Pemilu 2024
Pembina Perludem: Pemilu 2024 Lebih Vulgar
Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai pemilu 2024 terlihat lebih vulgar dari Pemilu sebelumnya.
Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai pemilu 2024 terlihat lebih vulgar dari Pemilu sebelumnya.
Pasalnya, ada beberapa permasalahan sehingga pemilu kali ini tidak lebih baik daripada pemilu 2019 kemarin.
Saat ini, kata Titi, masyarakat juga patut prihatin dengan capaian Pemilu 2024 memberikan kualitas kurang baik.
Pemilu 2024 ini, dikatakan Titi, tidak sesuai dengan ekspektasi atau proyeksinya demokrasi seharusnya.
Titi menduga, pemilu 2024 didesain dengan sengaja sehingga tidak berkualitas.
"Jadi pemilu 2024 ini direncanakan untuk tidak berkualitas, dan tidak memiliki kualitas lebih baik dari pemilu 2019," katanya dalam diskusi akhir tahun menakar kualitas pemilu 2024, Jumat (23/2/2024)..
Bahkan kata Titi, pemilu 2024 juga tidak didesain untuk mengatasi masalah-masalah pada pemilu sebelumnya.
Hal itu, kata Titi, seperti tidak direvisinya Undang-undang pemilu.
Padahal, dalam UU Pemilu banyak rekomendasi perbaikan dan harus dilakukan.
Karena tidak adanya revisi itu sehingga mengakibatkan adanya karut marut teknis yang berulang.
"Contohnya masa kampanye yang diperpendek menjadi 75 hari," ungkapnya.
"Juga disaat yang sama parpol bertambah dan parpol itu tidak terlepas dari kontroversi, verifikasi parpol yang sarat dengan aroma manipulasi," tambah dia.
Tidak hanya itu, kata Titi, waktu pendistribusian logistik pemilu 2024 juga jauh lebih daripada pemilu sebelumnya.
Di mana, pada pemilu 2019 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki waktu kurang lebih enam bulan lamanya untuk menyediakan dan mendistribusikan logistik pemilu.
"KPU sekarang kurang dari tiga bulan dengan peserta pemilu dan caleg lebih banyak," ujarnya.
Olehnya, lanjut Titi, dengan tidak direvisinya UU pemilu itu dianggap sebagai perencanaan sehingga membuat kualitas pemilu tidak baik.
"Di mana itu didesain secara sengaja untuk membuat pemilu kita kualitasnya tidak lebih baik dari pemilu sebelumnya," jelasnya. (*)
Ingat Yusran Tajuddin Ketua KPU Bone Terseret Kasus Markup Suara Caleg Sulsel? Segera Disidang DKPP |
![]() |
---|
Daftar 9 Caleg Terpilih Mundur Jadi Anggota DPRD Sulsel Demi Maju Pilkada, Siapa Calon Penggantinya? |
![]() |
---|
Ketua Bawaslu Mardiana Rusli: Tidak Ada Larangan Penyelenggara Pemilu Bicara ke Media |
![]() |
---|
Sosok Legislator PKS Nur Huda Waskitha Naik Motor Butut saat Pelantikan tapi Ternyata Jutawan |
![]() |
---|
8 Caleg Terpilih DPRD Sinjai Terancam Tak Dilantik, Dominasi Jagoan Nasdem-Golkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.