Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementan Pastikan Produksi Padi Terus Naik Melalui Program Pompanisasi Air

Sebagai antisipasi terhadap dampak El Nino saat ini, beberapa langkah perlu dilakukan. Salah satunya pompanisasi air.

DOK KEMENTAN
Sebagai antisipasi terhadap dampak El Nino saat ini, beberapa langkah perlu dilakukan Kementan. Salah satunya pompanisasi sungai-sungai terbesar di Pulau Jawa. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengadakan rapat bersama dengan Rektor Universitas Pertahanan (UNHAN) Jonni Mahroza, Sestama BNPB Rustian, dan Dirjen SDA PUPR Bob Arthur Lombogia untuk membahas program pompanisasi pertanian.

Mentan Amran menyampaikan bahwa sebagai antisipasi terhadap dampak El Nino saat ini, beberapa langkah perlu dilakukan. Pertama, akan dilakukan pompanisasi sungai terbesar di Pulau Jawa.

Akibat El Nino, yang menyebabkan kekeringan parah dan penurunan luas tanam, Kementan mendorong program pompanisasi sungai untuk mencakup 1 juta hektar, dengan 500 ribu hektar di Pulau Jawa dan 500 ribu hektar di luar Pulau Jawa.

Saat ini, pompanisasi telah dilakukan di Sungai Bengawan Solo dan Cimanuk.

Untuk mencapai target tersebut, Kementan berkolaborasi dengan TNI, PUPR, BNPB, dan UNHAN untuk mempersiapkan bendungan dan struktur irigasi pertanian.

Selain itu, Kabar baik datang dari Kementerian PUPR yang menegaskan bahwa bendungan yang sedang dibangun akan mengairi 200 ribu hektar lahan dengan Indeks Pertanaman (IP) 120 yang dapat ditingkatkan menjadi 240.

Ketiga, optimalisasi lahan Mentan Amran menyebutkan adanya teknologi baru sumur dalam atau sumur dangkal untuk dipompa yang telah diuji di Gunung Kidul dan berhasil mengairi seribu hektar lahan dengan biaya 14 miliar.

Rektor UNHAN Jonni Mahroza menyatakan kesiapan Universitas Pertahanan untuk mendukung program Kementan dalam pompanisasi dan pipanisasi untuk menyediakan air bagi pertanian.

Program pompanisasi yang telah dilakukan di Gunung Kidul hampir selesai dan akan terus dikembangkan.

"Pompanisasi yang sudah dilakukan hingga saat ini di Gunung Kidul untuk seribu hektare dan akan kita akan lanjutkan untuk sepuluh ribu hektar. Selanjutnya kita akan bantu untuk pipanissi dan pompanisasi target Pak Menteri sebesar 500 ribu hektare lahan di Pulau Jawa dan 500 ribu hektare lahan di luar Pulau Jawa. Kami siap membantu," janji Jonni.

Dukungan terhadap pompanisasi sejalan dengan program dari PUPR. Dirjen SDA Bob Artur mengatakan bahwa pembuatan bendungan adalah salah satu kunci dari pertanian Indonesia.

"Menanam butuh air dan air tersedia di bendungan Kami ada program membangun 61 bendungan, yang sudah selesai kurang lebih 42 bendungan dan sudah bisa menjalankan fungsinya," ucap Bob.

"Yang perlu kita kejar saat ini irigasi eksisting yang sudah ada. Kalau kita kasih dengan air bendungan terjaga ketersediaan air maka Indeks Pertanamannya akan meningkat," katanya lagi.

Salah satu contoh keberhasilan bendungan dan program pompanisasi terjadi di Lolak, Sulawesi Utara. Setelah adanya irigasi yang memadai, Indek Pertanaman di Lolak meningkat dari IP 120 ke 1P 240.

Mentan Amran meyakini bahwa pompanisasi adalah langkah yang tepat untuk menstabilkan pasokan air di tengah ancaman cuaca ekstrim.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved