Opini
Ilmu, Sains, dan Filsafat
Bahkan ada yang lebih ekstrem, menganggap filsafat sebagai barang haram, dan harus ditalak tiga.
Maka ia dapat melihat bahwa bibit durian jika ditanam di tanah subur akan besar dan banyak buahnya sementara bibit yang ditanam di tanah yang kering dan tandus buahnya kecil dan sedikit.
Dari fakta-fakta tersebut muncul logika yang bisa menjelaskan fenomena tersebut secara logis, karena logis itulah sehingga disebut sains.
Dalam bentuknya yang baku sains memiliki paradigma dan metode tertentu, dikenal dengan scientific paradigm, metodenya disebut scientific method.
Yang dimaksud dengan paradigma sains adalah cara pandang sains dan yang dimaksud dengan metode sains adalah metode yang mengandalkan logika dan bukti empiris.
Metode sains mengatakan, ‘bila benar, buktikan bahwa logis serta tunjukkan bukti empirisnya’ (Ahmad Tafsir, 2013: 9).
Terdapat lagi lanjutan pengetahuan sains, yaitu pengetahuan jenis kedua yang akan kita sebut sebagai filsafat.
Mari kita mulai dengan kembali pada cerita ‘pohon durian’.
Biji atau bibit durian jika ditanam, lalu tumbuh juga akan berbuah durian, ini adalah pengetahuan sains.
Lalu muncul pertanyaan, Mengapa kalau durian ditanam akan berbuah durian, kenapa tidak berbuah kelapa?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu tidak mudah sebab sulit dibuktikan secara langsung.
Namun, dengan cara berpikir dan berpikir, yang dipikir memang durian tapi bukan lagi durian yang empiris di depan mata, tetapi yang ada dalam pikiran adalah durian yang abstrak.
Dan kita dapat menemukan jawaban bahwa durian jika ditanam akan berbuah durian sebab di sana ada hukum yang mengatur bahwa durian akan berbuah durian, dan para ahli sains menyebutnya, gen.
Hukum itu tidak dapat dilihat, tidak empiris, namun akal yakin bahwa hukum itu ada.
Nah, pengetahuan ini yang disebut sebagai filsafat, kebenarannya hanya dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Walaupun sains dan filsafat sering sekali kerjar-mengejar, sebab kemarin ‘teori gen durian’ masih disebut filsafat sebab belum bisa dibuktikan secara faktual, masih tersimpan dalam pikiran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.