarta menjemput Devara Putri Prananda sambil membawa jasad korban dengan ditempatkan di jok belakang.

Untuk mengelabui orang lain, mulut korban ditutup masker seolah-olah terlihat tidur ketika berada di dalam mobil dan jasad Indriana berada dalam mobil selama tiga hari, sebelum dikeluarkan oleh Didot dan Devara pada Jumat, 23 Februari 2024.

Besoknya, Rabu (21/2/2024) siang, para pelaku berencana membawa mayat korban ke Pangandaran, melalui tol Cipali-Cirebon.

Saat tiba di Kuningan, mobil yang ditumpangi para pelaku dan korban mengalami kerusakan. Dan akhirnya mobil sewaan itu ditowing atau diangkut ke bengkel.

"Kemudian dinaikkan ke atas towing dan diturunkan di penginapan Cisaga Indah pada 22 Februari 2024, sekitar pukul 06.00 WIB," katanya.

Pada Kamis (23/2/2024) siang, DT kembali menghubungi towing untuk mengantar mobil mereka ke bengkel yang ada di dekat tugu gajah, Kota Banjar.

"Pas ditowing itu, mereka semua duduk di mobil. Sampai ke Banjar, karena spare part nya harus menunggu, mereka membuang jenazahnya ke jurang (dekat bengkel)," ucapnya.

Setelah mobilnya selesai diperbaiki, para pelaku langsung kembali ke Jakarta.

Hingga akhirnya mayat korban ditemukan pada Minggu (25/2/2024) oleh pengendara motor yang melintas.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved