Teropong
Pengkhianat
Waktu dan tuntutan keadaan membuat gelar ini dapat disandang oleh satu orang atau kelompok. Pahlawan kini, besok jadi pengkhianat.
Abdul Gafar
Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar
Penerima gelar ‘kehormatan’ ini ada di mana-mana. Gelar itu adalah sebutan bagi seorang Pengkhianat.
Status yang disandang ini dapat berganti sesuai waktu yang pernah ada. Kalau dahulu ia digelar sebagai pahlawan, hari ini dapat berubah menjadi pengkhianat.
Waktu dan tuntutan keadaan membuat gelar ini dapat disandang oleh satu orang atau kelompok. Pahlawan kini, besok jadi pengkhianat.
Atau sebaliknya kemarin masih menjadi pengkhianat, berubah drastis menjadi pahlawan.
Hal ini biasa terjadi dalam sejarah perjalanan bangsa kita. Menapaki catatan sejarah kehidupan seseorang dapat kita lihat dalam periode yang sudah lewat.
Sikap konsisten atau tidak terekam dan terbaca oleh kita. Hal yang paling mudah kita saksikan adalah dinamika kehidupan perpolitikan di tanah air.
Ada orang yang ‘senang dan mudah’ berpindah partai. Salah satu alasan mereka adalah karena tidak sesuai lagi dengan sikap dan pandangan dirinya dengan partai sebelumnya.
Alasan lain karena partai tidak dapat mengakomodasi keinginannya. Maka jalan terbaik adalah pindah partai.
Mereka yang mudah berpindah partai ini digelari juga sebagai ‘kutu loncat’.
Manusia seperti ini sebenarnya tidak dapat dijadikan sebagai contoh teladan yang baik.
Orang seperti ini juga dikenal sebagai oportumis, eh maksudnya oportunis. Pandai mencari dan melihat peluang yang menguntungkan dirinya.
Sudah banyak contoh yang tercatat dalam lembaran sejarah perpolitikan kita. Kinerja wakil rakyat yang terpilih terkadang tidak dapat membela rakyat.
Pembuataan undang-undang terkadang ada yang cepat ada juga yang lambat bahkan hingga tertunda-tunda dalam waktu yang lama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.